Dari 20 tim sepak bola di Eropa yang "jor-joran" belanja pemain baru, banyak di antaranya tim medioker atau tim yang selama ini berkutat di papan tengah klasemen. Tim medioker bisa jadi ancaman bagi tim-tim papan atas.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·5 menit baca
Klub kelas menengah atau yang sering dikenal dengan tim medioker sering dianggap hanya sebagai pelengkap dalam sebuah kompetisi. Namun, mereka berpotensi membalikkan pandangan itu dan menjadi kuda hitam. Apalagi jika melihat biaya yang telah dikeluarkan untuk merekrut pemain baru.
Berdasarkan data Transfermarkt pada Jumat (26/7/2019), tiga tim Liga Spanyol masih menjadi tim terboros saat ini. Real Madrid berada di peringkat pertama dengan total pengeluaran 303 juta euro (Rp 4,7 miliar), Atletico Madrid 243,5 juta euro (Rp 3,8 miliar), dan FC Barcelona 237 juta euro (Rp 3,6 miliar).
Ketiga klub tersebut mungkin tidak mengejutkan pencinta sepak bola karena mereka tergolong klub besar. Namun, menjadi sebuah kejutan ketika tim kelas menengah mengeluarkan biaya transfer yang tergolong besar.
Dari 20 tim terboros saat ini, di Liga Inggris ada Aston Villa, Leicester City, dan West Ham United, Liga Spanyol ada Sevilla dan Real Betis, serta Liga Italia ada Bologna FC.
Aston Villa menjadi tim paling mengejutkan pada bursa transfer saat ini dengan menduduki peringkat ke-5. Sebagai tim promosi, mereka berusaha memaksimalkan dana yang ada untuk membangun tim terbaik mereka. Saat ini, Aston Villa telah mengeluarkan dana 127,9 juta euro (Rp 1,9 triliun).
Wesley Moraes Ferreira da Silva menjadi rekrutan termahal sekaligus memecahkan rekor transfer klub dengan harga 25 juta euro (Rp 390 miliar) dari Club Brugge. Mereka mengalahkan Arsenal yang juga meminati penyerang asal Brasil tersebut.
Tak perlu waktu lama untuk beradaptasi, Wesley yang musim lalu mencetak 10 gol dan 9 asis di Liga Belgia, langsung mencuri perhatian pendukung Aston Villa. Di media sosial, mereka menganggap pemain 22 tahun tersebut akan bersinar seperti mantan penyerang mereka asal Belgia, Christian Benteke yang saat ini membela Crystal Palace.
Sahabat dari Manajer Aston Villa Dean Smith, Richard O’Kelly, mengungkapkan, pemain yang direkrut oleh Smith telah terlebih dahulu dilihat latar belakangnya sehingga sesuai dengan kebutuhan tim.
”Ia telah memeriksa latar belakangnya seperti kepribadian dan karakternya sehingga dapat masuk di dalam tim,” kata O’Kelly seperti dikutip dari Birminghammail.co.uk.
Namun, keputusan Aston Villa untuk boros di bursa transfer masih perlu diuji karena pilihan serupa pernah diambil Fulham, musim lalu, dan hasilnya, tidak memuaskan, bahkan Fulham terdegradasi.
Fulham kala itu mengeluarkan biaya 116,5 juta euro (Rp 1,8 triliun). Di akhir musim, Fulham harus rela kembali ke Divisi Championship atau tingkat kedua Liga Inggris setelah hanya berada di peringkat ke-19 Liga Inggris.
Sementara Leicester City yang musim lalu hanya berada di peringkat ke-9 telah mengeluarkan 85,1 juta euro (Rp 1,3 triliun). Mereka sepertinya ingin mengulang keberhasilan pada musim 2015/2016 dengan menjuarai Liga Inggris.
Padahal pada musim 2015/2016, Leicester hanya mengeluarkan biaya transfer 49,9 juta euro (Rp 778 miliar).
Sementara West Ham United yang terkenal menghasilkan pemain kelas dunia, seperti Rio Ferdinand, Frank Lampard, dan John Terry, telah mengeluarkan dana 68 juta euro (Rp 1,06 triliun).
Musim lalu, West Ham tergolong boros setelah mengeluarkan biaya transfer 100,9 juta euro (Rp 1,5 triliun). Namun, itu pun hanya bisa membuat mereka menduduki papan tengah klasemen, yakni berada di peringkat ke-10.
Liga Spanyol
Di Liga Spanyol, ancaman serius ditunjukkan oleh Sevilla dan Real Betis. Sejauh ini, Sevilla telah mengeluarkan dana 124 juta euro (Rp 1,9 triliun). Musim lalu, Sevilla hanya menduduki peringkat ke-6 sehingga gagal lolos ke Liga Champions.
Adapun Real Betis telah mengeluarkan 60,75 juta euro (Rp 948 miliar). Mereka memberikan kejutan dengan mendatangkan gelandang serang asal Perancis, Nabil Fekir dari Olympique Lyon dengan harga 19,75 juta euro (Rp 308 miliar).
”Dengan kedatangan Fekir, Real Betis memperoleh pemain dengan kreativitas dan teknik yang hebat serta kemampuan menembak dan keunggulan dalam menyerang,” demikian pernyataan Real Betis di situs klub.
Selama ini, Fekir selalu dikait-kaitkan dengan juara Liga Champions Liverpool. Musim lalu Fekir hampir merapat ke Anfield, tetapi gagal tes medis.
Pilihan Fekir merapat ke Real Betis cukup mengejutkan karena musim lalu Real Betis hanya berada di peringkat ke-10. Dengan kata lain, ia telah mengorbankan peluangnya bermain di kompetisi level Eropa. Seandainya dia tetap bertahan di Lyon yang musim lalu berada di peringkat ke-3 klasemen Liga Perancis, dia akan memperoleh kesempatan bermain di level Eropa.
Liga Italia
Di Liga Italia, kejutan terjadi pada Bologna FC yang telah mengeluarkan dana hingga 56,5 juta euro (Rp 881 miliar).
Berbeda dengan Juventus, Napoli, AS Roma, dan Inter Milan yang memiliki nama besar serta kepastian bermain di kompetisi Eropa, Bologna tak punya nilai jual selain memiliki manajer, Sinisa Mihajlovic. Musim lalu, mereka hanya berada di peringkat ke-10 setelah berjuang lolos dari zona degradasi.
Bologna dapat menjadi ancaman bagi tim yang ingin lolos ke zona Liga Eropa seperti AC Milan, Torino, atau Lazio. Bahkan, mereka dapat menjadi tim kuda hitam seperti Atalanta yang musim lalu berada di zona Eropa.
Mereka juga memiliki motivasi tinggi untuk memberikan hasil terbaik setelah Mihajlovic divonis menderita penyakit leukemia.
Kapten Bologna, Blerem Dzemaili, mengatakan, para pemain akan mendukung Mihajlovic dengan perjuangan di lapangan.
”Kita akan mencoba untuk mengirimkan kekuatan kita kepadanya. Dia seperti ayah bagi kita sehingga kita akan berjuang untuknya seperti dia berjuang untuk kita,” kata Dzemaili seperti dikutip dari The Guardian. (AFP)