Bripka Rachmat Effendy (41), anggota Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya, tewas ditembak oleh Brigadir RT (32), anggota Ditpolairud Baharkam Polri.
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bripka Rachmat Effendy (41), anggota Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya, tewas ditembak oleh Brigadir RT (32), anggota Ditpolairud Badan Pemeliharaan Keamanan Polri. Penembakan terjadi di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/7/2019) pukul 20.50.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menuturkan, Brigadir RT masih diperiksa penyidik di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya hingga Jumat (26/7/2019) malam.
Argo mengatakan, penembakan berawal dengan penangkapan pelaku tawuran berinisial FZ oleh Bripka Rachmat Effendy. Bripka Rachmat lalu membawa FZ ke Polsek Cimanggis sekitar pukul 20.30. Tak lama kemudian, orangtua FZ datang ke Polsek Cimanggis bersama Brigadir RT yang merupakan paman dari FZ.
Brigadir RT meminta agar FZ diserahkan kembali ke orangtuanya. Namun, permintaan Brigadir RT ditolak oleh Bripka Rachmat karena ada barang bukti sebilah celurit. Bripka Rachmat mengatakan bahwa proses hukum sedang berjalan dan dia yang menangkap FZ.
Saat itu diduga Brigadir RT emosi karena Bripka Rachmat bicara dengan nada tinggi. Brigadir RT kemudian pergi ke ruangan lain untuk mengeluarkan senjata api jenis HS 9 dan menembak Bripka Rachmat di dalam ruang SPK sebanyak tujuh kali.
Saat itu diduga Brigadir RT emosi karena Bripka Rahmat bicara dengan nada tinggi. Brigadir RT kemudian pergi ke ruangan lain untuk mengeluarkan senjata api jenis HS 9 dan menembak Bripka Rahmat di dalam ruang SPK sebanyak tujuh kali.
Bripka Rachmat Effendy yang tewas di tempat kejadian perkara selama ini dikenal sebagai polisi yang senang menolong dan berbaur dengan warga di sela kesibukannya.
Kepala Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Sumardji, yang merupakan atasan Bripka Rachmat, Jumat (26/7/2019), menuturkan, almarhum mempunyai keinginan tinggi membantu masyarakat di sekitar tempat tinggalnya di wilayah Kecamatan Tapos, Depok. Almarhum adalah Ketua Kelompok Sadar Kamtibmas dan paling aktif di kelompok tersebut.
”Kalau ada kejadian yang meresahkan di lingkungannya seperti tawuran dia yang menyelesaikan dan bukan kali ini saja. Itu yang membuat saya salut. Dia peduli pada lingkungannya, padahal kan tidak semua polisi mau begitu,” ujarnya.
Menurut Sumardji, Bripka Rachmat membawa FZ ke Polsek Cimanggis untuk menghindari tindakan main hakim terhadap FZ. Namun, maksud baik Bripka Rahmat justru menyebabkannya kehilangan nyawa.
”Kalau anak itu (FZ) tidak diamankan ke Polsek, anak itu bisa dikeroyok warga,” kata Sumardji.
Sumardji mengatakan, sehari-hari Bripka Rachmat adalah sosok pendiam, tetapi suka bergurau. Dia suka membantu teman dan tidak pernah meninggalkan pekerjaan. Sebelum berdinas di Ditlantas empat tahun lalu, Bripka Rachmat lama berdinas di Brimob. Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua anak remaja.