Anak-anak dengan HIV/AIDS di Solo, Jawa Tengah, menyimpan cita-cita tinggi. Mereka berharap kelak akan dapat mewujudkan cita-cita tersebut ketika beranjak dewasa. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen siap membantu kebutuhan ADHA.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Anak-anak dengan HIV/AIDS di Solo, Jawa Tengah, menyimpan cita-cita tinggi. Mereka berharap kelak akan dapat mewujudkan cita-cita tersebut ketika beranjak dewasa. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan berkomitmen siap membantu kebutuhan ADHA.
”Saya punya cita-cita jadi guru,” ujar G (11), anak perempuan dengan HIV/AIDS (ADHA) yang tinggal di rumah singgah ADHA di Solo, Jawa Tengah, Selasa (23/7/2019). Rumah singgah ADHA yang dikelola Yayasan Lentera, lembaga swadaya masyarakat di Solo itu, saat ini menampung 32 ADHA.
G, siswa kelas V di sebuah SD negeri di Solo, ingin menjadi guru SD seperti ibu guru yang mengajar di kelasnya. Untuk itu, G bertekad akan selalu rajin belajar dan bersekolah setinggi mungkin untuk mewujudkan cita-citanya itu. ”Ibu guru di kelas saya itu baik orangnya dan lucu, sabar kalau mengajar,” katanya.
Sejumlah ADHA lain juga memiliki cita-cita tinggi. M (11), siswa kelas V SD, misalnya, bercita-cita menjadi polisi wanita agar bisa menangkap para penjahat. Sementara itu, GS (11) yang juga kelas V SD ingin menjadi chef. GS mengatakan, cita-cita menjadi juru masak muncul setelah menonton sebuah acara televisi tentang chef.
Adapun A (13), yang baru saja duduk di bangku SMP di Solo, ingin menjadi dokter anak. ”Biar bisa mengobati anak yang sakit,” kata A yang menyukai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mengunjungi Rumah Singgah Lentera mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siap membantu memenuhi kebutuhan ADHA di Solo. Di bidang kesehatan, Pemprov Jateng telah berpartisipasi dalam pengobatan ADHA secara gratis di RSUD dr Moewardi, Solo. Di bidang pendidikan, anak-anak dengan HIV-AIDS tetap dapat mengakses pendidikan di sekolah-sekolah umum bersama anak-anak lain. ”Mereka bisa disiapkan ke masa depan mandiri yang lebih baik,” katanya.
Ganjar menilai, anak-anak dengan HIV/AIDS di Rumah Singgah Lentera memiliki semangat tinggi untuk berkembang. Pemprov Jateng akan membantu kebutuhan bagi pengembangan diri para ADHA yang tinggal di Rumah Singgah Lentera, misalnya memberi bantuan peralatan musik.
”Kalau kemudian nanti di antara mereka menginginkan sesuatu yang butuh perhatian, kami siap membantu,” katanya.
Ketua Yayasan Lentera Yunus Prasetyo mengatakan, Rumah Singgah Lentera saat ini menampung 32 ADHA yang berasal dari sejumlah daerah. Mereka terdiri dari 16 anak SD, 3 anak SMP, 1 anak TK, dan selebihnya masih balita. Secara umum, sarana dan prasarana di Rumah Singgah Lentera masih minim bagi anak-anak.
”Kemampuan lembaga kami sangat terbatas. Anggaran yang ada sebagian besar habis untuk konsumsi dan operasional setiap bulan. Untuk sarana dan prasarana, kami tidak ada pos anggaran,” ujarnya.
Yunus mengatakan, pemerintah diharapkan memberikan bantuan anggaran secara rutin untuk biaya operasional serta konsumsi anak-anak. Untuk itu, pihaknya telah mengajukan bantuan anggaran kepada Kementerian Sosial. ”Kebutuhan anggaran lebih kurang Rp 40 juta per bulan. Saat ini, itu tertutupi dari dukungan pengurus, donatur, dan ada dari Kementerian Sosial,” katanya.