PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), perusahaan pertambangan batu bara menawarkan saham baru sebanyak 100 miliar saham, dengan harga Rp 100 per lembar. Penawaran saham baru ini dalam rangka meraih pendanaan sebesar-besarnya Rp 10 triliun.
Menurut rencana, dana yang diperoleh akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi batubara.
"Kami ingin membangun sejumlah infrastruktur pertambangan baru, mengembangkan akses jalan dari kawasan penambangan hingga mencapai pelabuhan terdekat yang dapat disandari tongkang pengangkut batu bara," kata Presiden Direktur TRAM Soebianto Hidayat, di Jakarta, Senin (8/7/2019).
Saat ini, TRAM mengupayakan persiapan anggaran untuk mendukung kelanjutan kerja sama dengan PT Alam Tri Abadi, anak usaha Adaro Group. Kerja sama kedua perusahaan tersebut meliputi pengembangan logistik, pelabuhan, dan jalan di kawasan pertambangan Kalimantan.
Upaya itu dilakukan untuk mengejar target produksi batu bara sebanyak 5 juta ton pada tahun ini atau hampir dua kali lipat dibandingkan dengan realisasi produksi batu bara pada 2018 yang sebanyak 2,6 juta ton.
Penerbitan saham baru ini merupakan Penawaran Umum Terbatas Kedua (PUT II) dan telah mendapatkan dukungan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah digelar di Jakarta, pekan lalu. Mekanisme pelaksanaan PUT II ini akan menggunakan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
"Kami belum dapat menyampaikan target besaran dana yang bakal diperoleh perseroan dalam pelaksanaan rights issue tersebut nantinya. Pasalnya, pihak manajemen perseroan hingga kini masih melakukan uji kelayakan," kata Soebianto.
Sekretaris Perusahaan yang juga Direktur TRAM, Asnita Kasmy, menjelaskan, per Juni 2019, volume produksi batu bara TRAM sebanyak 2,1 juta ton. Sebagian besar berasal dari kawasan penambangan batu bara PT Gunung Bara Utama, anak usaha TRAM. "Oleh karena itu, manajemen telah mengalokasikan dana belanja modal bagi anak usaha tersebut antara 10 juta dollar AS-15 juta dollar AS pada tahun ini," kata Asnita.