Kebakaran Hutan dan Lahan Terus Terjadi di Kalteng
Kebakaran hutan dan lahan terus terjadi di Kalimantan Tengah. Kebakaran melanda di tiga kabupaten/kota hingga Minggu (14/7/2019).
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Kebakaran hutan dan lahan semakin kerap terjadi di Kalimantan Tengah. Kebakaran melanda tiga kabupaten/kota hingga Minggu (14/7/2019).
Tiga kawasan tersebut adalah Kasongan (Kabupaten Katingan), beberapa titik di Kota Palangkaraya, dan Desa Tumbang Nusa (Kabupaten Pulang Pisau). Di Kabupaten Pulang Pisau, lokasi kebakaran merupakan tempat yang minggu lalu terbakar seluas 10 hektar. Kali ini, lebih kurang 1 ha lahan terbakar.
Kepala Bidang 1 Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pulang Pisau Tekson mengungkapkan, kebakaran terjadi di lokasi yang sebelumnya sudah padam. Namun, api kembali menyala pada Minggu pagi.
”Kami masih berupaya membatasi jalannya api dengan menyiram air memutar di sekitar pusat api,” kata Tekson.
Gambut merupakan lapisan tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk. Kalteng memiliki sedikitnya 3,1 juta ha lahan gambut yang tersebar di 14 kabupaten/kota. Kabupaten Pulang Pisau menjadi salah satu wilayah yang memiliki lahan gambut paling luas.
Kabupaten Pulang Pisau menjadi salah satu wilayah yang memiliki lahan gambut paling luas.
Pulang Pisau kemudian menjadi salah satu lokasi fokus kerja Badan Restorasi Gambut (BRG) RI. Ratusan sumur bor dan sekat kanal dibangun di wilayah ini. Namun, kebakaran hutan dan lahan masih saja terus terjadi.
”Tim pemadam datang dari Kabupaten Kapuas. Tetapi, kami di daerah punya kelompok pemadam api dari masyarakat jadi semoga bisa lebih cepat penanganannya,” ungkap Tekson.
Di Kota Palangkaraya, pantauan Kompas, kebakaran mulai terjadi sejak Sabtu (13/7/2019) malam. Kebakaran terjadi di Jalan Hiu Putih. Api dan asap masih terus mengepul dari dalam tanah gambut. Kepala Daerah Operasional I Manggala Agni Fahmi Nur Jaman mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui penyebab kebakaran. Namun, lokasi kebakaran terjadi di wilayah kebun warga yang tidak pernah digarap.
”Ini lahan tidur, punya orang. Tetapi, karena tidak dijaga dan tidak diolah, makanya mudah terbakar. Orang lewat di sini buang puntung rokok saja bisa terbakar,” kata Fahmi.
Pada Minggu pagi, asap masih mengepul dari dalam lahan gambut di Jalan Hiu Putih. Menurut Fahmi, kebakaran di lahan gambut paling sulit dipadamkan pada malam hari. Selain karena keterbatasan tenaga, penglihatan juga terkendala. Asap tipis mulai menyerbu Kota Palangkaraya. Bau gambut terbakar selalu tercium pada pagi hari dan malam hari.
Sementara di Kabupaten Katingan, kebakaran melanda wilayah Kasongan sejak Jumat (12/7/2019) malam. Lahan seluas hampir satu hektar terbakar. Pihak kepolisian kemudian melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut. Kepala Kepolisian Resor Katingan Ajun Komisaris Besar Dharma Ginting mengungkapkan, api sudah bisa dipadamkan dan tidak meluas ke permukiman warga.
”Garis polisi sudah dipasang, kami sudah meminta keterangan dari beberapa saksi,” kata Dharma.
Menurut Dharma, kebakaran tersebut diduga sengaja dilakukan oknum warga yang ingin mengolah kebunnya. Namun, pihaknya belum mengetahui penyebab pasti kebakaran dan masih mengumpulkan bukti di lokasi.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Mofit Saptono mengungkapkan, pihaknya sampai saat ini terus melakukan patroli dengan melibatkan banyak elemen termasuk masyarakat.
Dari data BPBPK selama bulan Juli terdapat 48 kejadian kebakaran di lahan seluas 179,42 ha. Rinciannya, Kotawaringin Timur sebesar 81,78 ha, Palangkaraya (47,95 ha), Kotawaringin Barat (34 ha), dan Barito Utara (15,69 ha). Selama 2019, pemerintah mencatat terdapat 287 titik panas dan 109 kali kejadian kebakaran.
”Kita semua berharap kebakaran tidak meluas dan bisa dikendalikan. Sampai saat ini sih semua masih di bawah kendali,” kata Mofit.