Pendukung ”Meriam London” tidak senang dengan fakta bahwa klub kebanggaannya harus kembali turun ke Liga Europa untuk tiga kali secara berturut-turut.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·5 menit baca
CHARLOTTE, JUMAT — Hingga Jumat (19/7/2019), Arsenal belum bergerak aktif di bursa transfer pemain. Hal itu membuat beberapa pendukungnya geram karena kebijakan pemilik klub yang enggan membuat perubahan. Klub masih memegang kebijakan lama, yakni mengembangkan pemain muda.
Sedikitnya 100.000 tanda tangan telah dibubuhkan dalam petisi dalam jaringan di situs suporter Arsenal di Amerika Serikat. Mereka memprotes kepemimpinan pemilik klub, Stan Kroenke dan Kroenke Sports and Entertainmen (KSE). Kepemimpinan mereka dianggap buruk dan pendukung Arsenal meminta tindakan nyata untuk mengembangkan klub asal London tersebut.
Pendukung ”Meriam London” tidak senang dengan fakta bahwa klub kebanggaannya harus kembali turun ke Liga Eropa untuk tiga kali secara berturut-turut. Mereka menilai, suasana di Stadion Emirates sudah tidak lagi berjiwa dan suporter merasa tidak dianggap oleh pemilik klub.
Direktur Arsenal Josh Kroenke, yang merupakan putra Stan Kroenke, menanggapi protes tersebut dengan surat terbuka. Ia tidak setuju dengan pandangan para suporter dan menegaskan bahwa ayahnya ingin Arsenal juara.
Pernyataan Josh berbanding terbalik dengan apa yang dikatakannya dua hari lalu. Ia memperingatkan kepada pendukung Arsenal bahwa mereka tidak akan mengejar trofi bergengsi pada musim ini. Pemilik klub juga hanya memberikan dana sebesar 45 juta poundsterling atau sekitar Rp 784 miliar untuk membeli pemain baru.
Surat terbuka Josh tersebut tidak dapat meredam amarah para pendukung ”The Gunners”. Jumlah tanda tangan dalam petisi tersebut semakin bertambah dari penjuru dunia.
Pendiri blog YouAreMyArsenal yang berbasis di Philadelphia, AS, Michael Price, mengatakan, basis pendukung klub tidak pernah bersatu sebelumnya. Ia mengatakan, pendukung di AS peduli dengan Arsenal seperti orang yang tumbuh di Islington (London) meskipun tidak dapat datang ke stadion setiap minggu.
Menurut Price, beberapa basis pendukung Arsenal sempat retak. Beberapa kelompok tidak senang dengan cara Arsene Wenger mengelola timnya. Ada beberapa kelompok lain tidak senang dengan cara melatih Unai Emery jelang akhir tahun lalu.
”100.000 ikut bertaruh. Ini melampaui pertukaran surat terbuka. Ketika surat tersebut keluar, kami memiliki tanda tangan dari seluruh dunia. Ini menunjukkan bahwa penggemar AS sangat peduli,” kata Price.
Suporter meminta agar klub melakukan belanja besar demi memperkuat tim yang sudah ada. Emery pun mengatakan, minggu ini Arsenal sedang berusaha untuk mendatangkan tiga hingga empat pemain berkualitas yang dapat menenangkan para penggemarnya.
Arsenal dilaporkan sedang berusaha mendatangkan bek kiri Celtic, Kieran Tierney, dan menyelesaikan transfer Wilfried Zaha dari Crystal Palace. Mereka juga tertarik kepada penyerang sayap Barcelona, Malcom. Namun, ketiganya masih terkendala dengan biaya transfer yang diminta oleh pemilik klub.
Arsenal juga dikabarkan segera menyelesaikan transfer gelandang serang Real Madrid, Dani Ceballos, dan striker Brasil yang bersinar di Copa America 2019 lalu, Everton Soares dari Gremio. Staf Arsenal dikabarkan tiba di Porto Alegre, Brasil, untuk mempercepat proses transfer Everton.
Akan tetapi, hingga saat ini rumor tersebut belum ada yang terealisasi dan tidak ada transfer pemain bintang yang masuk. Arsenal baru mendatangkan pemain sayap 17 tahun asal Brasil, Gabriel Martinelli, dari Ituano dengan biaya 6,7 juta euro (Rp 105 miliar).
Pemain muda
Kedatangan Martinelli tak bisa dilepaskan dengan kebiasaan klub yang ingin mengembangkan pemain muda daripada membeli pemain yang sudah matang. Pemain yang musim lalu berkiprah di Divisi Empat Brasil tersebut dipandang memiliki bakat besar sehingga menarik perhatian beberapa klub Eropa.
Seperti Wenger, Emery tetap akan mewarisi tradisi klub untuk memberikan kepercayaan penuh kepada pemain muda. Pada era Wenger, beberapa pemain muda lahir dan menjadi bintang besar, seperti Ashley Cole, Cesc Fabregas, Hector Bellerin, Wojciech Szczesny, dan Jack Wilshere.
Seusai kemenangan 2-1 atas Bayern Muenchen pada turnamen International Champions Cup di California, AS, Kamis (18/7/2019), Emery menegaskan akan memberikan kesempatan yang banyak kepada pemain muda. Ia terkesan dengan penampilan penyerang berusia 20 tahun kelahiran London, Eddie Nketiah, yang menjadi penentu kemenangan Arsenal dalam pertandingan tersebut.
”Kami memiliki tanggung jawab dengan para pemain muda untuk memberi mereka peluang. Setiap menit, mereka menunjukkan kinerja saat melawan pemain besar, misalnya Nketiah melawan (Niklas) Sule,” ujar Emery, seperti dikutip dari Goal.com.
Menurut Emery, memberikan peluang bagi pemain muda merupakan tanggung jawab para staf di klub untuk sejarah pada masa sekarang dan masa depan. Karena itu, mereka membutuhkan pemain muda untuk menjadi bagian dari klub.
Selain Nketiah, Arsenal memiliki pemain muda yang berprospek cerah, seperti Ainsley Maitland-Niles, Joe Willock dan Reiss Nelson. Musim lalu, Nelson cukup produktif saat dipinjamkan ke klub Jerman, Hoffenheim. Ia mencetak 7 gol dan 1 asis dalam 29 pertandingan.
Kehadiran mantan gelandang Arsenal asal Swedia, Freddie Ljungberg, yang menjadi asisten pelatih, turut berpengaruh pada kebijakan klub untuk mengembangkan pemain muda. Tahun lalu, ia kembali ke Arsenal untuk melatih tim U-23. Ljungberg adalah bagian dari tim ”The Invincibles” yang tak terkalahkan saat menjuarai Liga Premier Inggris pada 2004.
Sebaliknya, mantan asisten pelatih, Steve Bould, akan memimpin tim U-23 bersama dengan manajer akademi, Per Mertesacker, yang merupakan mantan bek Arsenal. Mereka bertugas membantu para pemain muda agar dapat masuk ke tim utama.
”Dengan Freddie, kami bekerja. Di atas segalanya, dia dapat membantu kita karena lebih mengenal setiap pemain muda dengan baik daripada kita,” kata Emery. (REUTERS/AFP)