Pascapertemuan antara Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, kedua parpol masih belum menentukan sikap, apakah akan bergabung dengan koalisi pemerintah atau menjadi oposisi. Sikap kedua parpol baru akan ditentukan dalam rakernas.
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG/AGNES THEODORA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pascapertemuan antara Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, kedua parpol masih belum menentukan sikap, apakah akan bergabung dengan koalisi pemerintah atau menjadi oposisi. Sikap kedua parpol baru akan ditentukan dalam rakernas.
Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra, Andre Rosiade, menjelaskan pertemuan Prabowo dengan Amien semata-mata hanya untuk berdiskusi terkait hasil rekonsiliasi antara Presiden Joko Widodo dan Prabowo, Sabtu (13/7/2019).
Pada Selasa (16/7/2019), Prabowo bertemu dengan Amien Rais. Amien juga mengatakan, Prabowo akan bertemu dengan Dewan Pembina Partai Gerindra untuk membahas sikap Gerindra.
”Prabowo bertemu dengan Jokowi tidak untuk membahas soal pembagian kekuasaan atau jatah kursi di kabinet. Pertemuan tersebut sebatas untuk menyatukan Indonesia agar bangsa ini kembali guyub dan tidak terjadi polarisasi di akar rumput,” ujar Andre di Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Andre mengatakan, pertemuan antara Prabowo dan Dewan Pembina Partai Gerindra akan dilaksanakan pada Jumat (19/7/2019). Prabowo akan menyampaikan hasil pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di hadapan Dewan Pembina Partai Gerindra.
Menurut Andre, saat ini sebagian besar kader Gerindra menginginkan agar partai tersebut tetap menjadi oposisi. Namun, ia menjelaskan, nantinya semua kader harus mengikuti instruksi dan sikap Prabowo.
”Hingga saat ini, Gerindra belum menentukan sikap karena masih harus dibahas dalam rakernas partai yang berlangsung Agustus 2019 ,” ujarnya.
Setelah bertemu Prabowo, Amien berpandangan, akan lebih baik jika di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin kelak tetap ada kekuatan oposisi yang tangguh di parlemen. ”Yaitu partai-partai yang selama ini mendukung Adil Makmur. Itu lebih indah,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, sikap Amien yang ingin menjadi oposisi bukan mewakili sikap kader partai secara keseluruhan. Menurut dia, saat ini memang terjadi perbedaan pandangan antara kader yang ingin jadi oposisi dan yang ingin bergabung dengan pemerintah.
”Amien dan Prabowo memang merupakan sahabat dekat, wajar saja jika beliau sering berdiskusi dan bertukar pikiran dengan Prabowo. Namun, sikap PAN akan ditentukan dalam rakernas yang akan dilangsungkan awal Agustus,” ujarnya.
Persiapkan kader
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, Golkar akan menyiapkan kader sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan Jokowi dalam kabinet nanti. Namun, ia belum bisa menjelaskan siapa saja yang akan disiapkan Golkar untuk mengisi posisi menteri.
”Pada periode sebelumnya, kami, kan, baru mendukung Jokowi di babak kedua. Namun, pada pemilu ini kami ikut mendukung Jokowi dari babak pertama. Tentu saja, harapannya, kali ini kami bisa berpartisipasi lebih aktif,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/7/2019).
Airlangga mengatakan, dirinya juga belum tahu apakah akan kembali menjabat sebagai menteri pada periode berikutnya. Selain itu, ia mengatakan, saat ini Golkar sedang mengincar posisi Ketua MPR karena Golkar berada di urutan kedua terbanyak dalam perolehan kursi di parlemen pada Pemilu 2019.
”Kami sudah membahas soal posisi ini dengan beberapa partai karena posisi Ketua MPR ditentukan berdasarkan urutan jumlah kursi,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar berencana untuk maju sebagai Ketua MPR. Ia optimistis bisa terpilih karena gairah keislaman yang menguat di Indonesia.
”Indonesia ini sedang kuat gairah keislamannya. Oleh karena itu, gairah ini harus dijembatani dengan kekuatan empat pilar kebangsaan, dan Nahdlatul Ulama punya modal tersebut,” ucapnya.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Sekjen PDI-P Eriko Sotarduga mengatakan, PDI-P tidak pernah meminta posisi kepada Jokowi. Namun, sebagai kader PDI-P, Jokowi tentunya akan membahas posisi kabinet tersebut bersama Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
”Jokowi merupakan kader asli PDI-P sehingga kami yakin beliau akan memberikan yang terbaik bagi PDI-P,” ujarnya.