Sejumlah bantuan untuk pengungsi telah berada di Wamena, Jayawijaya, Papua, kabupaten terdekat dari Kabupaten Nduga. Data sebaran pengungsi masih belum valid.
JAYAPURA, KOMPAS Kementerian Sosial mulai menyalurkan bantuan kepada para pengungsi asal Kabupaten Nduga yang berada di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya. Hal itu dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan pangan dan barang kebutuhan sehari-hari pengungsi beberapa bulan terakhir.
Berdasarkan pantauan Kompas di Kota Jayapura, Kamis (25/7/2019), tim dari Kementerian Sosial bersama Dinas Sosial, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Papua mulai mendistribusikan bantuan seberat 4,14 ton ke Bandara Sentani. Menurut rencana, bantuan tersebut akan diterbangkan ke Wamena pada Jumat.
Bantuan itu meliputi perlengkapan keluarga 1.350 paket, perlengkapan sekolah 370 paket, perlengkapan ibadah, serta perlengkapan kesenian dan olahraga 150 paket. Sementara bantuan beras seberat 10 ton serta lauk pauk dan makanan tambahan, seperti biskuit dan susu untuk anak-anak, telah berada di Wamena.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat, saat dihubungi dari Jayapura, mengatakan, dirinya telah menginstruksikan tim dari Kemensos untuk memonitor distribusi bantuan kepada para pengungsi asal Nduga.
Sebenarnya, kata Harry, Kemensos telah mengirimkan bantuan berupa makanan, keperluan sekolah, dan perlengkapan lain ke Dinas Sosial, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Papua sejak Mei. Namun, distribusi kepada pengungsi belum terealisasi, terutama karena masalah transportasi. ”Kami menerjunkan tim untuk memastikan pendistribusian bantuan kepada para pengungsi berjalan lancar,” kata Harry.
Pendataan pengungsi
Di Wamena, hingga kini masih berlangsung pendataan jumlah pengungsi dan pemberian vaksin kepada anak-anak. Padahal, yang mendesak dibutuhkan adalah bahan pangan. Harry melanjutkan, masyarakat Nduga juga akan mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pangan secara berkelanjutan dalam waktu secepatnya.
PKH merupakan program bantuan uang tunai kepada masyarakat untuk tiga komponen, yakni pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial, khususnya bagi warga lanjut usia serta penyandang disabilitas.
Untuk komponen pendidikan, siswa SD mendapat Rp 900.000 per tahun, siswa SMP Rp 1,5 juta per tahun, dan siswa SMA Rp 2 juta per tahun. Komponen kesehatan meliputi ibu hamil dan anak balita dengan bantuan Rp 2,4 juta per tahun. Komponen kesejahteraan sosial, yakni warga lansia dan penyandang disabilitas, mendapat Rp 2,4 juta per tahun.
Pastor John Jonga Pr, pegiat hak asasi manusia di Papua, mengapresiasi upaya Kemensos yang secara langsung turun mengatasi masalah kekurangan makanan dan obat-obatan yang dialami para pengungsi.
Kones Kogoya, salah seorang tokoh masyarakat dari Distrik Mugi, Nduga, yang mengungsi ke Wamena, berharap pembagian bantuan disertai dengan data jumlah pengungsi yang valid. Tujuannya agar pemberian bantuan merata ke semua lokasi yang terdapat pengungsi.(FLO/TAN)