Pulau Kalimantan hampir dipastikan menjadi lokasi baru pemindahan ibu kota negara. Bakal berkonsep hijau, pemindahan ibu kota ini diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan Indonesia.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Pulau Kalimantan hampir dipastikan menjadi lokasi baru pemindahan ibu kota negara. Bakal berkonsep hijau, pemindahan ibu kota ini diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan Indonesia.
Ada tiga provinsi di Pulau Kalimantan yang menjadi calon lokasi pemindahan ibu kota negara dari DKI Jakarta, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Menurut rencana, dalam tahun ini, Presiden Joko Widodo akan menentukan lokasinya.
”Pemindahan ibu kota sudah pasti akan ke Kalimantan. Di mana pun ibu kota baru akan dibangun, dampaknya ke seluruh Kalimantan akan signifikan,” kata Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rudy S Prawiradinata dalam Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara: Kalimantan untuk Indonesia bertema ”Menuju Ibu Kota Masa Depan: Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable” di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (15/7/2019).
Hadir dalam acara dialog itu Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, Rektor Universitas Lambung Mangkurat Sutarto Hadi, Menteri Lingkungan Hidup periode 2009-2011 serta Menteri Riset dan Teknologi periode 2011-2014 Gusti Muhammad Hatta, serta dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat Taufik Arbain.
Berdasarkan hasil rapat terbatas kabinet pada 29 April 2019, ujar Rudy, Presiden memberikan arahan untuk memilih alternatif ketiga, memindahkan ibu kota negara ke luar Jawa dan harus berada di tengah NKRI. Tujuannya, memudahkan akses dari semua provinsi serta harus dapat mendorong pemerataan antara kawasan barat dan timur Indonesia.
Menurut Rudy, pemindahan ibu kota negara akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan serta mendorong perdagangan antarwilayah Indonesia. ”Ibu kota dipindahkan ke tengah agar Indonesia-sentris, seimbang terhadap seluruh wilayah Indonesia. Itulah mengapa Kalimantan menjadi pilihan. Selain karena lokasinya strategis, Kalimantan juga memiliki lahan yang luas dan relatif aman dari bencana gempa dan tsunami,” ujarnya.
Kalimantan yang dikenal sebagai paru-paru dunia juga akan sejalan dengan tema besar pemindahan ibu kota baru, yaitu forest city (kota hijau). Saat ini, baru satu kota di dunia yang mengklaim sebagai forest city, yaitu London. Kota di Inggris itu awalnya bukanlah kota hijau, tetapi kemudian didesain dan dikembangkan menjadi seperti konsep itu.
”Tema ibu kota negara yang baru adalah forest city. Untuk itu, yang dilakukan bukan lagi membangun taman kota, tetapi mendesainnya sebagai kota hijau. Kami juga ingin memastikan Kalimantan sebagai paru-paru dunia,” kata Rudy.
Kalsel siap
Sahbirin menyatakan, Kalsel siap menjadi lokasi baru ibu kota negara. Secara geografis, letak Kalsel sangat strategis karena berada di posisi sentral. Kalsel juga berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II di sekitar Selat Makassar serta bebas dari gempa bumi dan gunung api.
”Kami sudah menyiapkan lahan kurang lebih 300.000 hektar di dua titik untuk lokasi ibu kota negara. Dua titik itu masih kami rahasiakan karena masih dalam proses penilaian dan kajian,” katanya.
Kami sudah menyiapkan lahan kurang lebih 300.000 hektar di dua titik untuk lokasi ibu kota negara.
Menurut Sahbirin, pihaknya berupaya semaksimal mungkin menyiapkan Kalsel sebagai ibu kota negara. Tim dari pemprov sudah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam rangka mendukung tim pusat yang melakukan kajian.
”Saya optimistis Kalsel akan dipilih menjadi lokasi baru ibu kota negara. Selain karena strategis, masyarakat Kalsel juga terkenal ramah, mudah berkomunikasi, terbuka, dan tidak pernah mengalami konflik SARA,” ujarnya.
Menurut Gusti Muhammad Hatta, Kalsel memenuhi banyak kriteria kesiapan aspek lingkungan untuk sebuah ibu kota negara. Jika dibandingkan dengan Jakarta, daya dukung dan daya tampung lingkungan Kalsel masih bagus.
”Akan tetapi, jangan berbangga dulu. Potensi kebakaran hutan dan lahan di Kalsel cukup besar. Ini harus jadi perhatian bersama. Diperlukan kesungguhan semua pihak serta kegiatan proaktif dan preventif untuk menekan potensi itu,” tuturnya.
Sutarto Hadi memastikan, Universitas Lambung Mangkurat mampu menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mendukung pemindahan ibu kota negara ke Kalsel. ”Masyarakat Kalsel memiliki daya tahan tinggi. Kami bisa menyiapkan sumber daya manusianya dari segi akademis dan intelektual,” katanya.