Sering Kecoh Wisatawan, Nama Stasiun di Banyuwangi Diubah
Per 1 Desember 2019, nama dua stasiun di Kabupaten Banyuwangi, yakni Stasiun Karangasem dan Stasiun Banyuwangi Baru, diubah. Hal ini untuk memudahkan para pengguna jasa kereta api, khususnya wisatawan, saat berkunjung ke Banyuwangi.
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 9 Jember mengubah nama dua stasiun di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Hal ini untuk memudahkan para pengguna jasa kereta api, khususnya wisatawan, saat berkunjung ke daerah tersebut.
Kedua nama stasiun yang diubah adalah Stasiun Karangasem dan Stasiun Banyuwangi Baru. Perubahan nama tersebut telah disetujui jajaran Direksi PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan akan mulai resmi berlaku pada 1 Desember 2019.
”Stasiun Karangasem akan berubah nama menjadi Stasiun Banyuwangi Kota, sedangkan Stasiun Banyuwangi Baru akan menjadi Stasiun Ketapang,” ujar Kepala PT KAI Daerah Operasional (Daop) 9 Joko Widagdo, di Banyuwangi, Selasa (23/7/2019).
Joko mengatakan, perubahan tersebut sesuai dengan permintaan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Perubahan nama stasiun, kata Joko, disebabkan banyak warga yang berkunjung ke Banyuwangi salah mengartikan kedua stasiun tersebut. Sebagian besar warga mengira Stasiun Banyuwangi Baru sebagai stasiun yang berada di pusat kota Banyuwangi.
”Padahal, wisatawan yang ingin ke Banyuwangi seharusnya turun di Stasiun Karangasem karena lebih dekat dengan pusat kota sehingga jika ingin mengakses sejumlah destinasi wisata atau sejumlah layanan publik, lebih mudah,” tutur Joko.
Perubahan nama kedua stasiun tersebut diharapkan mempermudah masyarakat yang belum biasa berkunjung ke Banyuwangi. Nantinya, Stasiun Banyuwangi Kota diharapkan menjadi stasiun utama di Banyuwangi.
Selain perubahan nama stasiun, PT KAI juga berencana meningkatkan kapasitas fasilitas pendukung di Stasiun Banyuwangi Kota sebagai stasiun utama. Hal serupa juga akan dilakukan di Stasiun Ketapang sebagai stasiun terakhir yang juga menjadi penghubung dengan moda transportasi laut ke Pulau Bali via Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk.
Di Banyuwangi, terdapat 10 stasiun yang menjadi lokasi penumpang datang dan pergi. Dalam sebulan, rata-rata ada 127.146 penumpang yang naik dan 131.047 penumpang turun di 10 stasiun tersebut.
Selama ini, tamu ragu turun di Karangasem karena mereka tahunya kalau ke Banyuwangi, ya, turun di Banyuwangi Baru karena ada nama ”Banyuwangi”-nya.
Perubahan nama Stasiun Karangasem dan Stasiun Banyuwangi Baru disambut baik oleh penyedia jasa travel wisata di Banyuwangi. Rahmat Saifullah, salah satu agen travel, mengaku, tamunya kerap memilih turun di stasiun Banyuwangi Baru saat hendak ke Gunung Ijen.
”Padahal, kalau mau ke Gunung Ijen, jelas lebih dekat dari Stasiun Karangasem. Selama ini, tamu ragu turun di Karangasem karena mereka tahunya kalau ke Banyuwangi, ya, turun di Banyuwangi Baru karena ada nama ’Banyuwangi’-nya,” ujar Rahmat.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi Ali Ruchi mengatakan, perubahan nama Stasiun Karangasem menjadi Stasiun Banyuwangi Kota sejalan dengan semangat Banyuwangi sebagai kabupaten pariwisata. Perubahan nama tersebut juga ingin mendekatkan nama Banyuwangi dengan destinasi wisata internasional Gunung Ijen.
”Stasiun terdekat dengan Gunung Ijen juga harus jadi tujuan wisata. Dengan demikian, nama Banyuwangi semakin lekat dengan Gunung Ijen,” tuturnya.
Ditanya terkait rencana pelebaran jalan akses menuju stasiun Banyuwangi Kota, Ali Ruchi mengatakan, proyek tersebut ditargetkan rampung sebelum peresmian nama baru Stasiun Banyuwangi Kota pada 1 Desember.