TNI AU Sukses Gelar "Fire Power Demo" dalam Latihan Puncak
Oleh
Sharon Patricia
·4 menit baca
LUMAJANG, KOMPAS – Fire Power Demo menjadi puncak dari latihan Angkasa Yudha 2019 TNI Angkatan Udara pada Rabu (24/7/2019). Latihan ini menunjukkan bahwa TNI AU memiliki profesionalisme tinggi dalam mengoperasikan seluruh alat utama sistem persenjataan demi mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Kawasan Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menjadi saksi bukti profesionalitas para prajurit TNI AU. Wilayah berpasir di pinggiran pantai selatan Lumajang sontak menjadi arena tempur.
Sebanyak 2.400 prajurit TNI AU terlibat dalam latihan ini. Mereka saling bergantian menunjukkan militansi dalam mengendalikan pesawat tempur dan penguasaan pertempuran darat ke udara maupun sebaliknya. Mereka pun mampu membidik sasaran pengeboman dengan rudal, bom, roket, dan meriam pesawat dari ketinggian sekitar 12.000 kaki secara tepat.
Selama lebih kurang dua jam, prajurit TNI AU menunjukkan berbagai aksi teatrikal yang membuat terpukau para penonton. Ada 16 babakan disimulasikan secara berturut-turut dengan 67 pesawat tempur dan 18 skadron.
Mulai dari pengintaian udara oleh Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) dan Boeing 737-300, penerjunan infiltrasi prajurit pasukan khas dan prajurit pengendali tempur, operasi udara serangan strategis, operasi udara lawan udara, hingga pembebasan sandera.
Prajurit TNI AU mampu membidik sasaran pengeboman dengan rudal, bom, roket, dan meriam pesawat dari ketinggian sekitar 12.000 kaki secara tepat
Akumulasi latihan TNI AU hingga puncaknya, yaitu Fire Power Demo disiapkan sejak tiga bulan lalu yang dilakukan secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Mulai dari latihan geladi posko, latihan untuk orientasi misi, manuver lapangan, hingga Fire Power Demo.
Latihan Angkasa Yudha 2019 merupakan latihan pertama kali yang dilakukan secara komprehensif karena melibatkan semua bagian dalam perang sesungguhnya. Secara total, anggaran yang digunakan untuk seluruh rangkaian latihan mencapai Rp 217 miliar.
Latihan puncak operasi udara gabungan ini disaksikan langsung oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna, beserta jajarannya. Secara umum, latihan ini dinilai berhasil.
Hadi Tjahjanto mengatakan, profesionalisme terlihat dari penampilan baik dari pasukan darat maupun pasukan udara. Para pasukan berhasil mengendalikan pesawat tempur, pesawat angkut, dan pesawat helikopter dalam melakukan manuver penembakan.
“Seluruh target, 98 persen hancur. Artinya bahwa prajurit TNI AU telah memiliki profesionalisme yang tinggi dan mampu mengoperasikan seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki pengadaan rencana strategi pertama dan kedua,” ujar Hadi.
Latihan Angkasa Yudha 2019 merupakan latihan pertama kali yang dilakukan secara komprehensif karena melibatkan semua bagian dalam perang sesungguhnya
Lebih lanjut, Hadi menyampaikan skenario dalam kegiatan ini semua dilaksanakan dalam rangka uji doktrin Swa Bhuwana Paksa. Ia pun berpesan kepada pembina serta Kepala Staf TNI AU untuk tetap menjaga profesionalisme para prajurit.
Yuyu Sutisna pun menyampaikan latihan puncak hari ini merupakan ajang unjuk kekuatan dan uji keterampilan yang telah dilaksanakan dengan aman, lancar dan baik.
“Latihan Angkasa Yudha tahun ini bagi saya terasa sangat istimewa. Cita-cita kita dalam mewujudkan sebuah latihan TNI AU secara lebih dinamis, komprehensif dan terpadu akhirnya terjawab dengan telah dilaksanakannya Latihan Angkasa Yudha tahun 2019 ini,” ujarnya.
Yuyu mengatakan, latihan ini telah melibatkan pemanfaatan sumber daya informatika secara lebih inklusif melalui geladi posko dan wargaming. Termasuk di dalamnya terdapat gelar operasi siber yang baru dilaksanakan untuk pertama kalinya.
Gelar operasi siber dikombinasikan dengan teknik latihan tempur udara baik melalui Mission Oriented Training maupun Manuver Lapangan sebagai uji doktrin pertempuran. Selain itu, termasuk dengan digelarnya latihan operasi udara di malam hari, operasi infiltrasi oleh Sat Bravo, operasi recovery runway oleh Satharlan.
“Dalam latihan kali ini digelar dapur lapangan yang juga pertama kalinya dilaksanakan sebagai inovasi baru pada Angkasa Yudha tahun ini,” kata Yuyu.
Persiapan latihan gabungan TNI
Hadi mengatakan, latihan pada hari ini diharapkan dapat menjadi bekal untuk latihan gabungan TNI secara menyeluruh. “Latihan gabungan TNI jatuh pada September 2019 dan Insyaallah kita juga akan mengundang Presiden Joko Widodo untuk menyaksikan langsung,” katanya.
Yuyu juga mengatakan bahwa hasil Latihan Angkasa Yudha kali ini, dapat menjadi bekal yang sangat berharga dalam persiapan TNI AU untuk menghadapi Latihan Gabungan tersebut. Sehingga nantinya mampu untuk menyajikan yang terbaik saat bergabung dengan matra yang lain.
“Geladi posko dan uji doktrin di lapangan yang dilaksanakan secara rutin akan membentuk kekuatan TNI Angkatan Udara yang semakin terampil, terlatih dan teruji, sehingga dapat menjadi deterrent effect dan bargaining power bagi negara kita dalam mengamankan wilayah kedaulatan NKRI yang sangat luas ini,” kata Yuyu.