CM Aditya Bagus Arfan menyapu bersih tiga babak terakhir pada turnamen Perang Bintang Muda U-14 di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (12/7/2019). Ia menjadi pemuncak klasemen sementara dengan unggul setengah poin dari MPW Laysa Latifah.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — CM Aditya Bagus Arfan menyapu bersih tiga babak terakhir pada turnamen Perang Bintang Muda U-14 di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (12/7/2019). Ia menjadi pemuncak klasemen sementara dengan unggul setengah poin dari MPW Laysa Latifah.
Aditya sempat tampil kurang meyakinkan di awal turnamen dengan ditahan imbang MPW Shafira Devi Herfesa pada babak pertama. Namun, pada babak kedua hingga keempat, Aditya mengalahkan seluruh lawannya yakni PM Handaru Juan Iiz Linardhi, MPW Cecillia Natalie L, dan MPW Laysa Latifah.
Pada pertandingan babak keempat, Aditya menang melawan Laysa dengan pembelaan Caro Kann sampai langkah ke-62. Mereka saling menyerang. Laysa yang memegang buah catur putih menyerang sayap raja, sedangkan Aditya menyerang sayap menteri.
Kemenangan atas Laysa, membuat Aditya menduduki puncak klasemen sedangkan Laysa harus rela turun ke peringkat kedua. Aditya telah memperoleh 3,5 poin sedangkan Laysa mengumpulkan 3 poin.
Ketua Komisi Catur Sekolah Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) dan Direktur Turnamen Perang Bintang Muda U-14 dan Open Junior U-14 Hendry Jamals mengatakan, Aditya merupakan salah satu pecatur belia Indonesia yang memiliki talenta besar.
Meskipun demikian, Aditya tetap harus konsisten untuk mengembangkan kemampuannya. Pecatur 13 tahun tersebut diproyeksikan Hendry untuk masuk ke tim impian yang akan dibina lebih lanjut. Ia menargetkan, Aditya dapat meraih gelar Master Internasional (MI) dalam dua tahun ke depan.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem menceritakan, Aditya mulai belajar catur pada usia 8 tahun di Sekolah Catur Utut Adianto. Bakatnya terus terasah dan pada 2017 mendapat sponsor pribadi. Ia dilatih oleh GM Andrei Kovalev asal Belarus.
Semenjak dibina Kovalev, bakat Aditya terus terasah. Ia mau dibimbing dan memiliki semangat belajar yang tinggi. “Dia memiliki niat dari dirinya sendiri dan bukan karena dorongan orang lain,” ujar Kristianus.
Pada Kejuaraan Asia Catur Yunior 2019 di Solo, Jawa Tengah pada 1-9 Juli lalu, Aditya menjadi pecatur nomor dua Indonesia yang meraih nilai tertinggi. Di turnamen tersebut, pecatur asal DKI Jakarta tersebut berada di peringkat ke-9.
Meskipun memiliki bakat yang besar, Aditya masih memiliki kekurangan terutama pada mental bertanding. Ia seringkali mengalah ketika bertemu dengan lawan yang lebih muda dan tidak ingin mengalahkan semua lawannya hingga akhir babak. Persoalan tersebut menjadi tantangan yang harus diperbaiki oleh Aditya.
Perang Bintang Muda U-14 menjadi ajang untuk mempertemukan juara kejuaraan nasional pada kelompok umur 7 tahun, 9 tahun, 11 tahun, dan 13 tahun pada empat tahun terakhir. Turnamen ini menjadi upaya pembibitan untuk mencari pemain terbaik dari seluruh kelompok umur.
Mental bertanding pecatur muda akan teruji karena bertemu dengan antarkelompok umur. “Setelah diadu antarjuara, nanti akan terlihat kebintangan mereka,” kata Kristianus.