Untuk mendukung mobilitas pengguna angkutan umum, operator MRT akan mengkaji kebutuhan jalur sepeda di sepanjang rute kereta ini.
Oleh
Helena F Nababan/Nikolaus Harbowo
·3 menit baca
Untuk mendukung mobilitas pengguna angkutan umum, operator MRT akan mengkaji kebutuhan jalur sepeda di sepanjang rute kereta ini.
JAKARTA, KOMPAS PT Mass Rapid Transit (MRT) bekerja sama dengan Institute for Transportation & Development Policy atau ITDP Indonesia melakukan studi untuk meningkatkan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda di sepanjang koridor MRT Jakarta.
Kerja sama ini tertuang dalam nota kesepahaman “Studi Integrasi Antarmoda Serta Optimalisasi Konektivitas Pejalan Kaki dan Sepeda di Sepanjang Koridor MRT Jakarta" antara PT MRT Jakarta dengan ITDP Indonesia, Kamis (11/7/2019).
William P Sabandar, Direktur Utama PT MRT Jakarta, menjelaskan, kemudahan penumpang bermobilitas, merupakan langkah untuk meningkatkan jumlah penumpang MRT. "Saat ini, penumpang MRT boleh membawa sepeda yang bisa dilipat atau berdimensi yang sudah diatur ke dalam kereta MRT. Tapi untuk yang sepeda besar belum. Nanti akan ada kajian bagaimana dengan penumpang bersepeda."
Yoga Adiwinarto, Direktur ITDP Asia Tenggara, menjelaskan, konektivitas pejalan kaki, pesepeda, dan integrasi dengan angkutan umum lain menjadi sebuah keharusan dalam membentuk pola perjalanan warga.
Untuk itu, ITDP dan MRT Jakarta akan memetakan situasi trotoar di sepanjang jalur MRT, serta kondisi jalan dari permukiman menuju stasiun. Tim juga memetakan jalur sepeda di trotoar Jakarta. Tim juga menerima masukan dari masyarakat sebagai pengguna.
Dari pemetaan awal, ITDP Indonesia mendapati banyak jalan di kawasan permukiman menuju stasiun, yang tidak mendukung mulai tidak ada trotoar atau jalan yang terlampau sempit. "Kami berharap, studi ini akan matang sehingga bisa mendukung konektivitas pengguna MRT," kata Yoga.
William menambahkan, MRT-ITDP juga akan menyusun strategi integrasi tanpa hambatan dengan moda lain yang bersinggungan dengan MRT Jakarta; peningkatan aksesibilitas dan konektivitas pejalan kaki dan pesepeda di sekitar koridor MRT Jakarta; serta strategi penyediaan koneksi first-mile dan last mile dengan berbasis micromobility.
Kajian lain yang akan dibahas yakni strategi pembatasan parkir kendaraan pribadi di kawasan berorientasi transit (TOD). Tim juga akan membahas peningkatan konektivitas antarmoda, pejalan kaki, serta pengguna sepeda di proyek MRT Jakarta fase 2. Dengan perbaikan itu, diharapkan warga beralih ke angkutan umum.
LRT Jakarta
Terkait persiapan operasional kereta LRT Jakarta rute Kelapa Gading-Rawamangun, pihak operator merampungkan pembangunan Stasiun Pegangsaan Dua.
“Konstruksi (Stasiun) Pegangsaan Dua ini masih berproses, terakhir sudah mencapai 98 persen. Proses administrasi juga masih terus dilakukan. Harapannya dalam minggu ini atau minggu depan sudah ada titik terangnya dari perusahaan holding kami, PT Jakpro (Jakarta Propertindo),” ujar Corporate Communication PT LRT Jakarta Melisa Suciati, saat uji publik bersama wartawan di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta Timur, kemarin.
Direktur Proyek LRT PT Jakpro, Iwan Takwin, membenarkan bahwa masalah administrasi itu harus segera diselesaikan Jakpro agar LRT dapat beroperasi secara komersial.
Saat ini, LRT Jakarta terus melakukan uji coba publik. Melisa menyebut, pihaknya tak merugi. “Jadi, ini bagian dari trial run, memang harus dilakukan, bukan mengada-ada atau bukan bagian dari pendanaan lebih. Memang sudah porsinya kami sebagai operator menjalankan trial run.”
Terkait jembatan penghubung Stasiun Velodrome dan Halte Transjakarta Pemuda Rawamangun, Melisa berharap penyelesaian konstruksi akhir di halte Transjakarta rampung pekan depan.