Kerajinan Khas Dayak Hidupkan Kembali Geliat Usaha Kecil
Perkuat sinergi pemerintah dan pengusaha kecil menengah, Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Mufidah Jusuf Kalla meresmikan kantor Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kalimantan Tengah di Palangka Raya, Senin (15/7/2019). Menurutnya potensi kerajinan tangan khas Dayak harus didorong untuk kesejahteraan masyrakat di sektor kerajinan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKA RAYA, KOMPAS – Perkuat sinergi pemerintah dan pengusaha kecil menengah, Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Mufidah Jusuf Kalla meresmikan kantor Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kalimantan Tengah di Palangka Raya, Senin (15/7/2019). Menurutnya potensi kerajinan tangan khas Dayak harus didorong untuk kesejahteraan masyrakat di sektor kerajinan.
Mufidah Jusuf Kalla tiba di Bandar Udara Tjilik Riwut pada pukul 13.40 WIB. Kedatangannya disambut beberapa pejabat pemerintah daerah dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalteng Yulistra Ivo yang merupakan istri dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran.
Usai disambut di bandara, Mufidah kemudian meresmikan gedung baru Dekranasda Provinsi Kalteng di Jalan Imam Bonjol, Kota Palangka Raya, Kalteng. Gedung tersebut merupakan gedung bekas perkantoran yang kemudian direnovasi dan menjadi kantor Dekranasda Kalteng yang baru.
Selain menjadi kantor dekranasda, tempat ini dijadikan pusat pameran kerajinan tangan daerah. Gedung baru itu juga akan menjadi pusat pelatihan dan penjualan barang kerajinan di Kalteng.
“Potensi Kalteng begitu besar, potensi alamnya ada rotan, manik-manik, dan kecubung. Ini semua bisa dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat kecil,” kata Mufidah daam sambutannya.
"Potensi Kalteng begitu besar, potensi alamnya ada rotan, manik-manik, dan kecubung. Ini semua bisa dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat kecil,” kata Mufidah daam sambutannya.
Mufidah menambahkan, pengetahuan para pelaku industri kecil dan menengah di Kalteng perlu didampingi dan dikembangkan. Pasalnya banyak pelaku usaha di Kalteng yang tidak bertahan lama.
Dari data Bank Indonesia di Kalteng, sedikitnya terdapat 34.906 unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang didominasi oleh usaha mikro. UMKM di Kalteng masih terkendala masalah klasik yakni terbatasnya akses ke pasar.
Menurut Kepala Perwakilan BI di Kalteng Wuryanto, UMKM di Kalteng masih bisa dioptimalkan dari mikro ke usaha kecil. Dengan adanya kendala akses pasar, UMKM di Kalteng dinilai belum bisa memberikan kontribusi untuk kesejahteraan masyarakat di Kalteng.
“Ini harusnya menjadi perhatian bersama karena UMKM di Kalteng potensinya besar dan bisa menjadi sumber ekonomi baru. Ini lebih baik dibanding hanya berahap dari sumber daya alam seperti pertambangan dan perkebunan kelapa sawit,” kata Wuryanto.
Ketua Dekranasda Provinsi Kalteng Yulistra Ivo mengungkapkan, sinergi antara pemerintah dengan pengusaha mikro kecil dan menengah harus terus didorong. Menurutnya, Kalteng berpeluang merebut pasar kerajinan tangan di Nusantara.
“Selama sinergi terus dibangung, masyarakat yag bekerja di sektor kerajinan pasti akan lebih semangat lagi,” ungkap Yulistra.
Karya kreatif
Beberapa perajin Kalteng dibawa Bank Indonesia untuk mengkuti ajang Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta. Terdapat 370 unit UMKM yang ikut serta ajang tersebut, rinciannya 120 unit kategori kain, 83 unit kerajinan tangan, dan 167 unit makanan dan minuman termasuk kopi dari seluruh nusantara.
Dalam kesempatan itu, Presiden RI Joko Widodo menyempatkan diri mampir ke stan UMKM asal Kalteng binaan Bank Indonesia. Beberapa produk yang dibawa sebagian besar merupakan kriya rotan.
“Dampingan BI sebagian besar kriya rotan, kami datangkan pelatih dan memfasilitasi para perajin sehingga kualitas produk diperhatikan,” kata Wuryanto.