Pertemuan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk pertama kalinya setelah Pemilihan Umum Presiden 2019 diapresiasi politisi pendukung kedua kubu. Diharapkan pertemuan itu berdampak positif hingga ke tingkat akar rumput.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertemuan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk pertama kalinya setelah Pemilihan Umum Presiden 2019 diapresiasi politisi pendukung kedua kubu. Diharapkan pertemuan itu berdampak positif hingga ke tingkat akar rumput.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade mengapresiasi pertemuan antara Jokowi dan Prabowo. Menurut Andre, pertemuan dua tokoh nasional itu bertujuan menurunkan ketegangan di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Ia menyebut pertemuan itu sebagai pertemuan kebangsaan.
Pertemuan itu, kata Andre, telah direncanakan sejak jauh hari. Menurut Andre, pada 28 Juni lalu Prabowo juga menyampaikan secara terbuka kepada partai koalisinya bahwa ia akan bertemu Jokowi. Namun, waktu persis pertemuan tersebut belum dapat dipastikan.
Selain itu, Andre menegaskan bahwa pertemuan tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan politik dagang sapi atau tawar-menawar jabatan politik. ”Pertemuan itu murni agar kita semua sebagai bangsa kembali bersatu,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (13/7/2019).
Apresiasi terhadap pertemuan tersebut juga disampaikan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto. Melalui keterangan tertulisnya, Hasto menyatakan bahwa pertemuan itu menjadi ukuran peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia.
”Pemilu presiden sudah selesai. Dengan pertemuan kedua pemimpin, PDI Perjuangan semakin meyakini bahwa jalan musyawarah demi persatuan Indonesia adalah pembumian penting dari demokrasi Pancasila,” ujarnya.
Hasto berharap pertemuan tersebut membawa suasana positif hingga ke tingkat akar rumput. Sebab, tidak bisa dimungkiri bahwa suasana politik di Indonesia sempat memanas akibat kontestasi Pilpres 2019.
”Yang lebih menggembirakan kami adalah bahwa demokrasi Pancasila bekerja baik. Gotong royong, musyawarah-mufakat, persatuan Indonesia, dan keluhuran budi para pemimpinnya telah menjadi modal bagi bangsa Indonesia untuk berdemokrasi dengan kultur Indonesia,” ungkapnya.
Jokowi dan Prabowo yang sama-sama menggunakan kemeja putih tersebut bertemu di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu siang. Setelah bertemu di MRT Lebak Bulus, mereka kemudian menggunakan MRT untuk menuju Stasiun Senayan dan berjalan kaki ke FX Sudirman untuk bersantap siang bersama.
Saat memberikan keterangan pers, Jokowi dan Prabowo mengharapkan para pendukung untuk menghentikan perselisihan atau pertikaian karena pilpres. Mereka juga mengimbau kepada semua masyarakat agar bersatu padu untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.
Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo seusai kontestasi Pilpres 2014 juga pernah terjadi pada 17 Oktober 2014. Dalam pertemuan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, tersebut, Prabowo menyatakan bahwa pertarungan politik adalah hal lumrah dalam kehidupan demokrasi. Oleh karena itu, jangan sampai proses pertarungan politik memecah belah masyarakat. Selain itu, dia juga meminta pendukungnya untuk bersatu.