Perusahaan penyedia transportasi berupaya menyediakan lahan titik penjemputan atau shelter ojek online (daring) atau ojol di lokasi transit antarmoda. Hal itu dilakukan sebagai salah satu langkah mengatasi kesemrawutan sekitar stasiun di wilayah Jakarta.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Perusahaan penyedia transportasi berupaya menyediakan lahan titik penjemputan atau shelter ojek online (daring) atau ojol di lokasi transit antarmoda. Hal itu dilakukan sebagai salah satu langkah mengatasi kesemrawutan sekitar stasiun di wilayah Jakarta.
Senior Manager Corporate Affairs Gojek Alvita Chen mengatakan, Gojek saat ini tengah dalam proses koordinasi dengan PT KAI terkait penyediaan lahan, petunjuk titik penjemputan, dan sebagainya di stasiun-stasiun yang melayani perjalanan kereta Commuterline Jabodetabek.
"Melalui proses ini, Gojek ingin memastikan masyarakat mendapat kenyamanan saat harus berpindah moda transportasi," ujarnya kepada Kompas, Rabu (24/7/2019).
Selain PT KAI, Gojek juga berkomunikasi dengan beberapa pemerintah daerah selaku pemilik lahan, dalam penyediaan area penjemputan. Saat ini, Alvita belum bisa membeberkan lebih detil jumlah titik penjemputan yang sudah ada dan kendala dari kerja sama tersebut.
"Dari sisi teknologi di aplikasi, Gojek juga telah mengembangkan fitur yang menyediakan informasi titik-titik penjemputan yang disertai dengan petunjuk lokasinya, di tempat-tempat keramaian," imbuhnya.
Lahan untuk titik penjemputan pengguna ojek daring dibutuhkan untuk mengurangi kepadatan jalan pada lokasi transit antarmoda di jam-jam sibuk. Hal ini seperti nampak di wilayah sekitar Stasiun Juanda, Jakarta Pusat. Berdasarkan pantauan Kompas pagi hari tadi, beberapa moda tranaportasi, seperti ojek daring, ojek konvensional, dan bajaj memiliki titik kumpul yang berbeda.
Sementara, di daerah sekitar Stasiun Palmerah dan Stasiun Tebet, kepadatan dan kesemrawutan lalu lintas kerap terjadi. Hal itu karena berbagai moda transportasi, seperti ojek daring, bus Transjakarta pengumpan, hingga angkot, menumpuk di badan jalan.
Lahan terbatas
Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta Eva Chairunisa, yang dihubungi terpisah, mengatakan perusahaan penyedia transportasi daring Gojek memang telah mulai bekerja sama dengan mereka, antara lain untuk pengadaan lahan untuk shelter di area stasiun kereta.
"Sejauh ini belum ada (shelter), tapi sudah ada koordinasi dengan Gojek. Bentuk kerja samanya, kalau ada aset kami dalam bentuk lahan yang mau digunakan, maka harus sewa. Nanti akan ada tindaklanjut dalam bentuk perjanjian," tuturnya.
Kendati PT KAI membuka peluang Gojek untuk menyewa lahan mereka, Eva mengatakan, pihaknya belum memetakan ketersediaan lahan yang menjadi aset mereka.
"Masalahnya, lahannya ada atau tidak. Kalau ada lahan, kita lihat kebutuhan PT KAI untuk memenuhi kebutuhan pelayanan penumpang, misal untuk perluasan peron. Itu yang lebih diutamakan," pungkas Eva.