Di Bentara Budaya Jakarta, Sabtu (27/7/2019), dilaksanakan peluncuran buku serial cerita anak Dendang Kencana. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program ”Aku Indonesia”. Program ”Aku Indonesia” merupakan hasil inisiasi dari Bentara Budaya Jakarta bersama Universitas Multimedia Nusantara dan Penerbit Bhuana Ilmu Populer.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Usia anak membutuhkan stimulasi yang tinggi guna mendukung tumbuh kembang yang optimal. Konten yang diberikan pun sangat berpengaruh pada hasil dari proses stimulasi tersebut.
Untuk itulah, konten yang sarat dengan pendidikan karakter perlu disampaikan dengan baik. Hal ini bisa dilakukan lewat berbagai macam bentuk media, seperti lagu dan buku bacaan.
Manager Umum PT Bhuana Ilmu Populer Redemptus Suhartono mengatakan, buku bacaan bisa menjadi media penyampaian pesan dan pendidikan moral yang mudah diterima anak-anak. Selain itu, ketika orangtua membacakan buku ke anaknya bisa lebih menumbuhkan ikatan atau bonding yang kuat di antara keduanya.
”Karakter yang dimunculkan dalam buku bacaan bisa menjadi contoh yang menarik untuk ditiru anak-anak. Jadi, memilih buku bacaan yang tepat dan sesuai dengan kondisi anak menjadi penting untuk dilakukan oleh orangtua,” kata Redemptus saat di sela-sela acara peluncuran buku serial cerita Anak Dendang Kencana di Bentara Budaya Jakarta, Sabtu (27/7/2019).
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program ”Aku Indonesia”. Program ”Aku Indonesia” merupakan hasil inisiasi dari Bentara Budaya Jakarta bersama dengan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Penerbit Bhuana Ilmu Populer. Program ini diselenggarakan sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta anak kepada bangsa Indonesia sejak usia dini.
Dalam kesempatan tersebut, ada tiga buku yang diluncurkan. Judul buku tersebut adalah Sepatu Baru Agam, Mainan Seru Damar, dan Aku Anak Mandiri. Ketiganya merupakan bentuk alih wahana dari lagu-lagu anak pilihan Dendang Kencana.
Selain peluncuran buku serial anak Dendang Kencana, kegiatan tersebut juga dimeriahkan dengan lomba mewarnai dan menggambar untuk siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar.
Ketua Panitia Dendang Kencana Paulina Dinartisti mengemukakan, Dendang Kencana memiliki 20 lagu anak pilihan yang dibuat beberapa guru dari sejumlah wilayah di Indonesia. Setelah itu, berbagai kreasi lain pun dikembangkan dari lagu-lagu yang dihasilkan tersebut.
Pada 2018, Dendang Kencana bersama Universitas Multimedia Nusantara telah menghasilkan animasi karakter dari lagu Dendang Kencana yang sudah ditayangkan di Youtube.
”Kami harap, lewat lagu, buku, dan juga animasi yang kita buat ini dapat lebih membagikan pesan edukasi, kecintaan terhadap budaya membaca, serta tentunya keceriaan bagi anak-anak Nusantara,” katanya.
Direktur Corporate Communication Kompas Gramedia Rusdi Amral menambahkan, kehadiran buku bacaan dan lagu anak-anak ini menjadi angin segar di tengah minimnya lagu anak di Indonesia. Hal itu menyebabkan banyak anak menyanyikan lagu-lagu yang kontennya tidak sesuai dengan usianya.
”Berbagai upaya terus kami lakukan agar semakin banyak konten pendidikan karakter yang dihasilkan. Dengan begitu, proses belajar mengajar di kelas untuk mengembangkan karakter dan moral anak sesuai usianya bisa lebih maksimal,” ujarnya.
Berbagai upaya terus kami lakukan agar semakin banyak konten pendidikan karakter yang dihasilkan. Dengan begitu, proses belajar mengajar di kelas untuk mengembangkan karakter dan moral anak sesuai usianya bisa lebih maksimal.
Menurut Rusdi, Kompas Gramedia telah menginisiasi program Dendang Kencana sejak 1990 bersama pengarang lagu anak seperti AT Mahmud dan Ibu Sud. Program ini diadakan kembali pada 1992. Setelah itu, sejak 1993, Dendang Kencana diadakan setiap tahun hingga terakhir kali diadakan pada 1996.
Barulah pada 2017, Dendang Kencana bergulir kembali menjadi program kepedulian yang lebih utuh lewat kegiatan Lokakarya Cipta Lagu Anak, Lomba Cipta Lagu Anak se-Indonesia, Lokakarya Olah Vokal dan Gerak, serta Lomba Paduan Suara Anak. Rangkaian acara tersebut telah diselenggarakan di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.