Aljazair tampil mengesankan di Piala Afrika dengan lolos ke final tanpa terkalahkan setelah berhasil menumbangkan sang juara tiga kali, Nigeria, dengan skor 2-1 pada pertarungan babak semifinal di Stadion Internasional Kairo, Mesir, Senin (15/7/2019).
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
KAIRO, SENIN — Aljazair tampil mengesankan di Piala Afrika dengan lolos ke final tanpa terkalahkan setelah berhasil menumbangkan sang juara tiga kali, Nigeria, dengan skor 2-1 pada pertarungan babak semifinal di Stadion Internasional Kairo, Mesir, Senin (15/7/2019). Di final, Aljazair akan bertemu Senegal, tim yang pernah dikalahkannya pada babak penyisihan.
Aljazair membuka skor terlebih dahulu melalui gol bunuh diri William Troost-Ekong di babak pertama dan disamakan oleh gol penalti Odion Ighalo pada menit ke-72. Pertandingan berjalan dramatis setelah penyerang Manchester City, Riyad Mahrez, mencetak gol kemenangan melalui tendangan bebas pada menit akhir dari jarak 20 yard atau sekitar 18 meter. Gol tersebut menjadi tendangan terakhir dalam pertandingan tersebut.
”Prajurit Gurun” (julukan Aljazair) berpeluang kembali mengangkat trofi Piala Afrika setelah melakukannya pada 1990. ”Kami sangat senang berada di final Piala Afrika karena ini adalah sesuatu yang sangat istimewa,” kata Mahrez.
Keberhasilan Aljazair melangkah ke final tak bisa dilepaskan dari dukungan para suporternya yang datang ke Stadion Internasional Kairo. Kedatangan mereka membuat penggemar Nigeria seperti tidak terlihat di stadion berkapasitas 75.000 yang masih tampak sejumlah kursi kosong tersebut. Mahrez pun mengatakan, dukungan mereka sangat berarti bagi timnya.
Di turnamen ini, Aljazair dianggap sebagai tim yang paling mengesankan. Mereka menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang turnamen dengan raihan 12 gol.
Pelatih Nigeria Gernot Rohr mengakui, Aljazair layak memenangi pertandingan dan membuat ”Super Eagles” gagal lolos ke final untuk kedelapan kali. Ia pun memuji kualitas tendangan bebas Mahrez. ”Mereka memenanginya di menit akhir dan mereka pantas mendapatkannya. Tendangan bebas yang bagus dan telah membuat perbedaan,” kata Rohr.
Selama pergelaran Piala Afrika 2019, Aljazair belum pernah kalah. Mereka mampu mengalahkan Kenya, Senegal, dan Tanzania di babak penyisihan. Pada babak 16 besar, Aljazair menghajar Guinea dengan skor 3-0. Di perempat final, mereka mengalahkan Pantai Gading melalui adu penalti setelah skor imbang 1-1 pada waktu normal dan tambahan 30 menit.
Di final, Mahrez dan kawan-kawan akan bertemu Senegal. Mereka berpeluang mengalahkan tim yang diperkuat pemain Liverpool, Sadio Mane, tersebut setelah menang 1-0 di babak penyisihan melalui gol Mohamed Youcef Belaili.
Senegal lolos ke final setelah mengalahkan Tunisia dengan skor 1-0. Mereka unggul melalui gol bunuh diri bek KAA Gent, Dylan Bronn, di babak tambahan waktu menit ke-100. Bronn melakukan gol bunuh diri setelah bola yang ditepis kiper Mouez Hassen mengenai kepalanya.
Pertandingan ini diwarnai dua penalti yang gagal dieksekusi dengan baik oleh kedua tim. Tunisia gagal membuka skor setelah tendangan penalti Ferjani Sassi dapat ditangkap Afred Gomis. Sementara itu, Senegal juga gagal membuka skor setelah tendangan gelandang serang Newcastle, Henri Saivet, ditepis Hassen.
Setelah gol bunuh diri Bronn, para pemain dan pendukung Tunisia sempat memiliki asa untuk menyamakan kedudukan setelah tangan Idrissa Gueye dianggap menyentuh bola di kotak penalti. Namun, wasit asal Etiopia, Bamlak Tessema Weyesa, tidak memberikan penalti setelah melihat tayangan VAR (video assistant referee).
Meski lolos ke final, Senegal harus merelakan bek andalan mereka, Kalidou Koulibaly, tidak tampil di partai final melawan Aljazair di Stadion Internasional Kairo pada Sabtu (20/7/2019). Pemain Napoli tersebut telah memperoleh dua kartu kuning di babak gugur sehingga mendapatkan larangan bermain satu pertandingan.
Keberhasilan Pelatih Senegal Aliou Cisse mengantar timnya lolos ke final mengulang prestasinya saat masih menjadi pemain pada 17 tahun lalu. Saat itu, Senegal gagal menjadi juara setelah kalah adu penalti melawan Kamerun.
Pelatih Tunisia asal Perancis, Alain Giresse, pun memuji kinerja Cisse selama menangani Senegal. ”Saya pendukung Aliou Cisse nomor satu. Dia akan menjadi pelatih yang akan melampaui apa yang dia capai sebagai pemain. Dia akan memenangi Piala Afrika,” kata Giresse. (AFP/REUTERS)