Hari pertama masuk sekolah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendorong pihak sekolah membuat siswa baru merasa nyaman dan senang. Kesan pertama yang didapatkan siswa baru akan berimplikasi dalam jangka panjang.
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hari pertama masuk sekolah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendorong pihak sekolah membuat siswa baru merasa nyaman dan senang. Kesan pertama yang didapatkan siswa baru akan berimplikasi dalam jangka panjang.
”Jika pertama datang mereka sudah disambut dengan ramah dan baik oleh senior-seniornya, akan berpengaruh pada proses belajar-mengajar ke depan,” kata Muhadjir saat meninjau pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SD Muhammadiyah 5 Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (15/7/2019).
Muhadjir mengingatkan kepada para guru agar selalu mengikuti perkembangan siswa sejak hari pertama masuk. Menurut dia, setiap siswa memiliki keunikan dan keistimewaan masing-masing. Guru tidak boleh memberikan penilaian dini kepada mereka.
”Tugas guru adalah menggali kehebatan siswa, antar mereka pada cita-cita sesuai kemampuan yang dimiliki,” ujarnya saat memberikan pengarahan pada apel pembukaan MPLS di area lapangan basket.
Muhadjir juga turut berpesan kepada para orangtua siswa yang turut menyimak arahannya dari luar lapangan. Menurut dia, orangtua juga harus aktif mengamati perkembangan anak di sekolah. Kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat akan sangat menentukan masa depan anak.
Jika pertama datang mereka sudah disambut dengan ramah dan baik oleh senior-seniornya, akan berpengaruh pada proses belajar-mengajar ke depan.
Tugas orangtua bukan berarti usai setelah anak masuk sekolah, justru semakin besar karena harus bersinergi dengan sekolah dan masyarakat tersebut. Adapun kebijakan zonasi dari pemerintah salah satunya memastikan agar hal tersebut bisa berjalan optimal.
”Masyarakat harus memastikan kenyamanan dan keamanan anak terjamin. Sebab, suasana lingkungan juga amat menentukan keadaan siswa,” katanya.
Serahkan pada sekolah
Terkait dengan MPLS, Muhadjir menyerahkan sepenuhnya kebijakan tersebut kepada pihak sekolah melalui wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Ia hanya menegaskan agar mereka bertanggung jawab dan memantau penuh prosesnya.
Muhadjir menyarankan agar MPLS tidak hanya berlangsung selama tiga hari, tetapi setiap minggu. Khususnya sekolah yang sudah menerapkan lima hari sekolah bisa memanfaatkan hari Sabtu untuk kegiatan MPLS tersebut. Ia mengatakan, terlalu banyak yang harus dikenalkan kepada siswa baru.
”Pengertian lingkungan bukan berarti lingkungan fisik, melainkan kultur, tradisi, dan kegiatan-kegiatan yang positif,” katanya.
Terkait adanya siswa SMA Taruna Palembang, Sumatera Selatan, yang meninggal saat masa orientasi sekolah, Muhadjir menyatakan baru mendapatkan informasi awal. Ia berharap kejadian tersebut bukan karena tindakan penyimpangan, melainkan hanya karena masalah kesehatan.
Kepala SD Muhammadiyah 5 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Taufik Noor Wibowo mengatakan, SD Muhammadiyah telah menjalankan pola kakak asuh. Dengan pola tersebut, siswa kelas VI akan mendampingi siswa baru selama satu tahun.
Dalam setiap kegiatan di luar kelas oleh siswa baru, siswa kelas VI akan selalu dilibatkan. Taufik berharap, dengan pola tersebut, siswa baru lebih nyaman di sekolah. ”Pola kakak asuh ini sudah berjalan lima tahun. Satu siswa baru akan dipantau oleh satu bahkan dua kakak asuh,” ujarnya.
Agenda hari pertama MPLS di SD Muhammadiyah 5 adalah pengenalan guru, sedangkan untuk hari kedua, siswa akan diajak mengelilingi sekolah. ”Kami kenalkan bahwa di lingkungan ini sudah mencakup semua lini sekolah, yakni SD, SMP, dan SMA,” ucapnya.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Kebayoran Baru Ahmad Said Matondang mengatakan, pada tahun ini jumlah siswa baru meningkat daripada tahun lalu. Untuk jenjang SMA, jumlah siswa meningkat dari 125 siswa menjadi 140 siswa, untuk SMP meningkat dari 48 siswa menjadi 56 siswa, dan SD dari 88 siswa menjadi 101 siswa.
”Jadi, total untuk SD ada 580 siswa, SMP ada 300 siswa, dan SMA sebanyak 120 siswa,” katanya.