KUALA LUMPUR, KAMIS – Pemerintah Malaysia pada Kamis (25/7/2019) memulai kembali proyek kereta api yang didukung China senilai 10 miliar dollar AS. Proyek yang merupakan bagian dari upaya infrastruktur global Beijing itu sempat ditangguhkan tahun lalu menyusul pergantian kekuasaan di Malaysia.
Bank Ekspor-Impor China akan membiayai 85 persen dari proyek jalur kereta api bertajuk Jaringan Rel Pantai Timur (East Coast Rail Link) itu. Menteri Transportasi Loke Siew Fook mengatakan, keberadaan jalur itu akan mendukung pengembangan ekonomi di negara-negara bagian pedesaan Malaysia.
Jalur 640 kilometer (400 mil) itu akan menghubungkan timur laut Malaysia, dekat perbatasan Thailand, ke pelabuhan utama negara itu di Selat Malaka yang sibuk di wilayah barat. Jalur itu adalah bagian dari jaringan yang diharapkan menyambungkan wilayah selatan China hingga ke Asia Tenggara.
Sempat ditangguhkan
East Coast Rail Link di semenanjung Malaysia ditangguhkan setahun yang lalu tak lama setelah aliansi Perdana Menteri Mahathir Mohamad memenangkan pemilihan umum yang bersejarah di Malaysia. Para kritikus mengatakan proyek-proyek tersebut kurang transparan, dapat membebani pemerintah dengan hutang, dan pada kenyataannya bertujuan dengan cepat menyalurkan uang kepada mantan pemimpin Najib Razak untuk membantunya membayar kembali uang tunai yang dijarah dari dana lembaga pembiayaan negara 1MDB.
Namun pemerintah PM Mahathir pada April lalu mengatakan akan menghidupkannya kembali setelah kontraktor China setuju untuk memangkas biaya hingga sepertiga. Proyek ini menghubungkan pantai barat Malaysia dengan negara-negara bagian timur yang lebih miskin dan merupakan bagian penting dari inisiatif infrastruktur Jalan dan Sabuk China.
Saat meluncurkan kembali proyek itu di negara bagian Terengganu, Loke mengatakan pemerintahnya telah selesai bernegosiasi dengan pihak Bank Ekspor-Impor China. Perjanjian itu akan segera ditandatangani, meskipun dirinya tidak menyebutkan waktu terkait hal itu secara spesifik.
Proyek itu dimulai pada Agustus 2017, tetapi hanya sejumlah kecil yang telah selesai ketika ditangguhkan pada bulan Juli tahun lalu. Biaya jalur yang mencakup 20 stasiun telah dikurangi menjadi 44 miliar ringgit dari harga aslinya yang mencapai 65,5 miliar ringgit. Sebagian rutenya juga telah diubah dengan target penyelesaian pada tahun 2026. (AP/AFP/BEN)