Nilai tukar dollar AS bergerak variatif dengan peluang melemah pada perdagangan Jumat (19/7/2019). Spekulasi ekspektasi penurunan suku bunga Fed Rate di AS menguat setelah muncul komentar terkait dengan hal itu oleh pemimpin The Fed wilayah New York.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT — Nilai tukar dollar AS bergerak variatif dengan peluang melemah pada perdagangan Jumat (19/7/2019). Spekulasi ekspektasi penurunan suku bunga Fed Rate di AS menguat setelah muncul komentar terkait dengan hal itu oleh pemimpin The Fed wilayah New York. Pasar saham di Asia pun merespons positif penguatan ekspektasi itu pada Jumat pagi.
Pemimpin Fed New York, John Williams, mengatakan pada hari Kamis bahwa pembuat kebijakan perlu menambah stimulus lebih awal untuk menangani inflasi yang terlalu rendah ketika suku bunga mendekati nol. Dalam sebuah pidatonya, Williams menilai, pemangku kebijakan suku bunga tidak dapat menunggu hingga sebuah masalah di perekonomian berpeluang terjadi. Pernyataan itu pun dibaca pelaku pasar dan analis sebagai argumen kuat untuk mendukung penurunan suku bunga.
Komentar Williams itu menguatkan ekspektasi kepastian bahwa The Fed akan memilih untuk memotong suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan kebijakan 30-31 Juli. Bahkan, pernyataan itu juga memicu harapan pengurangan hingga 50 bps.
Pasar uang cepat bereaksi, dengan harga berjangka pada satu titik menentukan peluang hampir 70 persen dari pemotongan 50 bps itu pada pertemuan akhir bulan ini. Namun, peluang itu turun menjadi sekitar 40 persen setelah The Fed New York mengklarifikasi kemudian bahwa pidato Williams bukan tentang tindakan potensial pada pertemuan kebijakan The Fed mendatang.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen, ”membayar” penurunan yang terjadi sehari sebelumnya. Adapun pasar saham Australia bertambah 0,4 persen seiring dengan kenaikan indeks KOSPI Korea Selatan 0,8 persen dan Indeks Nikkei Jepang yang menanjak hingga 1 persen.
Di AS, kenaikan indeks hanya mencapai 0,3 persen pada pekan ini. Sentimen tentang perang dagang AS-China masih tetap membayangi pasar. Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan ancamannya untuk mengenakan bea lebih lanjut pada impor China. Kedua belah pihak memulai kembali perundingan baru-baru ini untuk mencoba dan mengakhiri perang dagang selama setahun yang telah mengguncang pasar keuangan dan memperlambat pertumbuhan global.
”Ekspektasi kebijakan Dovish Fed memang memberikan dukungan untuk pasar ekuitas, yang ditetapkan untuk dapat kembali naik setelah menderita kerugian pada hari sebelumnya. Namun, faktor-faktor seperti masalah perdagangan AS-China dan ketegangan terkait Iran cenderung membatasi kenaikan pasar,” kata Masahiro Ichikawa, ahli strategi senior di Sumitomo Mitsui DS Asset Management.
Indeks dollar AS terhadap sekumpulan enam mata uang utama sedikit berubah pada level 96,778 setelah kehilangan sekitar 0,5 persen pada perdagangan semalam waktu Indonesia. Dollar AS terpengaruh langsung oleh pernyataan Williams. Namun, posisi dollar AS naik 0,15 persen menjadi 107,460 yen setelah The Fed New York mencoba mengklarifikasi komentar Williams sebelumnya. Euro berada sekitar 0,1 persen lebih rendah pada level 1,13 per dollar AS setelah naik 0,45 persen sehari sebelumnya.
Imbal hasil AS lebih rendah pascakomentar Williams. Imbal hasil surat utang US Treasury dua tahun berada di level 1,79 persen setelah menyentuh level terendah dalam dua pekan di level 1,75 persen. Sementara itu, imbal hasil US Treasury 10 tahun turun ke level terendahnya dalam 10 hari di level 2,02 persen.
Di pasar komoditas, minyak mentah berjangka AS naik 1 persen menjadi di level 55,90 dollar AS per barel setelah merosot 2,6 persen semalam. Harga minyak telah jatuh pada hari Kamis di tengah ekspektasi bahwa hasil produksi minyak mentah akan naik di Teluk Meksiko menyusul badai yang melanda wilayah itu pada pekan lalu. (REUTERS)