Lahan gambut di Kalimantan Barat mulai terbakar seminggu terakhir. Bahkan, hingga Rabu (17/7/2019), kebakaran sudah mencapai puluhan hektar yang tersebar di berbagai wilayah.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS – Lahan gambut di Kalimantan Barat mulai terbakar seminggu terakhir. Hingga Rabu (17/7/2019), kebakaran sudah mencapai puluhan hektar yang tersebar di berbagai wilayah.
Pada Rabu siang, kebakaran terjadi di Pontianak Utara terbakar. Api membakar lahan gambut seluas sekitar satu hektar yang hanya berjarak sekitar 30 meter dari permukiman warga. Warga menghubungi petugas pemadam kebakaran saat mengetahui lahan terbakar.
Sekitar pukul 14.00 tim pemadam gabungan dari pemadam kebakaran swasta, TNI-Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak tiba di lokasi kebakaran. Tim langsung mengerahkan alat pemadam untuk memadamkan api.
Proses pemadaman lebih mudah karena lokasi kebakaran masih relatif dekat dengan sumber air sehingga sumber air masih bisa dijangkau dengan pipa pemadam. Ketersediaan air juga masih memadai untuk dipergunakan memadamkan kobaran api. Namun pemadaman tidak bisa dilakukan dalam sehari.
“Setiap tahun lahan di sini terbakar. Kami mendapat laporan dari warga dan langsung menuju ke lokasi. Kemungkinan api tidak bisa padam sepenuhnya hari ini. Sebab, kedalaman gambut di sini minimal 1 meter ,” kata Ferik Johan, petugas Badan Pemadam Api Siantan.
Proses pemadaman juga masih berlangsung di lahan gambut di sejumlah wilayah yang terbakar Selasa, (16/7/2019). Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Pontianak, Sahat Irawan Manik, mengatakan, tim pemadam Rabu ini masih berupaya memadamkan kebakaran gambut seluas sekitar satu hektar di Rasau Jaya Umum, Kabupaten Kubu Raya.
Kebakaran hingga saat ini belum padam, sebab lokasi kebakaran di Rasau Jaya Umum terpencar-pencar dan jauh dari sumber air. Hal itu menjadi tantangan petugas pemadam.
Petugas juga masih berupaya memadamkan api di daerah Teluk Bakung, juga di wilayah Kabupaten Kubu Raya. Luas kebakaran di Teluk Bakung mencapai sekitar 10 hektar. Kebakaran juga terjadi sejak Selasa. Hingga Rabu siang, petugas masih berupaya memadamkan api, Rabu siang.
Di Kabupaten Mempawah, kebakaran lahan yang terjadi sejak Selasa juga masih dalam upaya pemadaman. Kebakaran lahan di Mempawah berada di Sungai Rasau. Luas kebakaran di situ perkiraan sementara sekitar 6 hektar.
Berdasarkan data Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), titik panas di Kalbar beberapa hari terakhir meningkat. Pemantauan pada tanggal 15 Juli pukul 07.00 hingga 16 Juli pukul 07.00 menunjukkan jumlah titik panas di Kalbar mencapai 22 titik. Titik panas itu tersebar di Kapuas Hulu (1), Kayong Utara (2), Melawi (3), dan Kubu Raya (10). Kubu Raya menjadi kabupaten dengan titik panas terbanyak pada periode itu.
Adapun berdasarkan pemantauan tanggal 16 Juli pukul 07.00 hingga 17 Juli pukul 07.00, titik panas meningkat menjadi 26 titik. Titik panas itu tersebar di Kabupaten Sambas (1), Mempawah (11), Ketapang (2), Sintang (3), Kapuas Hulu (3), Landak (1), Kayong Utara (1), dan Kubu Raya (4).
Kabut tipis
Dampaknya, di Kota Pontianak, seminggu terakhir, kabut asap tipis mulai muncul pada malam hari. Kabut asap tipis itu disertai bau yang menyengat. Meskipun demikian, sejauh ini belum laporan gangguan kualitas udara di Pontianak. Aktivitas masyarakat masih berjalan seperti biasa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar Lumano, mengatakan, untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran, dalam minggu ini sejumlah tim akan menyisir ke lapangan. Tim terdiri dari 1.000 personel dari TNI, Polri sekitar 200 personel, masyarakat 205 personel, dan BPBD seluruh kabupaten/kota sebanyak 102 personel.
Helikopter juga sejak April sudah disiagakan di Kalbar. Tiga helikopter digunakan untuk pemadaman dan satu helikopter untuk patroli. Dengan adanya helikopter, api diharapkan bisa cepat diantisipasi terutama untuk memadamkan api di daerah yang sulit dijangkau oleh satuan tugas darat.