Korsel-Rusia Memanas Lagi
Terakhir kali pesawat tempur Rusia masuk Korea Selatan tanpa izin kala Perang Korea 1950-1953 berlangsung. Setelah puluhan tahun, pesawat Rusia dituding kembali melanggar wilayah udara.
SEOUL, SELASA -- Hubungan Korea Selatan dan Rusia memanas lagi. Korea Selatan menembaki pesawat Rusia yang dituding melanggar wilayah udara dalam kendali Seoul.
Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan, pesawat militer Rusia dan China memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Korsel di Laut Jepang, Selasa (23/7/2019) pagi. Rusia mengerahkan satu pesawat pengintai dan dua pengebom strategis TU-95, sementara China mengerahkan dua pesawat pengebom H-6.
Seoul menyebut pesawat-pesawat pengebom tetap berada di ADIZ dan tidak masuk wilayah udara teritorial Korsel. Sementara pesawat pengintai bolak-balik masuk. Seoul menanggapi itu dengan melepaskan tembakan peringatan ratusan kali dari senapan di jet tempurnya.
Tidak disebutkan jet mana yang menembak. Seoul hanya menyatakan telah mengerahkan F-15 dan F-16 ke lokasi. Dalam pemeriksaan selepas kejadian, total 360 peluru habis dari pesawat-pesawat itu.
Mantan Kepala Staf TNI AU Chappy Hakim mengatakan, ADIZ mempunyai payung hukum internasional. Negara yang menetapkan ADIZ berhak meminta pesawat negara lain mengidentifikasi diri dan melengkapi perizinan sebelum melintas. Perizinan yang dibutuhkan, antara lain, persetujuan diplomatik, perizinan keamanan, dan izin terbang.
Penerbangan tanpa izin di ADIZ, apalagi sampai masuk wilayah udara teritorial, dapat ditindak. ”Korea Selatan punya hak (menindak),” kata Chappy saat dihubungi Kompas.
ADIZ bukan perluasan ruang udara teritorial suatu negara. ADIZ merupakan ruang peringatan dini yang dapat ditetapkan suatu negara. ADIZ berfungsi sebagai penanda batas kedaulatan dan dapat pula digunakan sebagai penggentar.
”Kami menyikapi insiden ini dengan sangat serius dan akan bertindak lebih keras jika terulang lagi,” kata Chung Eui-yong, Penasihat Keamanan Nasional pada Kantor Kepresidenan Korsel.
Baca juga: Kehadiran Jet Rusia di Laut Jepang Peruncing Konflik Korsel-Jepang
Insiden itu merupakan pelanggaran pertama Rusia terhadap wilayah udara yang diklaim Korsel. Terakhir kali Rusia masuk wilayah udara Korsel adalah selama Perang Korea 1950-1953. Rusia, kala masih menjadi Uni Soviet, beberapa kali melancarkan serangan udara ke Korsel untuk membantu Korea Utara.
Sebaliknya, menurut Kemhan Korsel, China berulang kali masuk ADIZ Korsel dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, pesawat China masuk ADIZ Korsel di tempat lain sebelum insiden yang melibatkan pesawat Rusia di Laut Jepang pada Selasa pagi.
Insiden itu mengundang reaksi keras dari Jepang, Rusia, dan China. Tokyo marah kepada Seoul dan Moskwa. Sebab, insiden itu terjadi di wilayah udara yang disengketakan Jepang dan Korsel. Insiden itu terjadi dekat Karang Liancourt atau Dokdo bagi Korsel dan Takeshima bagi Jepang.
”Kami tahu pesawat militer Rusia terbang di atas Laut Jepang pagi ini dan dua kali melanggar wilayah udara kami dekat Takeshima. Berdasarkan fakta itu, kami menyampaikan protes,” kata Menteri Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga.
Tokyo protes
Tokyo sangat keberatan kepada Rusia dan Korsel. Keberatan itu disampaikan lewat saluran diplomatik. ”Sangat mendesak pencegahan (untuk hal seperti) sekarang,” kata Suga.
Ia menyebut, Tokyo sangat menyesalkan keputusan Seoul melepaskan tembakan di wilayah udara yang diklaim Jepang itu. ”Mengingat sikap Jepang soal kedaulatan terhadap Takeshima, fakta pesawat militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan sangatlah tidak bisa diterima dan sangat disesali,” ujarnya.
Kemhan Rusia membantah melanggar wilayah udara Korsel dan soal tembakan peringatan. Moskwa hanya menyebut jet tempur Korsel bermanuver tidak profesional dan menunjukkan ancaman. ”Jika pilot Rusia merasakan ancaman keamanan, mereka akan membalas,” demikian pernyataan tertulis Kemhan Rusia.
Kemhan Korsel memang menyatakan jet tempurnya terbang dalam jarak 1 kilometer dari pesawat intai Rusia kala insiden itu terjadi. Dalam jarak sedekat itu, jet-jet Korsel melepaskan tembakan peringatan.
Moskwa menyatakan tidak mengakui ADIZ yang ditetapkan secara sepihak oleh Seoul. Rusia sudah berulang kali menyatakan keberatan soal ADIZ Korsel di Laut Jepang. ”Zona itu tidak dikenali, baik hukum internasional maupun Rusia,” sebut pernyataan Kemhan Rusia.
Moskwa menyatakan sudah berkali-kali Seoul menghalangi penerbangan pesawat-pesawat militernya di atas Laut Jepang. ”Bukan kali ini saja pilot Korea Selatan gagal mencoba mengganggu penerbangan AU Rusia di Laut Jepang,” demikian pernyataan itu.
Sementara juru bicara Kemlu China, Hua Chunying, menyatakan tidak mempunyai informasi terperinci soal insiden itu. Ia hanya menyebut ADIZ bukan wilayah teritorial suatu negara, dan negara lain bebas terbang di sana. ”Saya pikir, mempertimbangkan China dan Korsel tetangga yang bersahabat, kita harus berhati-hati menggunakan istilah itu. Sebab, kami tidak paham situasinya,” ujarnya soal penggunaan istilah ”pelanggaran” yang disinggung Korsel. (AP/AFP/REUTERS)