Elite Partai Jaga Soliditas Koalisi Jelang Pemilihan Pimpinan MPR
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS--- Sejumlah elit parpol koalisi Joko Widodo-Maruf Amin menampik adanya gesekan internal dalam koalisi karena perebutan posisi jabatan pimpinan MPR. Para elit berupaya untuk menjaga soliditas antarparpol koalisi.
Pada Senin (22/07/2019), sejumlah ketum parpol pendukung Presiden Joko Widodo mengunjungi Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta. Sejak siang, para ketum parpol tersebut datang secara terpisah untuk menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Namun, pada malam harinya, mereka memberikan keterangan pers secara bersama-sama.
"Sesungguhnya kami menyadari betapa pentingnya proses yang kami lalui bersama sebagai partai koalisi. Saya juga ingin mengatakan bahwa tidak ada gesekan antar parpol koalisi terkait proses pencalonan kursi pimpinan MPR," ucap Surya di kantor DPP Nasdem.
Pertemuan kali ini dihadiri oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Para anggota parpol membahas soal soliditas koalisi pasca pemilu 2019.
"Saya datang ke kantor DPP Nasdem untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Surya Paloh. Selain itu, kami membicarakan soal soliditas partai koalisi Jokowi" ujar Muhaimin.
Muhaimin menampik adanya pandangan bahwa parpol koalisi Jokowi mulai tidak solid karena perebutan jatah posisi pimpinan MPR. Ia mengatakan, belum ada pembahasan lebih lanjut terkait pembentukan paket pimpinan MPR.
Pertemuan dihadiri Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
"Kami belum membahas soal itu dalam pertemuan kali ini. Pokoknya kami ingin mempersolid barisan, itu saja," ujarnya.
Muhaimin juga masih belum tahu, apakah parpol di luar koalisi Jokowi juga akan diajak untuk bergabung dalam membentuk paket pimpinan MPR. Ia mengatakan, perlu waktu khusus untuk membahas hal tersebut.
Sejak Juni lalu, Muhaimin sudah mendeklarasikan dirinya untuk maju sebagai calon ketua MPR. Ia juga telah meminta dukungan dari beberapa tokoh untuk maju sebagai ketua MPR, salah satunya meminta dukungan dari Wakil Presiden terpilih Maruf Amin.
Sementara itu, Suharso mengatakan, ada sedikit pembicaraan dengan Surya terkait kursi pimpinan MPR. "Ada sedikit pembicaraan, namun soal paket-paket pimpinan MPR belum kami bahas lebih lanjut," katanya.
Senada dengan Muhaimin, Suharso menegaskan bahwa tidak ada gesekan antar parpol koalisi karena perebutan kursi pimpinan MPR. Sebelumnya, Suharso menjelaskan, PPP ingin mengincar posisi wakil ketua MPR.
"Kami sangat solid dan tidak ada yang membelot karena hal ini," ucapnya.
Airlangga mengatakan, koalisi yang telah terbangun harus terus terjaga soliditasnya. Oleh sebab itu, para pimpinan partai tentunya harus rutin melakukan komunikasi terkait agenda-agenda politik ke depan seperti pembahasan soal pimpinan MPR.
"Kami berharap, seluruh keputusan yang diambil sifatnya harus secara kolektif berdasarkan komunikasi bersama," ujarnya.
Sebelumnya, dalam bursa ketua MPR, muncul nama Azis Syamsudin dari Partai Golkar untuk mengisi posisi tersebut. Menurut Airlangga, nama itu masih akan dibahas dalam proses internal partai.
Sementara itu, Sekjen Partai Nasdem Jhonny G Plate mengatakan, penggodokan paket pimpinan MPR akan dibicarakan bersama-sama antar elit politik dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Ia mengatakan, Partai Nasdem juga telah mengantongi nama kader untuk menduduki kursi pimpinan MPR.
"Saya memprediksi nantinya akan ada dua paket pimpinan MPR yang akan muncul untuk dicalonkan dan salah satunya akan terpilih melalui musyawarah. Namun, untuk saat ini, koalisi Jokowi harus solid terlebih dahulu," katanya.
Jhonny menambahkan, Nasdem juga telah mengundang PDI-P untuk hadir dalam pertemuan kali ini. Namun Ketum PDI-P tidak hadir.