Para Pencari Suaka Dipindahkan dari Trotoar Jakarta
Ratusan pencari suaka dipindahkan ke tempat penampungan sementara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kamis (11/7/2019). Pemindahan ini disebutkan atas dasar alasan kemanusiaan.
Oleh
Irene Sarwindaningrum
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ratusan pencari suaka dipindahkan ke tempat penampungan sementara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kamis (11/7/2019). Pemindahan ini disebutkan atas dasar alasan kemanusiaan.
Selama sepekan terakhir, para pencari suaka ini tinggal di trotoar sekitar kantor UNHCR di Menara Ravindo, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Hari Kamis, jumlah pencari suaka yang tinggal di trotoar bertambah banyak dibandingkan dengan hari sebelumnya. Dari sekitar 250 orang pada awal pekan, kemarin menjadi sekitar 400 orang. Mereka mendirikan tenda dan menggelar alas tidur bersama anak-anaknya yang banyak di antaranya masih anak balita.
Para pencari suaka itu datang dari beberapa negara yang tengah dilanda perang atau konflik kekerasan, seperti Afghanistan, Suriah, dan sejumlah negara di Benua Afrika. Mereka mengaku terancam nyawanya jika tetap tinggal di negaranya.
Ali Ahmad (24) bersama istrinya, Masuma Jemili (27), dan anaknya, Zara (1,5), merupakan pencari suaka dari Afghanistan. Keluarga petani itu meninggalkan negerinya karena serangan Taliban ke desanya. Mereka pergi bersama lima keluarga lainnya.
”Kami mendaftar suaka di UNHCR di Afghanistan, lalu diterbangkan ke sini,” katanya.
Selama dua bulan, mereka terpaksa tinggal di trotoar di Kebon Sirih karena di Indonesia mereka tak punya uang, pekerjaan, dan tempat tinggal. Keduanya berharap segera memperoleh kepastian dari UNHCR terkait dengan kepastian negara yang bisa dituju atau setidaknya bisa bekerja dan memperoleh tempat tinggal layak di Indonesia.
Para pencari suaka dipindahkan dengan 6 bus Transjakarta dan bus DPRD DKI Jakarta. Tempat penampungan sementara berupa tenda-tenda besar disiapkan Pemerintah DKI Jakarta di lahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Kalideres, Jakarta Barat.
Ketua DPRD DKI Jakarta yang memprakarsai pemindahan para pencari suaka itu mengatakan, jumlah para pencari suaka yang tinggal di trotoar di Kebon Sirih terus bertambah sehingga tak bisa didiamkan. Awalnya, mereka akan ditampung di Jakarta Islamic Center, tetapi dipindahkan ke tempat penampungan sementara karena jumlahnya yang terus bertambah.
Menurut Prasetyo, selain alasan kemanusiaan, pemindahan ini juga karena lokasi tersebut merupakan kawasan ring 1 nasional dengan banyak gedung-gedung pemerintahan penting.
”Sebenarnya ini bukan masalah pemerintah daerah, melainkan urusan mereka mencari suaka politik dengan UNHCR. Tapi, pemindahan dari trotoar harus dilakukan. Kemarin sudah ada anak-anak yang sakit perut terus-terusan,” katanya.
Prasetyo mengatakan, pemindahan itu merupakan hasil koordinasi dengan UNHCR. Lembaga pengungsian PBB itu selanjutnya harus mencari solusi untuk para pencari suaka tersebut.
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta M Saefullah mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan penampungan sementara yang akan dibuka selama sekitar sepekan. Selebihnya, UNHCR diharapkan meneruskan hingga masalah para pencari suaka tuntas.
Menurut Saefulloh, tenda pengungsian yang dilengkapi fasilitas air dan mandi cuci kakus itu dibiayai dana darurat Dinas Sosial DKI Jakarta. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 126 Tahun 2016 yang menyebutkan pemerintah daerah bisa membantu UNHCR dengan alasan kemanusiaan.