Kehadiran figur muda di kabinet Presiden-Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo-Ma\'ruf Amin, penting untuk regenerasi. Kehadiran figur muda juga diyakini akan menciptakan inovasi-inovasi di pemerintahan.
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kehadiran figur muda di kabinet presiden-wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, penting untuk regenerasi. Kehadiran figur muda juga diyakini akan menciptakan inovasi-inovasi di pemerintahan.
Karena itu, penting bagi Jokowi merealisasikan janjinya memilih figur muda menjadi menteri. Ini sekalipun diyakini tidak mudah karena figur muda kerap dikesampingkan saat proses penentuan kabinet.
Profesor riset bidang politik dan pemerintahan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli, saat diskusi bertajuk ”Berebut Menteri Milenial, Siapa Paling Potensial?” mengatakan, setiap kali penentuan menteri dalam kabinet, terjadi tarik-menarik antar-partai-partai politik pendukung presiden-wakil Presiden terpilih. Saat itulah, figur muda kerap kali tidak menjadi prioritas.
”Namun, presiden memiliki hak prerogatif untuk menentukan siapa saja yang akan duduk di posisi menteri sehingga generasi muda masih memiliki peluang untuk itu,” katanya.
Apalagi, Jokowi sudah berjanji akan memasukkan figur muda di kabinetnya.
”Jika Jokowi tidak memasukkan figur-figur muda, maka tidak akan ada regenerasi dan bisa memunculkan kekecewaan terhadap generasi milenial yang ikut berperan sebagai pemilih dalam Pemilu 2019,” kata Lili Romli.
”Menurut saya, idealnya minimal ada lima tokoh dari generasi muda yang bisa mengisi posisi menteri,” ucapnya.
Partai politik yang masuk jajaran koalisi pendukung Jokowi-Amin juga diharapkannya mengajukan kader partai yang masih muda. Tentunya yang memiliki kapabilitas untuk menjadi menteri.
”Kita tahu bahwa generasi tua juga masih ingin berpartisipasi untuk membangun bangsa. Namun, harus diimbangi pula dengan kehadiran generasi muda yang bisa memberikan inovasi baru untuk kebijakan pemerintah nantinya,” katanya.
Peneliti Institute for Development of Economic and Finance, Bhima Yudhistira, mengatakan, generasi muda memiliki peran yang cukup sentral, khususnya dalam mengembangkan ekonomi digital di Tanah Air. Di antara mereka bahkan mendirikan usaha rintisan yang pertumbuhannya signifikan.
”Para pendiri start up itu bisa mencapai level unicorn bahkan decacorn karena usaha dan kepemimpinan mereka dalam mengelola perusahaan di tengah karut-marutnya regulasi ekonomi digital. Sudah seharusnya figur-figur seperti ini bisa masuk dalam posisi kementerian,” katanya.
Namun, dia mengingatkan, figur muda yang dipilih menjadi menteri hendaknya tidak hanya memiliki kapasitas di bidangnya. Lebih dari itu, mereka juga harus memiliki kapasitas komunikasi yang baik. Ini karena mereka akan dihadapkan pada rumitnya birokrasi saat menjadi menteri.
Figur-figur muda yang dipilih juga harus bisa memangkas regulasi yang ada. Ini terutama regulasi yang menghambat tumbuh kembang dunia usaha.
Hasil survei ASI
Berdasarkan hasil survei pada Februari-Maret 2019 yang dilakukan Arus Survei Indonesia (ASI), yang dirilis hari ini, sejumlah figur muda yang cocok menempati posisi menteri di antaranya pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim; pendiri Bukalapak, Achmad Zaky; putri presiden keempat KH Abdurrahman Wahid, Inayah Wahid; dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.
Adapun figur muda dari partai politik yang menurut survei tepat menjadi menteri seperti Prananda Surya Paloh dari Nasdem, Lukmanul Hakim dari Partai Kebangkitan Bangsa, Taj Yasin Maimoen dari Partai Persatuan Pembangunan, dan Agus Harimurti Yudhoyono dari Partai Demokrat.
”Ada 110 pakar dan public opinion makers yang melakukan penilaian terhadap sejumlah figur milenial yang masuk dalam kategori dengan sejumlah aspek seperti integritas, rekam jejak, kompetensi, inovasi, pengaruh sosial, aspek manajerial, dan kemampuan memimpin,” kata Direktur Eksekutif ASI Ali Rifan.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, partai memiliki sejumlah figur muda yang siap menjadi menteri jika ditunjuk presiden.
”Kami juga memiliki sejumlah figur muda yang siap untuk dipilih oleh presiden, seperti Prananda Surya Paloh salah satunya,” ujarnya.
Sementara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengingatkan agar menteri muda yang dipilih Jokowi tidak sebatas karena usianya yang muda. Namun, figur muda itu harus memiliki kompetensi.
”Saya pikir bisa-bisa saja anak muda, tetapi kalau umpamanya muda, tapi tidak bisa apa-apa, mau bagaimana? Lalu, kalau usianya tua, kenapa tidak boleh? Yang penting itu punya pengalaman, orang-orang yang mumpuni di bidangnya masing-masing,” ujarnya.