Produksi ikan hasil budidaya selama semester I-2019 sebanyak 2,86 juta ton atau tumbuh 6 persen dibandingkan dengan periode I-2018 yang sebanyak 2,7 juta ton. Tahun ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan produksi ikan konsumsi sebanyak 10,36 juta ton.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto di Jakarta, Senin (8/7/2019), mengungkapkan, masih ada hambatan dalam mendorong produksi perikanan budidaya. Pemerintah berupaya menggenjot produksi dengan meminimalkan penyakit ikan dan udang, serta meningkatkan produksi komoditas andalan, antara lain udang, patin, nila, lele, dan kakap putih.
Slamet menambahkan, pihaknya juga memberi bantuan sarana dan prasarana produksi, antara lain mesin dan bahan baku pakan mandiri, bantuan induk dan benih unggulan, serta program bioflok dan minapadi. Saat ini, peningkatan pakan dan benih unggulan terganjal harga yang mahal dan distribusi yang tidak merata.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengemukakan, budidaya ikan masih sulit berkembang karena harga pakan yang mahal. Biaya pakan mendominasi hampir seluruh ongkos produksi.
“Pakan dihasilkan oleh korporasi-korporasi besar,” katanya.
Pakan
Slamet menambahkan, biaya pakan yang tinggi tersebut akibat bahan baku utama pakan yang diproduksi perusahaan berasal dari produk impor. Upaya menekan harga pakan dilakukan pada pembudidaya skala kecil, dengan cara menggunakan pakan mandiri.
Saat ini, sedang dirintis percontohan pakan mandiri berbahan baku tepung biji karet di Kampar (Riau), bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan.
Target bantuan pakan mandiri tahun ini sebanyak 1.250 ton, yang 30-50 persen di antaranya berupa bantuan pakan jadi. Pakan mandiri disalurkan kepada kelompok pembudidaya yang kurang mampu untuk menekan biaya produksi.
Selain itu, pemerintah akan membangun sistem logistik pakan mandiri, yang meliputi basis data dan sumber bahan baku serta gudang penyangga bahan baku lokal sesuai kebutuhan kelompok pakan mandiri.
“Gerakan pakan mandiri akan didorong levelnya, baik kuantitas maupun kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan pakan pada pembudidaya skala kecil,” katanya.
Tahun ini, kebutuhan pakan ikan nasional diperkirakan mencapai 10,8 juta ton untuk memproduksi 8,35 juta ton ikan. Produksi ikan itu terdiri dari 6,44 juta ton ikan air tawar, 662.000 ton ikan air laut, dan 1,24 juta ton udang.
Sementara itu, untuk menekan biaya induk dan benih unggulan, KKP akan membangun instalasi benih yang lokasinya dekat dengan sentra produksi. Hal ini untuk memudahkan distribusi logistik serta distribusi benih dan induk.
Efektif
Secara terpisah, Ketua Himpunan Pembudidaya Ikan Laut Indonesia (Hibilindo) Effendy menilai, upaya membangkitkan pembudidaya mandiri akan lebih efektif dengan cara mempermudah regulasi, serta mempermudah menyaluran kredit modal kerja.
Sementara, program bantuan bibit dikhawatirkan dapat menghancurkan pembudidaya mandiri. Pemenuhan kebutuhan induk unggul sebaiknya tidak diberikan secara gratis kepada pembudidaya.
“Pembudidaya dapat mengakses bibit dengan harga yang murah, sehingga tetap ada rasa memiliki,” katanya. (LKT)