Target penyelesaian pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu dipercepat menjadi pada akhir 2020. Namun, upaya ini terkendala pembebasan lahan di beberapa titik.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Target penyelesaian pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu dipercepat menjadi pada akhir 2020. Namun, upaya ini terkendala pembebasan lahan di beberapa titik.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa di Gedung Sate, Bandung, Selasa (9/7/2019), menyatakan, target penyelesaian pembangunan Jalan Tol Cisumdawu dari 2021 bisa dipercepat menjadi pada akhir 2020 dengan catatan semua permasalahan lahan bisa diselesaikan.
Namun, dari 51 titik lahan yang mesti dibebaskan, masih ada 34 titik yang belum diselesaikan. Titik-titik tersebut berada di Seksi 2 yang mencakup Kecamatan Rancakalong hingga Kecamatan Sumedang di Kabupaten Sumedang.
Jika pembebasan lahan bisa dilakukan seluruhnya, target selesai pada akhir 2020 bisa terpenuhi.
Selain itu, pembangunan di Seksi 1 juga terkendala pembebasan lahan di Kecamatan Cileunyi yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung. Iwa menargetkan pembebasan lahan ini bisa diselesaikan secepatnya sehingga ruas jalan di Seksi 1 dan 2 bisa selesai pada tahun ini.
”Kami bisa majukan setahun dari target awal dengan memaksimalkan upaya pembebasan lahan karena persoalan ini yang membutuhkan waktu. Kalau untuk infrastruktur, tidak masalah. Jika pembebasan lahan bisa dilakukan seluruhnya, target selesai pada akhir 2020 bisa terpenuhi,” tuturnya.
Dalam pengerjaannya, tol sepanjang kurang lebih 60 kilometer ini dibagi enam seksi. Pembangunan Seksi 1 dan Seksi 2 digarap oleh pemerintah, sedangkan Seksi 3, 4, 5, dan 6 dikerjakan oleh PT Cipta Karya Jabar Tol (PT CKJT). Pembagian ini, kata Iwa, diharapkan bisa mempercepat pembangunan yang dilaksanakan secara paralel itu.
”Namun, kalau pembebasan lahan di Seksi 1 dan 2 belum rampung, jalan menjadi tidak tersambung sehingga pengerjaan seksi selanjutnya terganggu. Jika bisa dibebaskan, harapan untuk merampungkan Seksi 1, 2, dan 3 pada 2019 bisa terpenuhi,” ujarnya. Tiga seksi ini terbentang sepanjang 33 kilometer dan melewati Cileunyi-Sumedang.
Direktur Teknik PT CKJT Bagus Medi Suarso sebagai pemimpin proyek mengatakan, permasalahan lahan juga ditemui di Seksi 5 dan 6, yaitu berkaitan dengan lahan milik Perhutani seluas kurang lebih 180 hektar. Wilayah ini mencakup Seksi 5 sebesar 18 persen dan Seksi 6 mencakup 58 persen.
”Untuk Seksi 3 sudah rampung 99 persen. Namun, untuk target lainnya, menunggu pihak pemerintah karena lahan itu domain mereka. Kami berharap percepatan konsinyasi bisa dilakukan agar tiga seksi di awal bisa rampung sesuai target,” ujarnya.
Akses Kertajati
Iwa mengatakan, percepatan ini dilakukan agar akses dari Bandung ke Bandara Kertajati di Majalengka bisa semakin mudah. Jika Jalan Tol Cisumdawu rampung, perjalanan dari Bandung ke Kertajati dan Cirebon bisa ditempuh sekitar 45 menit.
Saat ini, warga dari Bandung menuju Kertajati harus memutar ke Jalan Tol Cipali sehingga waktu tempuh ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati lebih kurang 2,5 jam. Sementara jika menggunakan jalan nontol dari Subang ataupun Sumedang, waktu tempuh dari Bandung mencapai lebih dari 3 jam.
Kami meminta Jalan Tol Cisumdawu bisa ’loncat’ langsung ke Kertajati, jadi masyarakat tidak perlu membayar tol berkali-kali.
Bagus menambahkan, pihaknya sedang merancang akses tembus dari Cisumdawu langsung menuju BIJB tanpa keluar Jalan Tol Cipali. Sebelumnya, Jalan Tol Cisumdawu direncanakan tembus ke Jalan Tol Cipali di Kilometer 152.
”Kami meminta Jalan Tol Cisumdawu bisa ’loncat’ langsung ke Kertajati, jadi masyarakat tidak perlu membayar tol berkali-kali. Menurut rencana, akses ini melintasi kawasan Aerocity dan berujung di bandara. Saat ini masih dalam proses desain dan menunggu persetujuan,” tuturnya.