Penggunaan VAR dinilai lebih bijaksana daripada hanya mengambil keputusan berdasarkan pandangan subyektif dari wasit.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
LONDON, MINGGU — Setelah menolak penggunaan perangkat video wasit atau VAR pada musim 2018/2019, Liga Inggris memutuskan penggunaan VAR pada musim depan, 2019/2020. Penggunaan VAR dinilai lebih bijaksana daripada hanya mengambil keputusan berdasarkan pandangan subyektif dari wasit.
Selama ini VAR telah digunakan dalam turnamen besar seperti Piala Dunia di Rusia dan Liga Champions. Di Inggris, VAR juga sebenarnya sudah digunakan pada beberapa pertandingan Piala FA 2018/2019.
Namun, penggunaannya pada Liga Inggris musim lalu urung dilakukan karena VAR dinilai menimbulkan banyak kontroversi. Saat itu, 20 klub Liga Inggris meminta VAR diuji lebih lanjut.
Salah satu masalah utama dari VAR adalah lamanya waktu yang dibutuhkan wasit untuk mengambil keputusan. Penonton di dalam stadion juga tidak memperoleh kejelasan ketika wasit mengambil keputusan setelah melihat VAR.
Namun, untuk musim 2019/2020, Kepala Eksekutif Sementara Liga Inggris Richard Masters menyatakan, liga sudah siap menggunakan VAR. Uji coba penggunaan VAR sudah tuntas sehingga bisa digunakan.
”Kami telah menghabiskan dua tahun bekerja sampai titik ini dan kami berkomitmen untuk menggunakannya. Kami merasa sudah selesai dan siap meluncurkannya,” kata Masters seperti dikutip dari media Inggris, BBC, pada Minggu (21/7/2019).
Wasit Liga Inggris juga telah melakukan pertemuan bulan lalu untuk membahas penggunaan VAR. Masters mengatakan, wasit akan menggunakan monitor video di pinggir lapangan agar keputusan yang diambil lebih cermat.
Ia memahami, penggunaan VAR sering mengganggu jalannya pertandingan karena harus diberhentikan beberapa saat untuk melihat tayangan video. Namun, penggunaan VAR lebih bijaksana daripada hanya mengambil keputusan berdasarkan pandangan subyektif dari wasit.
Sekalipun diputuskan digunakan pada musim 2019/2020, penggunaan VAR tetap akan terus dievaluasi. ”Kita harus membiarkannya terjadi lebih dahulu dan berpikir apakah itu benar-benar berfungsi,” ujar Masters.
Sebanyak 20 lapangan di Liga Inggris akan dilengkapi dengan teknologi VAR. Adapun keputusan yang diambil akan dinilai dari pusat VAR di Stockley Park, London Barat. VAR akan digunakan untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan terkait gol, penalti, kartu merah langsung, dan identitas yang salah.
Seperti penggunaan VAR yang selama ini telah diterapkan di berbagai turnamen, penonton televisi dapat melihat ulasan dari VAR, termasuk di dalam studio yang digunakan para operator. Nama anggota tim VAR juga akan diumumkan seperti pengenalan wasit di lapangan.
Informasi hasil pengecekan VAR akan muncul pada layar besar di stadion. Ketika sebuah keputusan dibatalkan, video dari insiden tersebut akan ditampilkan pada saat yang tepat. Namun, ada dua stadion yang menampilkan hasil pengecekan VAR melalui papan skor, yakni Anfield (Liverpool) dan Old Trafford (Manchester United), karena di kedua stadion itu tak tersedia layar.
Kontroversial
Penggunaan VAR sering memunculkan kejadian kontroversial seperti saat Piala Dunia Wanita di Perancis, Copa America di Brasil, dan Piala Afrika di Mesir.
Salah satu peristiwa yang menyita perhatian publik yakni saat pertandingan antara tuan rumah Brasil melawan Argentina pada Copa America.
Dalam pertandingan tersebut, tim Argentina memprotes karena wasit tidak memberikan penalti ketika ada pemainnya dilanggar di dalam kotak penalti Brasil. Wasit juga enggan melihat tayangan VAR ketika diminta pemain Argentina untuk meninjau kembali keputusannya dengan alasan VAR terganggu oleh sistem pengamanan Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang datang ke stadion.
Pada uji coba VAR di Piala FA musim lalu juga terjadi keputusan kontroversial saat pertandingan perempat final antara Swansea City dan Manchester City.
Dalam pertandingan tersebut, City diuntungkan karena mereka mendapat hadiah penalti setelah tertinggal dua gol dari tuan rumah Swansea. Padahal, kontak antara Raheem Sterling dan pemain Swansea, Carter Vickers seharusnya tidak berbuah penalti.
Gol ketiga Manchester City yang dicetak Sergio Aguero juga diliputi kontroversi. Penyerang Argentina tersebut berada dalam posisi offside saat menyundul bola yang diumpan Bernardo Silva. Keputusan kontroversial tersebut merugikan Swansea yang tidak memasang VAR di stadionnya.
Kontroversi lainnya terjadi saat pertandingan Wolverhampton Wanderers melawan Manchester United. Saat itu, wasit merevisi keputusannya yang memberikan kartu merah kepada bek Manchester United, Victor Lindelof. Setelah melihat VAR, wasit hanya mengganjar Lindelof dengan kartu kuning.
Sebelum Piala Dunia 2018, Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan, VAR digunakan pada Piala Dunia untuk membantu wasit dalam membuat keputusan penting. Sementara itu, Presiden UEFA Aleksander Ceferin masih bingung dengan cara kerja VAR sehingga Liga Champions 2018/2019 baru menggunakan VAR pada babak 16 besar. (AFP)