GIIAS 2019, Pesta Para Legenda
Ada yang istimewa dari pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show tahun ini. Beberapa mobil legendaris di dunia otomotif kembali hadir di pasar dengan wujud-wujud terbarunya.
Mobil-mobil baru apa saja yang diluncurkan di GIIAS 2019 telah diumumkan di hari pembukaan pameran akbar otomotif tersebut, Kamis (18/7/2019). Ada mobil konsep nan canggih, mobil sport yang sexy, sedan keluarga yang anggun, hingga berbagai facelift pada sejumlah mobil yang sudah lalu lalang di jalanan sebelum ini.
Namun, setidaknya tiga mobil bisa dikatakan menjadi bintang GIIAS tahun ini karena predikat legendarisnya. Mereka adalah BMW Seri 3, Suzuki Jimny, dan Toyota Supra. Tak ada yang membantah, semua adalah mobil legenda di segmennya masing-masing.
Di Indonesia, BMW Seri 3 menjadi sangat populer sebagai ”mobil Mas Boy” karena tokoh utama dalam film Catatan Si Boy (1988) menggunakan mobil ini. Waktu itu, Mas Boy menggunakan BMW 318i dari generasi kedua BMW Seri 3 dengan kode model E30.
Kemarin, BMW Group Indonesia meluncurkan BMW Seri 3 dengan kode model G20, yang merupakan generasi ketujuh Seri 3 sejak sedan kompak premium ini pertama kali lahir tahun 1975. Mobil ini kembali diharapkan akan menjadi ujung tombak penjualan BMW di Tanah Air.
Ismail Ashlan, Corporate Communications Manager BMW Group Indonesia, mengatakan, sebelum ini Seri 3 selalu menjadi penyumbang terbesar angka penjualan BMW di Indonesia dengan kontribusi di kisaran angka 30 persen. ”Tahun lalu sempat disalip sesaat oleh BMW X1, tetapi setelah itu Seri 3 kembali menduduki peringkat pertama mobil terlaris kami,” ujarnya.
Bukan hanya di Indonesia, BMW Seri 3 juga menyandang predikat legendaris di dunia. Data BMW Group menyebutkan, sejak diperkenalkan pada 1975, lebih dari 15 juta unit Seri 3 telah terjual di seluruh dunia. Desain yang sporty dan kompak ditambah pengendalian yang presisi dan menyenangkan membuat Seri 3 seolah-olah menjadi duta utama dari slogan BMW sebagai ”the ultimate driving machine”.
Akankah generasi ketujuh ini meneruskan DNA kesenangan berkendara dan legenda Seri 3 tersebut? Waktu dan pelanggan akan mengujinya.
Lebih macho
Di spektrum yang lain, ada Suzuki Jimny yang selama puluhan tahun juga menghiasi pikiran dan mimpi-mimpi para pencinta mobil di Indonesia, terutama mereka penggemar mobil utilitas untuk segala medan. Sejak dimasukkan ke pasar Tanah Air pada 1979 dengan model LJ80 (populer dengan sebutan Jimny Jangkrik), Jimny merebut hati para pencinta otomotif dengan bodinya yang kompak, lincah, mesin yang bertenaga namun irit, desain yang menarik, dan ditambah kemampuan penggerak empat roda (4x4).
Saat penerusnya, SJ410, hadir pada dekade 1980-an, Suzuki Jimny pun meledak menjadi salah satu ikon kultural gaya hidup remaja dan kaum dewasa muda kala itu. Predikat ini berlanjut pada era 1990-an meski kemampuan offroad-nya sudah ditiadakan dalam bentuk Suzuki Katana. Para penggunanya begitu bangga dengan citra yang lebih macho dan lebih tahan banting dibandingkan dengan rekan-rekannya yang memilih sedan atau hatchback.
Sayang setelah itu Suzuki Indomobil Motor menghentikan produksi generasi Jimny berikutnya dan mobil imut tapi gagah ini hilang dari pasar, tetapi masih tetap bercokol di hati para penggemarnya. Hingga akhirnya, pada GIIAS 2018, Suzuki Indomobil Sales memamerkan generasi terbaru Jimny, yakni Suzuki Jimny generasi keempat.
Gegerlah dunia nostalgia para remaja era 1980-1990-an yang kini sudah memiliki daya beli signifikan dan ingin kembali menikmati mobil terkeren dari masa mereka itu. Tak hanya itu, model All New Jimny yang disebut-sebut mengingatkan pada Mercedes-Benz G-Class dan Land Rover Defender itu juga memikat hati para milenial. Menurut salah satu di antara mereka, Jimny baru ini menawarkan sebuah citra dan gaya baru di tengah pasaran mobil mungil yang dewasa ini didominasi model hatchback atau MPV.
Sayang PT SIS belum mau memasarkan All New Jimny pada 2018 itu, mengingat model ini juga masih sangat baru di negeri kelahirannya, Jepang, kala itu. Sampai akhirnya, pada GIIAS tahun ini, distributor resmi kendaraan Suzuki di Tanah Air itu memutuskan memasarkan All New Jimny tersebut.
”Unit yang kami datangkan masih diimpor utuh (CBU/completely built up) dari Jepang. Setiap bulan kami akan mendapatkan jatah berkisar 40-50 unit, yang akan kami bagi merata ke seluruh dealer di seluruh Indonesia,” tutur Donny Saputra, Direktur Pemasaran Roda 4 PT SIS.
Legenda sport
Bergeser beberapa booth dan ke spektrum segmen yang lebih niche, kita diperkenalkan pada All New Toyota Supra. Ini adalah generasi kelima (kode model A90) dari mobil sport kebanggaan pabrikan Jepang tersebut.
Mereka yang mengaku menggemari dunia mobil pasti bakal mengenali Supra sebagai salah satu legenda Toyota di dunia mobil sport. Berbagai ajang olahraga bermobil yang diikutinya, mulai dari rally sampai balap turing, membuat Supra memperoleh pengakuannya. Belum lagi penampilannya di berbagai ikon budaya pop, seperti di film The Fast and The Furious.
Makin menarik lagi, Toyota Supra terbaru ini dikembangkan dalam kolaborasi antara Toyota dan BMW. Salah satu alasannya adalah BMW memiliki stok mesin enam silinder segaris yang sudah tak lagi diproduksi Toyota. Dan, mesin enam silinder segaris adalah salah satu ciri utama Supra generasi terdahulu.
Selain menghasilkan Supra di sisi Toyota, kolaborasi Jepang-Jerman ini menghasilkan BMW Z4 di sisi pabrikan Bavaria tersebut.
Kehadiran Supra juga memberikan kesegaran dan gairah baru di booth Toyota, yang selama bertahun-tahun pelaksanaan pameran otomotif di Indonesia hanya didominasi berbagai model dan bentuk MPV yang jujur saja cukup membosankan. Kehadiran sang legenda mobil sport ini mengembalikan citra Toyota sebagai pabrikan yang juga punya taji dan taring di dunia mobil performa tinggi.
Rouli Sijabat, PR Department Head PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, hanya ada satu varian Supra yang dimasukkan ke pasar Indonesia, yakni tipe tertinggi dengan mesin 6 silinder segaris berkapasitas 3.0 liter yang dilengkapi turbo.
Mesin ini mengeluarkan tenaga maksimum 340 PS dan torsi puncak 500 Nm di rentang putaran mesin 1.600-4.500 rpm. Tenaga ini memungkinkan akselerasi 0-100 km per jam hanya dalam waktu 4,3 detik.
”GR Supra yang diluncurkan ini adalah produk pertama yang di-develop dan diproduksi oleh Gazoo Racing (GR). Pengembangan Supra berkode A90 ini membutuhkan waktu sekitar enam tahun,” tutur Rouli.
Tentu saja, tidak hanya tiga mobil ini yang menjadi magnet penarik perhatian di GIIAS 2019. Masih ada mobil-mobil baru lain yang juga berhak mengemban titel ”legenda” dengan keunggulan masing-masing.
PT Eurokars Motor Indonesia, misalnya, meluncurkan All New Mazda 3, generasi keempat dari mobil kompak asal Hiroshima, Jepang, tersebut. Walau kurang populer di Indonesia, Mazda 3 mendapat respons positif di belahan dunia lain. Sejak diperkenalkan pada 2003, mobil kompak yang tampil dalam bentuk sedan dan hatchback ini telah terjual lebih dari 6 juta unit di seluruh dunia.
Mazda 3 juga memegang predikat sebagai mobil terlaris di beberapa negara dan hampir tak pernah absen dari daftar 10 Best Cars versi majalah otomotif prestisius, Car and Driver. Akankah kehadiran All New Mazda 3 ini akan mendongkrak popularitasnya di Indonesia? Kita simak saja nanti.
Selain Mazda, Honda juga meluncurkan All New Honda Accord yang kini menggunakan mesin 1.5 liter VTEC Turbo. Selama puluhan tahun, Accord juga memiliki tempat tersendiri di hati para pencinta Honda, yakni sebagai mobil termewah di jajaran merek berlogo H tersebut. Kini hadir generasi ke-10 Honda Accord yang juga menjadi langganan penghuni daftar 10 Best Cars Car and Driver.
Sementara Mitsubishi juga meluncurkan New Mitsubishi Triton yang sudah terjual sekitar 4,5 juta unit sejak model pertamanya diluncurkan pada tahun 1978. Mobil ini juga bisa dikatakan legenda di kelasnya.