Semen Padang FC belum bisa mengakhiri rentetan hasil buruk dalam pertandingan ketujuh Liga 1 2019 Stadion Haji Agus Salim Padang, Sumatera Barat, Jumat (12/7/2019) sore. Bermain di kandang sendiri, tim Kabau Sirah tumbang oleh Arema FC dengan skor 0-1. Hasil itu membenamkan Semen Padang FC di dasar klasemen.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS - Semen Padang FC belum bisa mengakhiri rentetan hasil buruk hingga pertandingan ketujuh Liga 1 2019 Stadion Haji Agus Salim Padang, Sumatera Barat, Jumat (12/7/2019). Bermain di kandang, tim Kabau Sirah tumbang oleh Arema FC dengan skor 0-1.
Hasil pertandingan itu membuat Semen Padang terbenam di dasar klasemen dengan tiga poin dari tujuh pertandingan. Debut pelatih sementara Weliansyah belum bisa mengangkat mental tim yang baru saja ditinggal pelatih Syafrianto Rusli, pada Senin (8/7/2019) itu. Tim tidak pernah menang dan hanya meraih tiga hasil imbang. Tiga pertandingan kandang sebelumnya, selalu berakhir dengan kekalahan.
Adapun Arema FC perlahan menjauhi zona degradasi. Hasil itu mendongkrak posisi Arema FC lima peringkat ke posisi sembilan. Tim Singo Edan mengoleksi sembilan poin hasil tiga kemenangan dari total enam pertandingan.
Semen Padang yang mengejar kemenangan pertama berupaya tampil menekan di awal pertandingan. Serangan demi serangan dilancarkan, tetapi tidak ada yang berhasil dimaksimalkan menjadi gol. Sebaliknya, Arema yang lebih banyak mengandalkan serangan balik tampil baik dan berhasil mencuri gol pada babak pertama.
"Pada menit ke-30 kami kehilangan keseimbangan. Hilang cara bermain. Itulah sepakbola. Kalau kami tidak bisa cetak gol, lawan akan menekan kami. Mereka dengan satu peluang langsung gol. Itu membuat mental pemain kami menurun," kata Weliansyah.
Gol yang dicetak Dedik Setiawan pada menit ke-39 itu meruntuhkan kepercayaan diri tim tuan rumah. Serangan yang dibangun dengan mudah dimentahkan lawan. Sebaliknya, Semen Padang justru terus ditekan oleh peluang-peluang berbahaya yang dilancarkan para pemain Arema dari serangan balik.
Tim Kabau Sirah beruntung punya kiper timnas Teja Paku Alam yang tampil gemilang dalam pertandingan itu. Jika tidak, Semen Padang bisa saja kebobolan lebih dari satu gol. Setidaknya, ada tiga peluang bersih dari Arema seusai gol pertama.
Pada menit ke-41, tim Singo Edan nyaris menggandakan keunggulan. Lepas dari pengawalan bek Semen Padang, Dedik Setiawan tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Teja Paku Alam. Namun, sepakan Dedik ke sisi kanan gawang dapat ditepis Teja.
Makan Konate juga mengukir peluang bagus pada menit ke-43. Sayangnya, tendangan bebas akurat yang mengarah ke pojok kiri atas gawang lagi-lagi ditepis Teja. Sementara itu, pada menit ke-58 Dedik Setiawan kembali membahayakan gawang Semen Padang. Tendangan voli kerasnya membentur mistar gawang.
"Transisi dari menyerang ke bertahan menjadi kelemahan tim. Pemain sering terlambat turun saat serangan balik. Kami sering kalah di lini tengah. Ini yang perlu kami evaluasi ke depannya," ujar Weliansyah.
Pelatih Arema FC Milomir Seslija mengaku beruntung bisa mencuri poin penuh ketika bertandang ke Padang. Kemenangan itu, katanya, tak diraih dengan mudah.
Selain sulitnya menembus lini pertahanan Semen Padang, faktor cuaca yang sangat panas juga menyulitkan para pemain Arema. Cuaca yang bertolak belakang dibandingkan Malang, yang dingin, diduga mengurangi konsentrasi pemain sehingga banyak peluang gol yang sia-sia.
"Pertandingan yang berat bagi kami. Namun, yang penting menang. Kami bisa mencetak gol dengan baik dan berhasil mengunci kemenangan," kata Milomir.