Timnas sepak bola Senegal, ”Singa Teranga”, menunjukkan taringnya di Piala Afrika Mesir 2019. Sadio Mane dan kawan-kawan menembus semifinal seusai membekap Benin, 1-0, di Kairo, Mesir, Kamis (11/7/2019) dini hari WIB.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
KAIRO, KAMIS — Tim nasional sepak bola Senegal, yang dijuluki ”Singa Teranga”, menunjukkan taringnya di Piala Afrika Mesir 2019. Sadio Mane dan kawan-kawan menembus semifinal turnamen itu untuk pertama kali dalam 13 tahun seusai membekap Benin, 1-0, di Kairo, Mesir, Kamis (11/7/2019) dini hari WIB.
Capaian semifinal itu bak oase di tengah dahaga prestasi Senegal baik di kancah dunia maupun regional. Hampir dua dekade lalu, tepatnya di Piala Dunia Jepang-Korea 2002, Senegal pernah menggegerkan jagat sepak bola dengan menyingkirkan juara bertahan Perancis di penyisihan grup. Pada debutnya di panggung global itu, Singa Teranga melaju jauh hingga babak perempat final.
Sejak itu, Singa Teranga tidak pernah lagi mengaum keras meskipun diberkahi talenta yang ”buas” di depan gawang, seperti Sadio Mane (klub Liverpool), Keita Balde (Inter Milan), dan M’Baye Niang (Stade Rennais). Setelah finis kedua di Piala Afrika 2002, Senegal tidak lagi pernah bersinar. Di Piala Dunia Rusia 2018 lalu, misalnya, mereka kandas dini di babak penyisihan grup.
”Saya sangat senang. Sudah sangat lama kami tidak lagi pernah ke semifinal. Setiap orang merasa sangat baik, begitu pun saya. Kami mencoba yang terbaik di turnamen ini,” ujar Idrissa Gueye, pencetak gol kemenangan Senegal di laga perempat final kontra Benin, seperti dikutip Goal.
Senegal, yang sempat dinilai terlalu defensif di Piala Dunia Rusia 2018, tampil lebih agresif sepanjang Piala Afrika 2019. Mereka adalah salah satu tim paling konsisten dan produktif di Mesir dengan koleksi lima gol dari lima laga. Hanya Nigeria dan Aljazair yang lebih garang dari mereka. Nigeria mengemas tujuh gol hingga perempat final, sedangkan Aljazair mencetak sembilan gol dari empat laga hingga babak 16 besar.
Agresivitas itu terlihat dari gol yang dicetak Gueye. Pahlawan kemenangan Senegal itu sejatinya merupakan gelandang jangkar yang bertugas memutus suplai bola lawan dan melapis pertahanan saat membela klubnya, Everton. Namun, di timnas Senegal, ia diberikan peran lebih, yaitu ikut menopang serangan yang dimotori Mane. Bintang Liverpool itu menjadi pencetak gol tersubur di turnamen itu dengan koleksi tiga gol.
Senegal akan menghadapi pemenang laga perempat final lainnya, yaitu antara Tunisia dan Madagaskar, Jumat dini hari WIB. Madagaskar merupakan tim ”ajaib” yang tengah naik daun. Salah satu tim terlemah di Piala Afrika 2019 itu di luar dugaan finis sebagai pemuncak di penyisihan Grup B. Adapun Tunisia menyingkirkan tim favorit sekaligus juara Afrika empat kali, Ghana, di babak 16 besar.
”Pada tahapan ini (semifinal), siapa pun bisa mengalahkan tim mana saja. Laga itu bakal berjalan rumit. Namun, kami datang ke sini dengan ambisi melewati tujuh laga. Kami ingin bermain di final,” ujar Pelatih Senegal Aliou Cisse saat ditanya mengenai peluangnya di laga semifinal yang akan berlangsung pada Minggu (14/7/2019).
Tim lain, Nigeria, juga lolos ke semifinal seusai menyingkirkan tim ”kuda hitam” Afrika Selatan, 2-1, di perempat final, Kamis dini hari WIB. Kemenangan Nigeria itu didapat berkat gol dramatis bek tengah William Ekong di menit ke-89. Afrika Selatan yang menyingkirkan tuan rumah Mesir dan megabintangnya, Mohamed Salah, sempat merepotkan Nigeria di babak kedua.
”Kami beruntung bisa mencetak gol (kemenangan) di pengujung laga. Pada babak kedua, Afrika Selatan tampil jauh lebih baik,” ujar Gernot Rohr, Pelatih Nigeria.
Nigeria akan menghadapi pemenang di laga sengit antara Aljazair dan Pantai Gading, Jumat dini hari WIB. Kedua tim memiliki sejumlah bintang yang membela klub-klub papan atas Eropa, seperti Riyad Mahrez (Aljazair) yang membela Manchester City dan Moussa Marega (Pantai Gading) yang berseragam FC Porto. ”Baik Aljazair maupun Pantai Gading sama-sama sulit,” ucap Rohr.(AFP/REUTERS)