Sejumlah daerah melakukan upaya antisipasi dampak kekeringan pada pertanian. Ada yang memperbaiki saluran irigasi, serta menyediakan benih, alat, dan sarana produksi pertanian.
SIDOARJO, KOMPAS Untuk menjaga produksi beras tetap surplus dan tidak terkena dampak kekeringan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan sejumlah upaya mitigasi. Upaya tersebut, di antaranya menyiapkan benih yang tidak perlu banyak air dan membentuk Brigade Alsintan yang dilengkapi alat pertanian modern untuk membantu petani.
Dengan upaya itu, Kepala Dinas Pertanian Jatim Hadi Sulistyo optimistis, hingga akhir tahun, produksi beras Jatim surplus 3,2 juta ton. ”Dinas Pertanian Jatim berkoordinasi dengan dinas pertanian kabupaten/kota untuk memetakan daerah yang berpotensi mengalami kekeringan ataupun gagal panen. Daerah rawan itu, antara lain Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Pacitan, dan Tuban,” ujar Hadi, Selasa (16/7/2019).
Selain menyiapkan varietas benih padi yang tidak memerlukan banyak air, dibentuk juga Brigade Alsintan (alat dan sarana produksi pertanian) di setiap kabupaten/kota. Brigade ini dilengkapi alat pertanian modern, seperti ekskavator, traktor, dan mesin pompa air. Alat-alat itu bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kendala di lapangan sesuai akar masalahnya.
Bagi petani yang tanamannya tidak bisa diselamatkan, ada program bantuan benih untuk musim tanam berikutnya. Petani juga bisa memanfaatkan program asuransi tani yang digulirkan pemerintah. Dengan berasuransi, kerugian akibat gagal panen akan mendapat ganti rugi yang bisa digunakan untuk modal tanam musim berikutnya.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Madiun Suharno mengatakan, saat ini petani sudah mengoperasikan mesin pompa air. Mereka mengambil air tanah untuk mengairi tanaman karena air dari waduk mulai berkurang.
Di Karawang, Jawa Barat, sejumlah saluran irigasi sekunder dan tersier bocor serta dangkal. Air tidak tersalurkan maksimal sehingga petani menunda masa tanam atau terancam gagal panen. Hal yang sama terjadi di Kabupaten Bandung.
Menurut Asep Saepudin (38), Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Ciranggon, Kecamatan Majalaya, saluran irigasi di daerahnya rusak sejak 2015. Lebih banyak air yang terbuang sehingga sawah kering. Hal senada dituturkan Deden (33), petani Desa Kiara, Kecamatan Cilamaya Kulon. Akibatnya, petani menunda masa tanam.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Karawang Dudi, tahun ini perbaikan saluran irigasi sekunder ditargetkan sepanjang 3 kilometer yang tersebar di seluruh kecamatan. Anggaran yang disiapkan Rp 15 miliar. Perbaikan meliputi pengerukan endapan di saluran menggunakan ekskavator dan penambalan dinding bocor.
Adapun perbaikan saluran irigasi tersier ditangani Dinas Pertanian Karawang. Perbaikan berupa pembuatan turap, kolam pembagi, dan pintu air. Untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat, Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Pontianak Sahat Irawan Manik, Selasa, mengatakan, sejak Februari dilakukan patroli rutin dan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya kebakaran lahan.
Bulan Juli, pihaknya dan tim gabungan masyarakat, TNI, Polri, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalbar dan kabupaten/kota memetakan sumber air dan daerah yang berpotensi kebakaran lahan. Kelompok masyarakat diaktifkan, seperti Masyarakat Peduli Api.
Di Kalimantan Tengah, menurut Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran Mofit Saptono, pihaknya mendata sumur-sumur bor yang jauh dari titik kebakaran dan mencari sumber air lain serta membuat sekat kanal.
Komandan Satuan Tugas Karhutla Kolonel Arm Saiful Rizal menyatakan, pihaknya melakukan sosialisasi larangan membakar. Dia berkoordinasi dengan Dewan Adat Dayak dan berbagai elemen masyarakat.
Air waduk menyusut
Saat ini volume air di sejumlah waduk terus menyusut. Akibatnya, distribusi air ke lahan pertanian dikurangi sebagai upaya menyiapkan cadangan air untuk puncak musim kemarau Agustus nanti.
Waduk itu, antara lain, Waduk Cacaban dan Bendungan Pemali Hilir atau Bendungan Notog di Kabupaten Tegal; Waduk Penjalin dan Waduk Malahayu di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah; Waduk Darma di Kabupaten Kuningan dan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kuningan Sahibul menyatakan, pihaknya melakukan gilir air bagi sawah yang terancam puso dan mengoptimalkan mesin pompa air.(NIK/MEL/ESA/IDO/TAM/XTI/DIT/IKI)