PAINTING EXHIBITION Yeh Pulu Ink Sculpture Ala Kun in Australia
Seniman dan akademisi asal Bali, I Wayan Kun Adnyana berpameran lukisan tunggal di Thienny Lee Gallery, Sydney, Australia, mulai Kamis (25/7/2019) sampai Selasa (13/8/2019).
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
SYDNEY, KOMPAS – Seniman dan akademisi asal Bali, I Wayan Kun Adnyana berpameran lukisan tunggal di Thienny Lee Gallery, Sydney, Australia, mulai Kamis (25/7/2019) sampai Selasa (13/8/2019). Pameran ini bertajuk Santarupa, A Revival of Narrative in Contemporary Art.
Lukisan karya Kun ini merupakan rangkaian perjalanan penelitiannya mengenai relief yang ada didinding batuan Yeh Pulu, Kabupaten Gianyar, Bali. Relief tersebut menginspirasinya untuk membuat karya kontenporer baru di atas kanvas dengan tinta serta pena China dengan cat akrilik.
“Menakjubkan mempelajari ukiran-ukiran kuno di batuan Yeh Pulu. Seluruh reliefnya dapat diejawantahkan dalam karya kekinian dan jadilah pameran ini,” kata Kun, di Sydney, Australia, Sabtu (27/7/2019).
Ia mengaitkan antara seni narasi guna menjelaskan ukiran di batuan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar konseptual untuk proses menciptakan kontemporer lukisan. Lalu, Kun menyontohkan beberapa ukiran, misalnya bintang atau adanya perburuan. Sejumlah bentuk di ukiran itu, bagi Kun, tidak semata-mata diterjemahkan bebas. Melainkan, lanjutnya, semua memiliki arti lebih dari sekadar ukiran.
“Beragam bentuk di ukuran tersebut dapat mewakili cerita atau sejarah dari kapan ukuran itu dibuat. Pembuatnya seolah-olah ingin menceritakan keadaan ketika itu dengan simbol. Saya mencoba menerjemahkannya lagi ke karya kontenporer kekinian. Tentu saja juga dengan menkolaborasikan dengn isu kekinian,” kata Kun.
Ia menyontohkan gambaran konotatif pesan, yaitu pada ukiran lidah harimau yang berkonotasi daya dari wacana (ideologi politik strategi) dan ekor harimau yang berkonotasi tangguh tentara (solidaritas di antara orang). Keduanya superstruktur dari negara kemenangan, Sementara kedua dapat mengalahkan melalui solidaritas dan perlawanan dengan cara membangun ideologis wacana serta yang solid prajurit.
Pola-pola itu, Kun mengenali dan menemukan pola narasi yang digambarkan ukiran di Yeh Pulu. Narasi pola kemudian untuk digunakan sebagai dasar untuk penciptaan, dan pengembangan narasi pola baik melalui teknis pendekatan dan visual untuk dikerjakan dalam kontemporer budaya. Penciptaannya melalui beberapa tahap, penciptaan kontemporer dalam tahun pertama di tahun 2017 hingga tertuang di atas kanvas dalam proses selama tiga tahun ini.
Adrian Vickers, sebagai kurator, dalam katalog menuliskan Kun memberikan warna baru memaknai relief Yeh Pulu. Secara khusus, banyak seni dalam beberapa pameran adalah sangat sopan dan terlalu sentimental. Kun seni adalah otot upaya untuk membawa Bali kembali ke elemen dasar, dan untuk membentuk kembali Bali seni dalam terang global pertemuan.
Director Thienny Lee Gallery Thienny Lee mengapresiasi Santarupa karya Kun. Ia bangga bisa memamerkan karya kontenporer dari seniman asli Bali. Apalagi, karya-karya Kun sudah berpameran di sejumlah negara di antaranya Taiwan, Korea Selatan, Swiss dan Amerika Serikat.
Selanjutnya Lee yang berpendapat di dalam katalog, menuliskan Kun mampu mengeksplorasi bentuk dan alur cerita berdasarkan ukiran untuk mewujudkan teater komposisi, konsep baru dengan cara inovatif. Ia merasakan adanya karya yang mampu menghubungkan masa lalu dan saat ini.
Apalagi, lukisan di atas kanvas ini juga menggabungkan alat tradisional Bali alat dengan modern menengah. Semua karya-karya yang dipamerkan ini menggunakan tinta dan akrilik pada kanvas,, pena tradisional Bali dan Cina termasuk tintanya.