Manchester United merupakan salah satu klub yang berhasil menciptakan persaingan yang sehat antarpemain muda untuk masuk ke skuad utama. Mereka bersaing menampilkan permainan terbaik pada ajang International Champions Cup 2019.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
SHANGHAI, KAMIS — Para pemain muda Manchester United kembali tampil memukau saat mengalahkan Tottenham Hotspur 2-1 pada laga International Champions Cup 2019 di Stadion Hongkou, Shanghai, China, Kamis (25/7/2019). Pada laga itu, giliran Angel Gomes yang bersinar dan menentukan kemenangan ”Setan Merah” atas Spurs.
Gomes masih berusia 18 tahun dan bergabung di akademi MU sejak usia enam tahun. Gelandang serang ini sedang berusaha merebut hati pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer untuk masuk ke skuad utama. Kesempatan terbaik untuk itu bisa diraih pada laga pemanasan di ajang International Champions Cup (ICC) 2019.
Solskjaer telah memainkan Gomes dalam keempat laga pramusim bulan Juli ini. Namun, pemain kelahiran London tersebut belum pernah dijadikan pemain mula. Ia selalu main pada babak kedua, bahkan pada menit-menit akhir.
Melawan Spurs, Gomes beruntung bisa bermain lebih lama karena dimainkan pada menit ke-46 menggantikan pemain muda lainnya, Daniel James. Ketika laga tersisa 10 menit, Gomes mendapat umpan dari Juan Mata dan mampu mencetak gol setelah melewati dua bek Spurs.
Gomes menjadi penentu kemenangan MU karena sebelum ia mencetak gol kedudukan imbang 1-1. MU unggul lebih dulu melalui Anthony Martial menit ke-21 dan Spurs membalas menit ke-65 lewat Lucas Moura.
Kemenangan ini memperpanjang tren positif skuad muda MU selama pramusim setelah menyapu bersih empat laga dengan kemenangan. Gomes memiliki kepuasan tersendiri.
”Saya mendapat kritikan karena para alumnus akademi MU lainnya sudah mencetak gol dan saya belum. Jadi gol ini sangat memuaskan,” ujarnya seperti dikutip Manchester Evening News.
Merasa beruntung
Gomes dan para pemain muda lainnya, terutama alumni akademi MU, merasa beruntung karena begitu diperhatikan. Mereka beruntung karena MU memiliki tradisi untuk mengoptimalkan kemampuan pemain jebolan akademi sejak era pelatih Matt Busby, Alex Ferguson, dan kini Solskjaer.
Pada ajang pramusim ini, alumni akademi yang sedang bersaing merebut hati Solskjaer selain Gomes adalah Daniel James, Mason Greenwood, Tahith Chong, Axel Tuanzebe, James Garner, dan Scott McTominay.
”Penampilan para pemain muda MU sejauh ini sangat memuaskan. Kami sangat bangga. Tim sudah menyatu, kompak, dan kami sudah tidak sabar menyambut musim yang baru,” kata Gomes.
Kemunculan jebolan akademi MU ini mengingatkan masa kejayaan ”Kelas 92” yang dimotori Ryan Giggs, David Beckham, Paul Scholes, Nicky Butt, Gary Neville, dan Phil Neville. Pada era 1990-an, angkatan ”Kelas 92” itu menjadikan MU tim tangguh di papan atas Liga Inggris, bahkan menyabet trofi Liga Champions 1998-1999.
Dengan kebijakan MU yang tetap mengoptimalkan talenta dari akademi dan mempertahankan persaingan sehat antarpemain muda, reinkarnasi ”Kelas 92” bukan hal mustahil. Namun, McTominay masih tidak percaya diri. ”Sebenarnya sangat sulit untuk mereplika Kelas 92 karena mereka sangat luar biasa,” ujarnya seperti dikutip The Telegraph.
Peluang bagi para pemain muda tersebut untuk sukses di MU masih terbuka lebar ketika Solskjaer berusaha membangun sistem yang baru. Para pemain muda sudah lama beradaptasi dengan karakter MU dan tinggal menyesuaikan pola baru yang ingin diterapkan pelatihnya.
”Saya sangat memercayai para pemain yang sudah ada dan saya yakin kami bisa berhasil pada musim ini,” ujar Solskjaer dikutip laman MU.
Cedera pemain
Salah satu kekecewaan Solskjaer pada laga kontra Spurs adalah cedera lutut yang dialami Eric Bailly. Bek MU itu hanya bermain sekitar 10 menit pada babak kedua dan kemudian ditandu ke luar lapangan. Solskjaer mengatakan bahwa cedera itu terlihat parah dan timnya masih akan memantau perkembangannya.
Cedera ini membuat Bailly kecewa, yang pada musim lalu juga harus melewatkan 25 laga karena cedera. Apalagi cedera tersebut terjadi pada laga pramusim.
Meski cedera Bailly itu terjadi tanpa kontak dengan pemain Spurs, pelatih Spurs Mauricio Pochettino sempat mengungkapkan rasa simpatinya. ”Saya juga sedih karena ini merupakan laga pramusim. Pada laga yang melelahkan dan bertensi tinggi, kejadian seperti ini memang tidak terhindarkan,” katanya.