Kehadiran Keluarga Berkontribusi pada Efektivitas Pengobatan Kanker
Pendampingan keluarga bukan sekadar menemani ke rumah sakit, melainkan juga hadir di kehidupan sehari-hari penderita kanker.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kehadiran keluarga mendampingi anak-anak penderita kanker selama masa pengobatan sangat penting. Kehadiran keluarga berkontribusi pada efektivitas pengobatan.
Ketua Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia Ira Soelistyo, saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (18/7/2019), mengatakan, keluarga perlu memahami pentingnya manajemen emosi. Sebab, kestabilan emosi keluarga dapat memengaruhi pemahaman anak akan penyakit kanker yang dideritanya.
”Hal pertama yang harus dilakukan keluarga pasien adalah menerima (vonis penyakit), lalu bersyukur. Jika kedua hal itu sudah dilakukan, keluarga dan pasien bisa bersama-sama mencari pengobatan yang tepat. Ini bisa dilakukan jika keluarga membuka diri,” katanya.
Ira mengatakan, orangtua juga perlu belajar soal kanker, termasuk gejala dan macam-macam pengobatan.
Selain berperan sebagai orang pertama yang mendeteksi penyakit, orangtua menjadi kunci untuk memutuskan pengobatan yang akan dijalani.
Selain itu, orangtua juga perlu tahu cara mengomunikasikan pengobatan yang harus dijalani anak. Pasien harus diberi pemahaman agar ada kesadaran untuk menjalani pengobatan. Dalam hal ini, kesabaran orangtua dibutuhkan.
Kondisi emosional pasien kanker juga perlu diperhatikan. Menurut Ira, kondisi emosional mereka sangat ditentukan oleh pemahaman keluarga soal pengobatan. Semakin keluarga memahami dan dapat mengomunikasikannya, semakin positif pula pengaruh pengobatannya.
”Sejumlah obat memberi beragam dampak, misalnya anak jadi punya keinginan untuk terus makan dan jadi pemarah. Ini harus dipahami. Jadi, pendampingan keluarga bukan sekadar menemani ke rumah sakit, melainkan juga hadir di kehidupan sehari-hari pasien,” kata Ira.
Dyah Chandra, Koordinator Pasien Kanker di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta, sekaligus orangtua pasien kanker, mengatakan, anak-anak penderita kanker cenderung emosional sehingga keluarga harus memakluminya.
Nonton ”The Lion King”
Untuk menjaga suasana hati dan semangat pasien, hiburan pasien juga diperhatikan. Sebagai bagian dari upaya itu, perusahaan asuransi, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia, mengajak Dyah bersama 14 orangtua lain yang anaknya mengidap kanker bersama-sama menonton bareng film The Lion King. Ada 15 anak penderita kanker, berusia 2-18 tahun, yang mengikuti kegiatan itu.
”Mayoritas dari anak-anak yang kami bawa hari ini menderita leukimia atau kanker darah. Tentu kekuatan fisik anak harus dipertimbangkan jika ingin mengajak mereka keluar,” kata Dyah saat ditemui di Mal Grand Indonesia, Jakarta.
”Anak-anak penderita kanker menjadi perhatian bagi kami. Walaupun sedang sakit, dengan nonton bareng, kami harap mereka bisa lebih optimistis, semangat, dan lebih cerah menghadapi pengobatan serta aktivitas sehari-hari,” kata Chief Marketing and Customer PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia Vivin Arbianti.