MALANG, KOMPAS — Aktivitas wisata ke Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tidak banyak terpengaruh oleh erupsi. Kunjungan wisatawan masih stabil meskipun mereka tidak diperolehkan masuk ke dalam radius 1 kilometer dari kawah Bromo. Bromo mengalami erupsi pada Jumat (19/7/2019).
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) John Kennedy, Minggu (21/7/2019), mengatakan, wisatawan masih berdatangan ke Bromo (2.329 meter di atas permukaan laut). Jumlah mereka berkisar 3.000-4.000 orang dalam sehari atau sama dengan rata-rata hari libur akhir pekan biasanya.
”Wisatawan masih seperti biasa. Kami menetapkan prosedur sesuai arahan Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, yakni wisatawan tidak boleh naik mendekati radius 1 kilometer dari puncak Bromo. Beruntungnya mereka mematuhi imbauan itu,” ujarnya.
Menurut John, pihaknya mengerahkan petugas untuk menghalau wisatawan yang nekat mendekati radius 1 kilometer. Jumlah personel yang dikerahkan mencapai 30 petugas dibantu warga setempat.
Kendalanya terkadang ada satu-dua wisatawan yang nekat mendekati kawah melalui jalur tikus. Namun, sejauh ini, kata John, banyak wisatawan masuk melalui Cemoro Lawang di Probolinggo dibandingkan dengan Penanjakan di Pasuruan ataupun Malang.
Banyak di antara mereka berjejer di kejauhan untuk melihat aktivitas vulkanik Bromo. Kebetulan aktivitas vulkanik pada hari ini sudah landai.
Adapun BBTNBTS masih membuka obyek wisata Gunung Bromo karena status masih Waspada. Masih level II atau Waspada. Apabila PVMBG sudah menaikkan ke level III atau Siaga, pihaknya akan menutup obyek itu.
Demikian pula Gunung Semeru saat ini statusnya masih Waspada sehingga pendakian hanya diperbolehkan sampai Kali Mati, tidak boleh sampai ke puncak.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi membenarkan aktivitas vulkanik Bromo mereda dalam dua hari terakhir.
Kondisi cuaca cerah, tidak terlihat lagi kabut dan awan pekat yang menutupi puncak kawah layaknya Jumat pekan lalu.
Pada Minggu pukul 06.00-12.00 puncak gunung tampak jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah. Angin bertiup lemah ke arah barat daya, barat, dan barat laut.
Sebelumnya, Bromo erupsi pada Jumat pukul 16.37. Tinggi kolom letusan sulit teramati akibat tertutup kabut. Suara gemuruh dan dentuman terdengar dari arah kawah.
Hingga tengah malam tercatat lima kali letusan, tiga kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 4-35 milimeter dengan durasi 15-23 detik. (WER)