TOKYO, SENIN — Bursa saham Asia mengawali perdagangan pada pekan ini, Senin (22/7/2019), dengan melemah seiring sentimen investor yang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga secara agresif oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve atau The Fed. Sementara di pasar komoditas, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul penyitaan Iran terhadap sebuah kapal tanker Inggris mendorong kenaikan harga minyak mentah.
Indeks MSCI atas saham-saham di Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen pada awal perdagangan. Indeks KOSPI Korea Selatan merosot 0,3 persen seiring dengan bursa saham Australia yang kehilangan 0,2 persen dan Indeks Nikkei 225 di Jepang yang turun 0,5 persen.
Pasar ekuitas global telah naik secara singkat menjelang akhir pekan lalu setelah komentar ”lunak” oleh Presiden The Fed New York John Williams mendorong prospek bank sentral menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada pertemuan 30-31 Juli mendatang. Pasar saham Wall Street ditutup turun, pekan lalu, setelah Fed New York berupaya mengklarifikasi bahwa komentar Williams itu bukan tentang potensi tindakan yang bakal diambil The Fed secara keseluruhan.
Ekspektasi atas penurunan tingkat suku bunga acuan Fed Rate sebesar 50 bps diperkecil kembali setelah media Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps dalam pertemuan pada akhir bulan ini. The Fed juga diperkirakan dapat membuat pemotongan lebih lanjut di masa depan mengingat pertumbuhan global dan ketidakpastian perdagangan, terutama dikaitkan dengan kondisi perang dagang AS-China.
”Kemungkinan penurunan 50 bps hampir menghilang setelah laporan WSJ dan upaya Fed New York untuk mengklarifikasi komentar sebelumnya oleh Williams,” tulis Kenji Yamamoto, ekonom Daiwa Securities, dalam analisisnya pada awal pekan ini.
Mata uang dollar AS dan imbal hasil surat utang AS naik karena kemungkinan penurunan suku bunga 25 bps itu. Indeks dollar AS terhadap enam mata uang utama stabil di level 97,152 setelah naik 0,4 persen pada hari Jumat pekan lalu. Imbal hasil surat utang acuan US Treasury 10 tahun kembali naik, seperti Jumat lalu, menjadi di level 2,058 persen.
Dollar AS diperdagangkan di level 107,830 yen setelah menanjak 0,4 persen pada Jumat lalu akibat kenaikan imbal hasil surat utang AS. Euro sedikit berubah pada level 1,1218 per dollar AS setelah melemah 0,5 persen pada hari Jumat.
Di pasar komoditas, berjangka minyak mentah Brent naik 1,26 persen pada level 63,26 dollar AS per barel menyusul kenaikan sekitar 0,9 persen pada hari Jumat. Minyak mentah naik setelah pasukan Garda Revolusi Iran pada hari Jumat menangkap sebuah kapal tanker berbendera Inggris di Selat Hormuz setelah Inggris menahan sebuah kapal Iran pada awal bulan ini.
Insiden itu pun semakin meningkatkan ketegangan di sepanjang rute pengiriman minyak internasional yang vital itu. Minyak mentah berjangka AS naik 0,83 persen menjadi di level 56,09 dollar AS per barel.
Sementara itu, harga emas tergelincir dari level tertinggi dalam enam tahun karena dollar AS yang menguat dan seiring dengan ekspektasi atas penurunan suku bunga The Fed yang turun. Emas di pasar spot diperdagangkan di level 1.425,82 per troy ons. (REUTERS)