Banjir melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Simeulue dan Kabupaten Abdya, Provinsi Aceh, Minggu (21/7/2019). Ribuan rumah di Simeulue terendam banjir luapan sungai dan 18 unit rumah di Abdya rusak setelah diterjang banjir rob.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS - Banjir melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Simeulue dan Kabupaten Abdya, Provinsi Aceh, Minggu (21/7/2019). Ribuan rumah di Simeulue terendam banjir luapan sungai dan 18 unit rumah di Abdya rusak setelah diterjang banjir rob.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simeulue Zulfadli dihubungi dari Banda Aceh, Minggu, menuturkan, hujan deras sejak dua hari terakhir memicu kenaikan debit air sejumlah sungai di Simeulue. Sebanyak 16 desa di lima kecamatan terendam banjir dengan ketinggian air 80 sentimeter (cm) hingga 100 cm.
“Sebagian warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat yang relataif aman. Namun, kerusakan dampak banjir masih kami data,” kata Zulfadli.
Zulfadli menambahkan, aktivitas warga terhambat karena jalan-jalan antardesa terendam. BPBD telah mengirimkan perahu karet untuk antisipasi jika ada warga yang harus dievakuasi. Sebuah jembatan di Kuala Makmur, Kecamatan Simeulue Timur rusak parah.
“Jembatan terpaksa dibongkar dan digantikan jembatan darurat dari batang kelapa,” ujar Zulfadli.
“Jembatan terpaksa dibongkar dan digantikan jembatan darurat dari batang kelapa,” ujar Zulfadli.
Zulfadli menuturkan, kondisi sungai yang dangkal membuat banjir luapan lebih mudah terjadi. Dia berharap, Pemprov Aceh membantu normalisasi sungai agar banjir luapan bisa dihindarkan.
Sementara itu, di Abdya, banjir rob menyebabkan 18 rumah rusak. Dari jumlah tersebut, empat rumah di antaranya rusak parah. Rumah warga di tepi pantai rusak dihantam gelombang laut. Nilai kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek mengatakan, banjir rob juga terjadi di Aceh Barat. Gelombang pasang di Aceh Barat mengakibatkan tanggul pantai rusak sehingga limpasan air merendam jalan dan rumah warga.
“Tim BPBD dan warga gotong royong mengangkut pasir yang dimasukkan dalam goni sebagai tanggul sementara,” kata Dadek. Sejumlah alat berat juga disiagakan di lokasi untuk tanggap darurat.
Dampaknya, kapal penyeberangan rute Singkil–Pulau Banyak, Simeulue–Aceh Selatan, dan Banda Aceh-Sabang, terpaksa dihentikan.
Cuaca buruk juga melanda perairan Aceh Singkil, Simeulue, dan Banda Aceh. Dampaknya, kapal penyeberangan rute Singkil–Pulau Banyak, Simeulue–Aceh Selatan, dan Banda Aceh-Sabang, terpaksa dihentikan.
Pengelola Pelabuhan Ulee Lheu Bana Aceh Said Syahrul mengatakan, penghentian penyeberangan diberlakukan sampai cuaca membaik. “Jika besok cuaca sudah kembali normal, penyeberangan diaktifkan lagi,” kata Said.
Cuaca buruk di Aceh Besar menelan satu korban jiwa. Syawali (21) warga Aceh Besar tertimpa pohon saat melintasi jalan Aceh Besar–Meulaboh pada Sabtu (20/7) sore. Korban meninggal di lokasi kejadian.