Badil dan Cerita Warkop DKI di Halaman Satu Harian ”Kompas”
Ada banyak momentum berkesan yang dikenang Indro, anggota grup lawak Warkop DKI, mengenai Rudy David Badil. Salah satunya adalah ketika nama ”Warta Warkop” menjadi headline harian Kompas selama 10 hari berturut-turut saat digelarnya SEA Games 1997 di Jakarta.
Oleh
Ayu Pratiwi
·2 menit baca
Ada banyak momentum berkesan yang dikenang Indro, anggota grup lawak Warkop DKI, mengenai Rudy David Badil. Salah satunya adalah ketika nama ”Warta Warkop” menjadi headline harian Kompas selama 10 hari berturut-turut saat digelarnya SEA Games 1997 di Jakarta.
Badil adalah salah satu pendiri Warkop DKI bersama almarhum Wahjoe Sardono (Dono), Kasino Hadiwibowo (Kasino), Indrodjojo Kusumonegoro (Indro), dan Nanu Mulyono. ”Buat saya, itu momen paling gila. Enggak ada pelawak yang diberikan kesempatan tampil di lembar pertama harian Kompas selama 10 hari berturut-turut,” ujar Indro ketika ditemui di Rumah Duka Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Indro baru saja melayat Badil yang tutup usia pada Kamis pukul 07.13 karena sakit di Rumah Sakit Hermina, Depok. Jenazah Badil menurut rencana dimakamkan pada Sabtu (13/7/2019).
Selama SEA Games 1997, Warkop DKI memarodikan peristiwa pesta olahraga se-Asia Tenggara itu, yang disiarkan di stasiun televisi Indosiar serta masuk dalam liputan harian Kompas.
”Itu momen paling berkesan bagi saya. Kami parodikan semua SEA Games ke dalam cerita kami. Kami pelesetin, kami lucuin, dan hubungi para politisi juga. Tentunya tanpa menyinggung. Tanggapannya gila-gilaan. Sampai Jakob Oetama (Pendiri serta Pemimpin Umum Harian Kompas) pestain kami,” tutur Indro.
Baginya, Badil merupakan sosok kreatif yang memiliki ciri khas. Karyanya dapat dikenal dengan mudah. Selain banyak terlibat dalam mengatur dan menciptakan Warkop DKI, Badil adalah wartawan yang populer karena gaya menulisnya yang unik. Selain senang menulis, Badil juga cinta terhadap alam sehingga suka jalan-jalan dan memiliki banyak wawasan.
”Bagi saya, beliau bukan hanya wartawan, tetapi juga penulis yang menyenangkan banget. Tanpa diberi tahu, saya bisa tahu tulisan ini ditulis Badil,” ujar Indro.
Badil yang lahir pada 1945 mulai kerja di harian Kompas pada 1980 hingga pensiun pada 2005. Badil juga pernah dikaryakan menjadi redaktur pelaksana di majalah Intisari. Keahliannya dalam etno-fotografi menjadikan Badil pernah dipercaya sebagai Koordinator Tim Produksi Film Dokumenter Harian Kompas. Terakhir, ia bertugas di Desk Metropolitan.
Ia menikah dengan Xenia Moeis yang juga pernah berprofesi sebagai wartawan di majalah Intisari. Keduanya dianugerahi seorang anak bernama Banu Adikara yang kini menjabat sebagai editor di Jawapos.com.
”Badil adalah orang yang baik kepada siapa pun. Semoga Tuhan memberikan surga-Nya dan mengampuni semua dosa-dosanya,” ujar Indro.