Sebelum menentukan arah politik lima tahun mendatang, Prabowo akan menampung masukan berbagai pihak. Keputusan final baru akan diputuskan pada September mendatang.
JAKARTA, KOMPAS - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menampung masukan berbagai pihak sebelum menentukan arah politik partai lima tahun mendatang. Saat ini, masih ada pandangan berbeda di kalangan internal partai ataupun elite sekitar Prabowo terkait posisi Gerindra, tetap di luar pemerintahan atau berkoalisi dengan partai-partai pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Untuk membahas sikap politik partai, Dewan Pembina Partai Gerindra segera menggelar rapat pada Jumat (19/7/2019). Selaku ketua umum dan ketua dewan pembina, Prabowo akan menyampaikan hasil pembicaraannya dengan Jokowi pekan lalu. Prabowo juga akan menampung masukan elite-elite partai terkait arah koalisi Gerindra. Namun, sikap resmi Gerindra baru diputuskan pada forum rapat kerja nasional September mendatang. Setelah menampung masukan elite partai, Prabowo secara bertahap bertemu elemen pendukung, seperti partai-partai, sukarelawan, dan elite lainnya.
”Pak Prabowo memang akan bertemu, berdiskusi, dan menyerap aspirasi dulu agar semuanya transparan, tak ada bicara-bicara di belakang panggung,” ujar Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (17/7).
Saat Prabowo bertemu Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais baru-baru ini, Amien menyarankan Gerindra tetap jadi kekuatan oposisi. Menurut Amien, pemerintahan Jokowi-Amin tetap membutuhkan kekuatan oposisi yang tangguh di parlemen, yaitu empat partai pendukung Prabowo-Sandiaga yang tergabung di Koalisi Indonesia Adil Makmur. ”Jadi, enteng-enteng saja. Jangan terburu-buru memutus, nanti malah tak matang,” katanya.
Pada 28 Juni lalu, saat mengumpulkan elite-elite partai koalisinya di Kertanegara, Jakarta Selatan, Prabowo menyampaikan akan menjalin komunikasi dengan Jokowi. Namun, sejumlah elite koalisi, seperti Partai Berkarya, Partai Keadilan Sejahtera, dan Amien Rais, meminta Prabowo tak berkoalisi. Prabowo meyakinkan kompetisi telah selesai sehingga komunikasi perlu dibangun. ”Pak Prabowo bilang (pertemuan dengan Jokowi) untuk kepentingan bangsa. Ia akan terus berdiskusi dengan Pak Jokowi,” ujar Andre.
Menurut Andre, mayoritas kader partai ingin Gerindra tetap di luar pemerintahan. Namun, keputusan di tangan Prabowo. Bekerja sama dengan pemerintah tak harus berarti Gerindra jadi partai pendukung. Kerja sama bisa dengan menyodorkan program partai dan Koalisi Indonesia Adil Makmur untuk diterapkan. ”Kami 10 tahun jadi oposisi. Sudah berpengalaman di luar pemerintah,” ujarnya.
Tak hanya Gerindra yang akan berkonsolidasi mengambil sikap. PAN dan Partai Demokrat juga segera menentukan sikap lewat rakernas dan rapat majelis tinggi partai pada bulan ini atau Agustus.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, sikap Amien Rais yang ingin menjadi oposisi tak mewakili sikap para kader partai secara keseluruhan.