Pemerintah menyatakan, sistem Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 terbaik sepanjang sejarah Indonesia. Selain menutup potensi kecurangan, sistem seleksi yang menggunakan Ujian Tulis Berbasis Kompetensi (UTBK) membuat pendaftar menjadi rasional dalam memilih tempat kuliah.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Pemerintah menyatakan, sistem Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 terbaik sepanjang sejarah Indonesia. Selain menutup potensi kecurangan, sistem seleksi yang menggunakan Ujian Tulis Berbasis Kompetensi (UTBK) membuat pendaftar menjadi rasional dalam memilih tempat kuliah.
Dalam konferensi pers pengumuman hasil SBMPTN 2019, di Jakarta, Selasa (9/7/2019), Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menyatakan bahwa UTBK membuat pendaftar rasional. Jika nilai UTBK pendaftar pas-pasan, mereka tidak akan mengambil risiko dengan mendaftar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik.
Hal ini tercermin dari data Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tentang SBMPTN 2019. Perguruan tinggi paling diminati pelamar adalah Univesitas Brawijaya, yang berada di peringkat 12 nasional versi Kemenristekdikti 2018. Sementara perguruan tinggi terbaik, Institut Teknologi Bandung, hanya diminati 11.910 pelamar.
“Ini merupakan sistem seleksi yang lebih terbuka dan pelamar bisa mengukur kemampuan diri,” katanya.
UTBK mulai diberlakukan tahun ini. Sebelumnya, SBMPTN dilakukan serentak pada hari yang sama. Dengan sistem sekarang, sebelum mendaftar SBMPTN, pendaftar terlebih dahulu mengikuti ujian UTBK. Nilai ujian inilah yang menjadi dasar pendaftar untuk memilih prodi. Mereka mempunyai waktu dua minggu untuk berpikir sebelum memilih prodi. (Kompas, 10/6/2019).
Rektor ITB yang juga Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Indonesia (MRPTNI) Kadarsah Suryadi, menyambut baik UTBK. Dengan sistem ini, calon mahasiswa bisa mengetahui nilainya sebelum mendaftar. Dengan demikian, mereka bisa memilih prodi yang mampu dicapai oleh nilai UTBK-nya.
Hadirnya UTBK ini juga bertujuan agar pendaftar tidak salah jurusan. Minat dan bakat pendaftar akan tergambar dari hasil tes UTBK. Untuk mendukung hal ini, ITB, kata Suryadi, akan terus menyesuaikan strategi pembelajaran agar selaras dengan perkembangan dunia.
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Ismunandar menambahkan, pelamar kian dimudahkan dengan adanya aplikasi “PDDikti Mobile”. Aplikasi itu memberi informasi detail tentang daya tampung PTN berserta prodi-prodi yang terakdreditasi.
Berdasarkan data Kemenristekdikti, peserta UTBK 2019 berjumlah 877.853. Dari jumlah itu, yang mendaftar SBMPTN sebanyak 714.652. Sementara mereka yang lulus seleksi SBMPTN 2019 berjumlah 168.742, tersebar di 85 PTN.