Layanan di Markas Kepolisian Sektor Cimanggis, Depok, Jawa Barat, tetap berjalan. Tidak ada garis polisi di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu. Sebagian warga tidak menyadari bahwa di markas polisi itu baru terjadi penembakan.
Oleh
Andy Riza Hidayat / Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·2 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Layanan di Markas Kepolisian Sektor Cimanggis, Depok, Jawa Barat, tetap berjalan. Tidak ada garis polisi di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu. Sebagian warga tidak menyadari bahwa di markas polisi itu baru terjadi penembakan.
Ajun Inspektur Satu Kasman, petugas jaga di Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Cimanggis, memastikan hal itu, Jumat (26/7/2019), di Depok, Jawa Barat. ”Layanan masih tetap jalan, tidak terganggu,” kata Kasman kepada Kompas.
Kasman dan sebagian polisi di Polsek Cimanggis tidak bersedia memberikan pernyataan terkait dengan peristiwa semalam. Menurut mereka, kasus ini telah ditangani penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Dari pengamatan Kompas, beberapa warga masih membuat laporan pengaduan di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Cimanggis. Tidak ada bercak darah yang terlihat di ruangan itu. Ada dua meja layanan dan satu ruang tamu di ruangan SPKT. Ruangan tampak rapi, tidak terlihat bekas peristiwa penembakan.
Tidak hanya layanan di SPKT, layanan penerbitan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) juga berjalan seperti biasa. Beberapa warga terlihat mengurus dokumen SKCK.
Salah satu warga yang mengurus SKCK itu adalah Abdul (30) yang tinggal di kawasan Sukatani, Cimanggis, Depok. Abdul hanya tahu sekilas tentang peristiwa itu, tetapi tidak tahu detail lokasi penembakan. Dia juga tak sadar bahwa peristiwa itu terjadi sekitar 20 meter dari posisinya mengurus SKCK.
”Pantas ada banyak wartawan. Polisi juga terlihat agak banyak. Tetapi, layanan masih seperti biasa,” kata Abdul yang mengurus SKCK untuk keperluan pekerjaan.
Pada Kamis (25/7/2019) terjadi penembakan yang menyebabkan Brigadir Kepala Rahmat Efendy meninggal. Rahmat ditembak Brigadir RT di ruang SPKT Polsek Cimanggis pukul 20.50.
RT sempat berdebat dengan Rahmat karena perbedaan menangani pelaku tawuran, FZ (16). RT diduga memiliki hubungan khusus sehingga membela FZ agar tidak diproses di kepolisian. Rahmat tidak mau menuruti keinginan RT hingga membuat RT emosi.
Perdebatan itu berakhir dengan emosi. Brigadir RT kemudian meninggalkan ruang SPKT, lalu pergi ke ruangan lain. Tidak lama kemudian Brigadir RT mengeluarkan senjata api jenis pistol HS 9 dan menembak Bripka Rahmat tujuh kali hingga tewas di tempat.