Polisi Australia Cabut Tuduhan terhadap Wartawan Perancis
Oleh
Harry Bhaskara, dari Brisbane, Australia
·3 menit baca
BRISBANE, KOMPAS -- Kepolisian Australia membebaskan wartawan Perancis dari segala tuduhan, tiga hari setelah ditahan saat meliput unjuk rasa sejumlah orang yang melancarkan protes terhadap perusahaan tambang batu bara Adani di Abbot Point di Negara Bagian Queensland, Australia. Wartawan Perancis itu dibebaskan bersyarat untuk diadili pada September mendatang.
Hugo Clement, wartawan France2 TV, dan empat orang kru filmnya ditahan pada Senin (22/7/2019) ketika meliput protes terhadap perusahaan tambang Adani di gerbang pengangkutan batubara Abbot Point, kota kecil di wilayah utara Negara Bagian Queensland. Kepolisian Queensland (QPS) mengatakan, pihaknya telah “meninjau kembali” latar belakang penahanan lima orang di lokasi tersebut.
“Keputusan itu diambil melalui pertimbangan yang matang, termasuk memperhatikan kebijakan dan prosedur QPS,” tutur polisi dalam pernyataan tertulisnya, seperti dikutip Australian Broadcasting Corporation (ABC).
Pencabutan tuduhan terhadap wartawan Perancis itu akan diumumkan secara resmi dalam sidang Bowen Magistrates Court pada 30 Juli mendatang. Namun, tuduhan terhadap dua perempuan pemrotes dari Negara Bagian Victoria yang membenamkan tangannya ke dalam tabung silinder berisi semen untuk memblokir rel kereta yang menuju ke pelabuhan akan tetap dilanjutkan.
Paul Murphy, ketua Aliansi Seni dan Media Hiburan (MEAA), organisasi wartawan di Australia, menyambut positif keputusan tersebut. Ia mengatakan, pihaknya telah menulis surat ke para petinggi Queensland, termasuk menteri besar, jaksa agung, dan kepala polisi untuk mencabut tuduhan pelanggaran itu.
“Sungguh ajaib mereka tidak diberi kesempatan untuk diberitahu bahwa mereka berada di kawasan privat untuk kemudian dipersilahkan berlalu,” ujar Murphy seperti dikutip ABC.
Melihat kasus penggeledahan polisi di kantor ABC dan rumah wartawan News Corporation baru-baru ini, wajar kalau kita prihatin akan kebebasan pers di Australia.
Murphy menambahkan, hal serupa tak pernah terjadi sebelumnya. "Namun, melihat kasus penggeledahan polisi di kantor ABC dan rumah wartawan News Corporation baru-baru ini, wajar kalau kita prihatin akan kebebasan pers di Australia,” imbuh Murphy.
Clement mengetahui keputusan terbaru polisi melalui telepon dari Kedutaan Besar Perancis. “Saya senang karena tuduhan, penahanan serta butir-butir pembebasan bersyarat, sungguh tidak fair,” tutur Clement.
Polisi melarang Clement berada dalam radius 20 kilometer dari perusahaan yang memproduksi batubara termal (carmichael) itu atau kurang dari 100 meter dari setiap lokasi Adani.
Clement menambahkan, ia tidak pernah ditahan di negara yang demokratis. Ia menyampaikan terima kasih pada MEAA. “Aneh sekali kalau polisi sampai membela perusahaan swasta seperti itu, itu bukan tugas polisi,” ujarnya pada ABC.
Adani, perusahaan milik konglomerat India, telah diprotes pencinta lingkungan sejak tahap perencanaan. Satu dari 125 perusahaan tambang batubara yang ada, Adani diproyeksikan menjadi yang terbesar di Australia. Perusahaan ini akan dibangun di North Galilee Basin, sebelah barat kota Rockhampton, sekitar 300 kilometer dari pantai Queensland. Dari sini, batubara akan diangkut dengan kereta ke Pelabuhan Abbot Point sejauh 200 kilometer.