Amerika Serikat kembali mengerahkan kapal perang ke perairan Taiwan. Waktu pelayaran USS Antietam nyaris bersamaan dengan pernyataan China siap perang untuk menanggapi isu Taiwan.
Oleh
Kris Mada
·2 menit baca
TAIPEI, KAMIS — Amerika Serikat kembali mengerahkan kapal perang ke perairan Taiwan. Waktu pelayaran USS Antietam nyaris bersamaan dengan pernyataan China siap perang untuk menanggapi isu Taiwan.
Kapal perang berlayar di selat yang memisahkan Taiwan dengan China. Armada Ke-7 AS menyebutkan, Antietam berlayar di sana pada 24-25 Juli 2019. Pelayaran itu dinyatakan sebagai wujud komitmen AS pada Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Angkatan Laut AS dinyatakan akan terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan hukum internasional.
Sementara Taiwan menyatakan AL AS bebas berlayar di selat yang memisahkan China-Taiwan itu. Taipei menyebutkan, USS Antietam mengarah ke utara. Pelayaran tersebut dinyatakan sebagai pelayaran biasa dan tidak ada hal tidak lazim selama kapal perang itu melewati Selat Taiwan. Taipei memantau USS Antietam selama melewati Selat Taiwan.
Pelayaran terjadi nyaris bersamaan dengan pengumuman kebijakan pertahanan nasional China, Rabu (24/7/2019). Dalam buku kebijakan itu, secara tegas dinyatakan, salah satu tujuan pertahanan nasional China adalah menentang dan mencegah kemerdekaan Taiwan. Beijing siap menggunakan kekuatan untuk menyatukan lagi Taiwan dan melakukan semua langkah militer yang diperlukan untuk mengalahkan separatis.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan, Beijing telah menyampaikan keprihatinan mendalam kepada Washington soal pelayaran itu.
Beijing telah menyampaikan keprihatinan mendalam kepada Washington soal pelayaran itu.
”Masalah Taiwan adalah persoalan paling sensitif dan penting dalam hubungan AS-China. Kami mendesak AS mematuhi prinsip Satu China dan tiga komunike bersama, untuk berhati-hati dan bertindak pantas terkait Taiwan sehingga tidak membahayakan hubungan AS-China serta perdamaian dan stabilitas di kawasan Selat Taiwan,” tuturnya.
Beijing berkali-kali mengirimkan protes ke Washington setiap kali ada kapal perang AS yang berlayar di sekitar Taiwan. AS tidak punya hubungan resmi dengan Taiwan. Namun, AS selalu menunjukkan dukungan kuat kepada Taiwan.
Bagi Beijing, Taiwan adalah wilayahnya dan akan kembali dipersatukan. Beijing siap berperang jika memang dibutuhkan untuk menyatukan lagi Taiwan.
China dan Taiwan berpisah setelah perang saudara antara Partai Komunis dan Kuomintang. Kalah dari Partai Komunis, Kuomintang melarikan diri ke Pulau Formosa, lalu mendeklarasikan Taiwan yang bernama resmi Republik China. Sementara China di bawah Partai Komunis menggunakan nama resmi Republik Rakyat China.
Penggabungan kembali Taiwan dengan China menjadi salah satu prioritas kebijakan pertahanan Beijing. (AP/AFP)