Penjualan sepeda motor di pasar domestik dan ekspor pada semester I-2019 membukukan kinerja positif. Daya beli masyarakat dinilai berpengaruh terhadap penjualan di pasar domestik.
Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala menuturkan, pasar domestik sepeda motor tumbuh 7,5 persen, sedangkan ekspor naik 38 persen dibandingkan dengan semester I-2018.
"Daya beli masih bagus di area Jawa, Bali, dan Sulawesi. Namun, di area Sumatera dan Kalimantan kurang bagus karena pengaruh harga komoditas yang turun," kata Sigit Kumala, Minggu (21/7/2019).
Saat ini, data yang dipaparkan baru sebatas pertumbuhan penjualan dalam persentase. Adapun data sepeda motor berbasis volume atau unit yang terjual sepanjang semester I-2019 belum tersedia.
Pada Maret 2019, AISI memproyeksikan penjualan sepeda motor di Indonesia pada 2019 berkisar 6,1 juta-6,3 juta unit. Sebagai perbandingan, total penjualan sepeda motor di Indonesia pada 2018 sekitar 6,38 juta unit.
Adapun terkait ekspor mobil, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi akhir pekan lalu menuturkan, Gaikindo mengupayakan ekspor mobil utuh pada tahun ini sebanyak 300.000 unit. Target ini melampaui pencapaian pada 2018 yang sebanyak 264.500 unit atau tumbuh 14,4 persen dibandingkan dengan 2017.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap target ekspor mobil pada tahun ini dapat melampaui 300.000 unit.
"Kami menargetkan, sebetulnya, kalau prinsipal mendukung, maka target 350.000 unit itu gampang," kata Airlangga pada pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, pekan lalu.
Apalagi, tambah Airlangga, kapasitas produksi industri otomotif di Indonesia telah mencapai 2 juta unit. Indonesia juga sudah membuat perjanjian perdagangan bebas dengan Australia yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor otomotif.
Terkait target ekspor mobil 1 juta unit pada 2025, Kemenperin menilai, upaya pencapaian target itu perlu didukung banyak pihak, antara lain untuk meningkatkan efisiensi efisiensi produksi dan daya saing. Peningkatan ekspor otomotif juga memerlukan komitmen prinsipal untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi berorientasi ekspor.
Airlangga menuturkan, pemerintah sudah menerbitkan paket super deductible tax untuk kegiatan inovasi atau riset dan pengembangan dengan besaran hingga 300 persen. "Hal ini akan menjadi daya tarik bagi industri berbasis inovasi," kata Airlangga. (CAS)