Ketua DPR: Kesempatan untuk yang Muda
JAKARTA, KOMPAS — Ketua DPR Bambang Soesatyo menanggapi Visi Indonesia yang disampaikan Presiden terpilih Joko Widodo tersebut dengan meyakini bahwa menteri yang dipilih adalah sosok-sosok yang muda, berani, milenial, dan memiliki visi.
”Dan, terpenting, dia tahu apa yang dikerjakan,” katanya saat ditanya seusai diterima Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (15/7/2019).
Mengenai struktur kabinet nanti akan seperti apa, Bambang tak ambil pusing. ”Itu terserah Pak Presiden saja,” ujarnya menambahkan.
Sejauh ini, teka-teki kabinet yang akan disusun Presiden terpilih Jokowi bersama Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin semakin menarik dibahas. Apalagi, Pemilu Presiden 2019 berakhir baik dengan pertemuan Jokowi dan Prabowo Subianto. Visi Indonesia 2019-2024 pun sudah dibacakan Jokowi.
Visi Indonesia 2019-2024 yang disampaikan Presiden terpilih Jokowi menekankan perubahan cara berpikir dan cara bekerja. Tidak ada lagi pola-pola lama yang lamban, berbelit-belit, tidak efektif, dan tidak efisien yang membuat Indonesia sulit maju.
Kelima visi tersebut, tambah Jokowi adalah, pertama pembangunan infrastruktur akan terus dilanjutkan. ”Infrastruktur yang besar-besar sudah kita bangun. Ke depan, kita akan lanjutkan dengan lebih cepat dan menyambungkan infrastruktur besar tersebut, seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan-kawasan produksi rakyat. Kita sambungkan dengan kawasan industri kecil, sambungkan dengan Kawasan Ekonomi Khusus, sambungkan dengan kawasan pariwisata. Kita juga harus menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan tambak-tambak perikanan,” ujarnya.
Kedua, tambah Jokowi, pembangunan SDM. ”Kita akan berikan prioritas pembangunan kita pada pembangunan sumber daya manusia. Pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia ke depan. Titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia unggul ke depan. Itu harus dijaga betul. Jangan sampai ada stunting, kematian ibu, atau kematian bayi meningkat. Tugas besar kita di situ!” tandasnya.
Kualitas pendidikan, lanjutnya, juga akan terus ditingkatkan. ”Bisa dipastikan pentingnya vocational training, pentingnya vocational school. Kita juga akan membangun lembaga Manajemen Talenta Indonesia. Pemerintah akan mengidentifikasi, memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia,” katanya.
Diaspora yang bertalenta tinggi harus kita berikan dukungan agar memberikan kontribusi besar bagi percepatan pembangunan Indonesia. Kita akan menyiapkan lembaga khusus yang mengurus manajemen talenta ini. Kita akan mengelola talenta-talenta hebat yang bisa membawa negara ini bersaing secara global.
Adapun yang ketiga, negara harus mengundang investasi yang seluas-luasnya dalam rangka membuka lapangan pekerjaan. ”Jangan ada yang alergi terhadap investasi. Dengan cara inilah lapangan pekerjaan akan terbuka sebesar-besarnya. Oleh sebab itu, yang menghambat investasi, semuanya harus dipangkas, baik perizinan yang lambat, berbelit-belit, apalagi ada punglinya! Hati-hati, ke depan saya pastikan akan saya kejar, saya kontrol, saya cek, dan saya hajar kalau diperlukan. Tidak ada lagi hambatan-hambatan investasi karena ini adalah kunci pembuka lapangan pekerjaan,” kata Jokowi.
Reformasi birokrasi
Sementara keempat, sangat penting adalah mereformasi birokrasi. ”Reformasi struktural! Agar lembaga semakin sederhana, semakin simpel, semakin lincah! Hati-hati! Kalau pola pikir, mindset birokrasi tidak berubah, saya pastikan akan saya pangkas! Juga, kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, menjadi kunci bagi reformasi birokrasi. Akan saya cek sendiri! Akan saya kontrol sendiri! Begitu saya lihat tidak efisien atau tidak efektif, saya pastikan akan saya pangkas, copot pejabatnya. Kalau ada lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah, akan saya bubarkan!” kata Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi menegaskan, tidak ada lagi pola pikir lama. ”Tidak ada lagi kerja linier, tidak ada lagi kerja rutinitas, tidak ada lagi kerja monoton, tidak ada lagi kerja di zona nyaman. Harus berubah? Sekali lagi, kita harus berubah. Kita harus membangun nilai-nilai baru dalam bekerja, menuntut kita harus cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Maka kita harus terus membangun Indonesia yang adaptif, Indonesia yang produktif, dan Indonesia yang inovatif, Indonesia yang kompetitif,” ujar Jokowi.
Terakhir, pemerintah harus menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran. Setiap rupiah yang keluar dari APBN, semuanya harus dipastikan memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat. ”Manajemen seperti ini diperlukan. Sebab, ini akan membawa negara Indonesia menjadi lebih produktif, berdaya saing, dan memiliki fleksibilitas tinggi dalam menghadapi perubahan-perubahan zaman,” ungkapnya lagi.
Pidato Visi Indonesia ini menjadi semacam petunjuk bahwa Jokowi tak menginginkan kabinet yang lamban dan ragu-ragu. Apalagi, beberapa kali Jokowi mengatakan ingin memasukkan sosok-sosok muda yang kreatif dan inovatif sebagai menteri-menteri di kabinetnya yang baru.
Dalam wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas Ninuk Mardiana Pambudy, beberapa waktu lalu, Jokowi juga menyebutkan sosok menteri tersebut harus mampu mengeksekusi kebijakan. Dia harus memahami apa yang akan dilakukan dan bagaimana merealisasikannya.