Kebakaran Rumah di Kota Batu, Api Muncul dari Kamar Belajar Anak
Tim Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya mengambil sampel abu sisa kebakaran rumah Abdullah di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Hasil penyelidikan sementara, api muncul pertama kali dari kamar belajar anak di bagian belakang rumah.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
BATU, KOMPAS – Tim Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya mengambil sampel abu sisa kebakaran serta sebuah lilin utuh dari rumah di Jalan Hasanudin 35 A, Kelurahan Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Rumah ditinggali oleh keluarga Abdullah tersebut, terbakar pada Selasa (23/07/2019) malam. Hasil penyelidikan sementara, api diketahui muncul pertama kali dari kamar belajar anak di bagian belakang rumah.
Dari hasil olah TKP sementara, diduga api pertama kali muncul dari kamar seluas 3 meter x 1 meter . Api membakar buku-buku pelajaran, hingga kemudian membakar tempat tidur.
Setelah api dipadamkan, ruang belajar itu tampak paling parah mengalami kerusakan. Lemari buku hangus, tempat tidur tak bersisa, dan atap ludes terbakar. Pada saat kejadian, di kamar itu tidur anak sulung Abdullah bernama Rahma Ramadhani (10).
Api membakar buku-buku pelajaran, hingga kemudian membakar tempat tidur.
Api kemudian diduga merembet ke kamar anak di bagian depan (sebelahnya). Di sana api juga membakar habis dua tempat tidur busa, dan menyebabkan tiga anak lainnya yaitu Na’illah Fathinah Sholihah (9), Anisa Dzahro (7), dan Naufal Nasrulloh (6) tewas.
Dengan cepat, api kemudian merembet ke ruang tamu dan kamar Abdullah (34) dan istrinya Herlina (35). Saat itu anak ke-5 dan ke-6 sedang tidur bersama mereka. Suami istri tersebut memiliki enam orang anak.
“Kami mengambil sampel abu sisa kebakaran untuk mengetahui apakah ada bahan bakar di sana. Tetapi mengingat di sana adalah kamar, maka kemungkinan terdapat bahan bakar kecil. Namun tetap kami teliti,” kata Ketua Tim TKP Labfor Polri Cabang Surabaya, Komisaris Handi Purwanto.
Handi mengatakan bahwa timnya juga mengambil sebatang lilin utuh di ruang tamu. “Meski kami mengambil lilin, bukan berarti penyebab kebakarannya lilin. Masih menunggu 2 minggu lagi untuk mengetahui hasil labfor,” katanya.
Kami mengambil sampel abu sisa kebakaran untuk mengetahui apakah ada bahan bakar di sana. (Handi Purwanto)
Sebelumnya, diberitakan kebakaran melanda rumah kontrakan Abdullah pada Selasa pukul 21.30 WIB. Saat itu di dalam rumah terdapat delapan orang yaitu Abdullah, istri, dan enam anaknya. Abdullah, istri, dan dua anaknya mampu menyelamatkan diri. Adapun empat anak lainnya terlelap di dalam rumah hingga tewas.
Rabu (24/07/2019), sekitar pukul 13.00 WIB, empat korban tewas dimakamkan dalam satu liang lahat di pemakaman umum Kelurahan Junrejo. Abdullah, warga desa, dan teman-teman Abdullah hadir dalam pemakaman tersebut.
“Mohon didoakan. Untuk sementara kami tinggal di yayasan. Rumah sini, nanti menunggu kabar dari polisi saja,” kata Abdullah usai pemakaman.
Abdullah saat ini ditampung tinggal di Yayasan Ar-Rohmah, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Ia diketahui warga berprofesi sebagai pedagang makanan kecil di sekolah anaknya di Ar-Rohmah. Adapun Herlina adalah seorang ibu rumah tangga.
Kebakaran itu memicu kesedihan tetangga korban. “Mereka selama ini baik. Anak-anaknya juga sering bermain di belakang. Semalam anak-anaknya itu baru beli jus, pulang, dan kemudian tidur. Ternyata malamnya rumah mereka terbakar,” kata Yuli Ainun (33), tetangga Abdullah, yang juga merupakan istri ketua RT 2 RW 5 Kelurahan Junrejo.
Yuli adalah warga yang menelepon mobil PMK, polisi, dan rumah sakit saat kebakaran terjadi. “Keluarganya sangat terpukul. Ibu Herlina beberapa kali ngomong ya Allah, kenapa tidak mati semua. Sungguh kasihan, apalagi mereka di sini tidak ada sanak saudara,” katanya.
Herlina merupakan pendatang asal Sukoharjo, Solo. Adapun saat ini keluarga tersebut sudah mengantongi kartu keluarga (KK) sebagai warga Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.