Trump Minta Pakistan Bantu Upaya Perdamaian di Afghanistan
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta bantuan Pakistan untuk memuluskan perdamaian di Afghanistan. Trump juga menawarkan untuk memediasi India-Pakistan soal konflik Kashmir.
Permintaan itu disampaikan Trump kepada Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan, Senin (22/7/2019) waktu Washinton atau Selasa dini hari WIB. ”Saya pikir Pakistan akan membantu kami membebaskan diri dari kesulitan,” ujar Trump di sela pertemuan kedua pemimpin di Gedung Putih.
Trump merujuk pada perang di Afghanistan yang telah menjadi medan perang terlama AS. Perang Afghanistan sudah berlangsung 18 tahun dan belum ada tanda-tanda akan berakhir. Taliban, sasaran utama AS kala menginvasi Afghanistan pada 2001, masih terus melawan sampai sekarang. AS ingin mengakhiri keterlibatannya di Afghanistan.
Washington melihat kerja sama dengan Pakistan amat penting bagi kesepakatan apa pun terkait perang. Selain itu, AS ingin memastikan Afghanistan tidak menjadi basis militan seperti kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Washington ingin Islamabad menekan Taliban agar melaksanakan gencatan senjata dalam periode panjang serta berunding dengan Pemerintah Afghanistan.
Perincian soal permintaan Trump itu berkemungkinan akan dibahas dalam pertemuan petinggi militer AS-Pakistan. Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan Jenderal Qamar Javed Bajwa bertemu dengan Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Joseph Dunford. Pertemuan para jenderal itu berlangsung selepas pertemuan Trump-Khan.
Washington berharap perundingan dengan Taliban selesai sebelum pemilihan presiden Afghanistan pada September 2019. Kesuksesan perundingan itu akan memuluskan rencana AS menarik seluruh tentaranya dari sana. Di sisi lain, Trump tetap mengancam Taliban.
”Jika kami mau perang dan memenanginya, saya bisa memenangi dalam sepekan. Saya cuma tidak mau membunuh 10 juta orang,” ujarnya.
Kami berharap dalam beberapa hari ke depan kami bisa mendesak Taliban agar berdialog dengan Pemerintah Afghanistan dan menghasilkan kesepakatan, solusi politik.
Sementara Khan mengatakan, kesepakatan dengan Taliban semakin dekat. ”Kami berharap dalam beberapa hari ke depan kami bisa mendesak Taliban agar berdialog dengan Pemerintah Afghanistan dan menghasilkan kesepakatan, solusi politik. Saya selalu percaya tidak ada solusi militer. Saya memuji Presiden Trump karena mendorong orang mengakhiri perang,” tuturnya.
Isu Kashmir
Trump juga mengungkap soal Kashmir. Ia mengklaim pernah mendiskusikan hal itu dengan PM India Narendra Modi. ”Sebenarnya dia (Modi) berkata, ’Maukah menjadi penengah atau wasit?’ Saya tanya, ’Di mana?’ Dia bilang, ’Kashmir’. Sebab (konflik) ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Jika bisa membantu, saya senang sekali menjadi penengah,” tuturnya.
Khan mengatakan, persoalan Kashmir hanya bisa diselesaikan dengan bantuan pihak luar. ”Secara bilateral, tidak akan pernah berakhir. Saya merasa India harus ke meja (perundingan). AS bisa berperan besar,” kata Khan.
Pernyataan Trump dalam pertemuan dengan Khan memicu kemarahan di India dan Afghanistan. ”Saya menjamin kepada parlemen bahwa tidak ada permintaan itu dari PM kepada Presiden AS,” kata Menteri Luar Negeri India S Jaishankar kepada parlemen India.
Ia berkeras konflik Kahsmir hanya bisa diselesaikan secara bilateral, dan Pakistan mengakhiri terorisme lintas batas negara sebelum dialog apa pun.
Sementara Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meminta Washington menjelaskan maksud Trump yang tidak mau membunuh jutaan warga Afghanistan. (REUTERS/AFP)