Upacara pembukaan ASEAN School Games (ASG) 2019 di Holy Stadium Terang Bangsa School, Semarang, dilakukan Kamis (18/7/2019). ASG 2019 diikuti 10 kontingen negara peserta.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pekan Olahraga Pelajar ASEAN atau ASEAN School Games di Semarang, Jawa Tengah, 17-25 Juli 2019, bukan hanya persoalan kalah atau menang. Namun, bagaimana semangat solidaritas dan pertemanan pelajar di Asia Tenggara bisa diperkokoh sejak level pelajar.
Upacara pembukaan ASEAN School Games (ASG) 2019 di Holy Stadium Terang Bangsa School, Semarang, dilakukan pada Kamis (18/7/2019). ASG 2019 diikuti 10 kontingen negara peserta.
Presiden ASEAN Schools Sports Council HE Datin Seri Paduka Dr Hajah Romaizah mengatakan, ASG 2019 menjadi ajang untuk menyatukan semangat kebersamaan ASEAN. ”Ini juga kesempatan untuk mendapat teman baru dan terus menjaganya,” ujarnya.
Romaizah menambahkan, ASG 2019 juga menjadi perayaan keberagaman kebudayaan di Asia Tenggara. Diharapkan lewat kompetisi antar-atlet potensial, semangat solidaritas dan kebersamaan antarnegara di ASEAN terus diperkokoh.
Menurut Romaizah, pelajar yang berlaga di ASG 2019 ialah atlet-atlet yang nantinya berpotensi tampil pada jenjang lebih tinggi. ”Berilah yang terbaik karena nantinya juga akan mengharumkan ASEAN. Semoga jadi pengalaman mengesankan,” ucapnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menuturkan, siswa sekolah merupakan bagian dari masa depan bangsa. Lewat ASG 2019, tidak hanya dari sisi olahraga, tetapi juga terkait semangat persatuan dan solidaritas di ASEAN.
”Atlet-atlet muda ini yang nantinya membuat bangga di Asian Games ataupun Olimpiade. Ini hal besar karena mereka di usia yang sangat muda, pelajar, membawa nama Indonesia. Mereka akan menjadi atlet idola baru bagi generasi milenial,” ujar Imam.
Acara diawali sajian musik dari sejumlah musisi serta Carissa, penyandang tunanetra berusia delapan tahun asal Rembang, Jateng. Lalu, tersaji video mapping yang menampilkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjelaskan berbagai destinasi wisata di Jateng. Ganjar lalu muncul di panggung bersama Imam Nahrawi.
Kemudian, ada defile atau parade atlet dari 10 kontingen negara peserta yang berlangsung meriah. Ada juga sajian tari Pesona Jateng hingga penyerahan obor ASG 2019 dari atlet kepada Ganjar Pranowo.
Terus dipantau
Ganjar Pranowo mengatakan, di ASG 2019, para atlet belia bisa mengukur kekuatan negara-negara lain. Karena itu, pemerintah perlu memantau mereka terus hingga berkembang ke jenjang lebih tinggi.
”Selain itu, di sini, para anak muda berkumpul dan bergaul dengan suasana damai. Mereka nantinya (di tingkat senior) bisa berkumpul lagi,” ucap Ganjar.
Ia menambahkan, seiring dengan Semarang sebagai tuan rumah, akan ada dukungan bagi pariwisata Semarang dan Jateng. Pihaknya pun akan terus mengembangkan sport tourism yang memadukan olahraga dan pariwisata.
ASG 2019 diikuti 10 negara ASEAN dan mempertandingkan sembilan cabang, yakni atletik, renang, tenis, tenis meja, sepak takraw, bulu tangkis, bola voli, bola basket, dan pencak silat. Terdapat 117 nomor pertandingan pada ajang tahunan ini.
Kontingen Indonesia berjumlah 250 orang, yang terdiri dari 183 atlet, 38 pelatih, 9 manajer, dan 20 ofisial. Atlet-atlet tersebut diambil dari sekolah khusus olahraga, pusat pendidikan dan latihan pelajar, serta klub cabang olahraga. Indonesia menargetkan meraih 36-38 medali emas untuk menjadi juara umum.